"Nadine, Nadine, Nadine!! you need to know gue kemaren pulang sama Evan." kata Sandy semangat saat baru sampai di sekolah dan langsung duduk di samping Nadine.
Nadine tersenyum, "Wah, kemajuan nih."
"Nanti pulsek lo kemana?"
"Gak kemana-mana, kenapa? Mau traktir gue yaaa?"
"Gak apaansih, ge-er lo din"
***
Semua anak membereskan bukunya dan bersiap untuk pulang, termasuk Sandy dan Nadine.
"Jadi kan temenin gue ke toko buku Din?"
"Ya dong, tapi traktir gue dong"
"Traktir apaan?"
"Ya makan apa kek gitu. Kan gue udah bantuin lo kemaren."
"Iya deh iya. Ayo pergi" ajak Sandy lalu pergi diikuti Nadine.
Di parkiran, mereka bertemu dengan Vino.
"Hey, pada mau kemana nih?" tanya Vino.
"Kita mau ke toko buku. Mau ikut Vin?" jawab Nadine.
Sandy yang mendengar ajakan Nadine segera menoleh ke arahnya dan memelototinya. Sandy memberikan tatapan kenapa-lo-ajak?
"Boleh deh, sekalian nyari buku buat latihan UN" jawab Vino, "Perlu gue anterin gak?" lanjutnya.
"Lo gak liat apa kita ini berdua masa kita harus naik motor lo bertiga? Udah gue sama supir gue dan lo sama Nadine. Bye" jawab Sandy ketus lalu pergi meninggalkan Nadine dan Vino.
"Kayaknya dia masih marah sama gue ya"
"E..eh iya kayaknya," jawab Nadine bingung.
Akhirnya Nadine pergi bersama Vino dengan motor ke toko buku yang dituju.
***
Sesuai janji Sandy, setelah dari toko buku, Nadine akan ditraktir oleh Sandy.
"Abis ini kalian mau kemana?" tanya Vino ramah.
"Sandy mau traktir gue makan, Vin" ucap Nadine kepada Vino dan kemudian Nadine menoleh ke Sandy, "Vino ikut ya, San?" tanya Nadine sambil mengedipkan matanya.
"Ya ya ya terserah deh," jawab Sandy acuh tak acuh.
Akhirnya mereka bertiga pergi ke restoran yang agak dekat dengan rumah mereka dan tidak terlalu mahal.
Sesampainya mereka disana, mereka langsung mencari tempat duduk yang nyaman. Nadine duduk di samping Vino yang menghadap ke pintu masuk dan Sandy duduk di hadapan mereka membelakangi pintu masuk.
Mereka memesan makanan masing-masing dan berlanjut dengan keheningan. Paling-paling hanya Nadine dan Vino yang mengobrol singkat. Sandy hanya diam saja sambil menunduk karena tidak mau mengganggu mereka.
Tak berapa lama kemudian, suara pintu masuk terbuka terdengar. Nadine melihat ke arah pintu masuk dan kaget mendapati yang masuk adalah seorang perempuan yang sedang dirangkul oleh seorang laki-laki yang sangat mereka kenal. Nadine langsung memukul tangan Vino pelan dan menyuruhnya melihat ke arah pintu masuk. Vino pun kaget dan langsung menoleh ke Nadine dan mereka memandang satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choices
Teen FictionSulit memang untuk seseorang jika dihadapkan oleh dua pilihan berat, Memilih seseorang yang selalu ia harapkan atau seseorang yang selalu mengharapkannya ketika ia mengharapkan orang lain. [Dedicated this story to @novlmnauw]