Sekarang di sekolah, Sandy lebih sering menghabiskan waktunya dengan Evan. Entah itu di kantin, saat pulang sekolah, dan lainnya.
Seperti saat istirahat hari ini, duduk berdua di meja pojok di kantin. Tidak hanya berdua sih, lebih tepatnya berempat dengan Vino dan Nadine yang duduk di depan mereka. Namun jika Sandy sudah bersama Evan, dunia berasa milik mereka berdua jadi Nadine dan Vino dianggap angin lewat. Sepertinya Vino juga semakin dekat dengan mereka, buktinya hampir setiap hari ia duduk dengan mereka di kantin.
"Kalo udah ada Evan mah kita dikacangin, Vin." bisik Nadine kepada Vino.
Vino tertawa kecil lalu meneguk minumannya yang tinggal sedikit sampai habis.
"Ikut gue yuk, Din! Mau gak?" ajak Vino.
Nadine mengangguk semangat, "Kapan lagi ada kesempatan ngomong berdua sama Vino?" tanyanya dalam hati.
"Gue sama Vino cabut duluan ya!" pamit Nadine.
Seperti yang sudah-sudah, omongan Nadine tidak dihiraukan. Sudah dibilang, dunia hanya milik mereka berdua.
Vino berjalan bersama Nadine ke suatu tempat yang dirasa asing oleh Nadine. Memang sudah 3 tahun Nadine sekolah disini, namun ia jarang lewat di tempat itu. Ternyata, Vino mengajak Nadine menaiki tangga sampai ke lantai yang paling atas. Di lantai atas yang terdiri dari ruang-ruang laboratorium, mereka memasuki ruangan yang ternyata juga merupakan tangga menuju ke...rooftop!
Tanpa Nadine sangka, pemandangan dari situ cukup indah. Banyak murid berlalu lalang, juga terlihat jalanan di luar sekolah yang tampak macet dan gedung-gedung tinggi di sekitar sekolah mereka.
"Wah, keren banget! Lo tau darimana ada tangga ke sini, Vin?" tanya Nadine sambil tetap melihat pemandangan.
"Duduk dulu yuk disitu!" ajak Vino ke kursi yang sepertinya sudah disediakan untuk melihat view dari atas.
Setelah mereka duduk, Vino mulai berbicara.
"Lo tau kan temen-temen gue sukanya bolos pelajaran,"
"Emang lo gak suka bolos?" ejek Nadine memotong pembicaraan Vino.
"Yeh lo ngeremehin gue, emang selama kita sekelas lo pernah ngeliat gue bolos pelajaran?"
Nadine tampak berpikir lalu menggeleng, "Hmmm, gak sih." kata Nadine sambil cengengesan, "Lanjut-lanjut."
"Ya trus pas mereka bolos pelajaran mereka nyari ruangan biar gak ketauan guru eh malah nemuin tangga taunya ke sini trus mereka pernah ngajak gue ke sini gitu."
"Ooh enak deh di sini adem, bagus banget lagi." kata Nadine sambil membiarkan rambutnya yang digerai berantakan terkena angin.
"Iya, tadinya gue mau ngajak Sandy ke sini tapi gak pernah sempet." kata Vino santai.
"Ooh gitu." kata Nadine dengan suara yang sangat lemah karena lagi-lagi mendengar nama Sandy.
"Gue ikut seneng Sandy sekarang bahagia sama Evan." kata Vino.
"I-iya gue juga."
"Sandy lagi, Sandy lagi" ucap Nadine dalam hati.
Tiba-tiba bel tanda selesai istirahat memecah keheningan di antara mereka. Vino bangkit berdiri, "Turun yuk Din, udah bel. Kapan-kapan kita kesini lagi ya, sama Sandy. Kalo bisa."
Nadine mengangguk, "Ayo," jawab Nadine sambil tersenyum.
***
Kriiiiing.....
![](https://img.wattpad.com/cover/70703208-288-k219617.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Choices
Teen FictionSulit memang untuk seseorang jika dihadapkan oleh dua pilihan berat, Memilih seseorang yang selalu ia harapkan atau seseorang yang selalu mengharapkannya ketika ia mengharapkan orang lain. [Dedicated this story to @novlmnauw]