Nadine masuk ke dalam kelas. Tak ada orang, seperti biasa. Nadine memang selalu datang paling pagi sejak dulu. Ia duduk di salah satu kursi tempat biasa ia duduk.
Biasanya murid lain akan datang setelah 5 menit Nadine menunggu tapi hari ini ada seseorang yang sudah datang setelah Nadine duduk di kursinya.
Nadine mendengar suara langkah kaki kemudian mengamati pintu untuk melihat siapa yang datang. Ternyata yang masuk adalah...
"Vino?"
Vino menoleh dan mendapati Nadine satu-satunya orang yang ada di kelas jadi pastilah dia yang memanggilnya.
"Lo manggil gue Nad?" tanya Vino memastikan.
"Hah? Gak kok gak, cuma bingung aja kok lo udah dateng?"
"Oh, tadi gue bangunnya kepagian jadi langsung cabut aja ke sekolah"
Vino menaruh tas di kursinya lalu berjalan menuju meja Nadine dan duduk di sampingnya.
"Kayaknya gue lebih suka manggil lo Din deh"
Nadine bicara terbata-bata karena gugup setelah Vino duduk di sampingnya, "E..eh yaa terserah lo aja sih"
"Yang manggil lo 'Din' cuma Sandy doang?"
"Yaa yang udah deket sama gue sih kayak Kenya, Amy juga manggil gue Din" kata Nadine kemudian tersenyum.
"Kalo gitu gue juga manggil lo Din ya"
"Tapi kita kan ga deket"
"Ya udah, mulai sekarang kita deket", kemudian Vino tertawa.
Mungkin bagi Vino itu adalah sebuah lelucon namun 'lelucon' itu membuat Nadine ingin teriak dalam hati sekencang yang ia bisa.
***
Sepulang sekolah, Sandy bermain ke rumah Nadine. Ini adalah yang pertama sejak mereka berantem beberapa waktu yang lalu.
"Gak nyangka deh kita udah kelas dua belas terus kita bakal pisah bentar lagi" kata Sandy.
"Ah iya ya"
"Eh kita ada prom ya nanti?"
"Ada dong"
"Males deh"
Nadine menoleh, "Kenapa emang?"
"Isinya pasti orang pacaran semua deh"
"Iya juga sih"
"Kita nanti ke prom sama siapa ya? Gue bisa sama Evan gak ya?"
"Amin aja, semoga gue juga bisa sama Vino"
"Amin"
Nadine dan Sandy kembali memainkan handphonenya sendiri-sendiri.
"San beli cokelat gih"
"Hah? Buat apaan? Lo mau cokelat? Random amat sih lu, lagi pms yak" tanya Sandy bingung.
"Gue denger-denger Evan suka coklat yang ada kacangnya"
"Kayak silverqueen gitu?"
"Nah iya tuh yang kayak gitu"
"Yuk"
"Kemana?" tanya Nadine yang sekarang bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choices
Teen FictionSulit memang untuk seseorang jika dihadapkan oleh dua pilihan berat, Memilih seseorang yang selalu ia harapkan atau seseorang yang selalu mengharapkannya ketika ia mengharapkan orang lain. [Dedicated this story to @novlmnauw]