Hari Jumat! Yay for Fri-yay!
Sandy suka hari Jumat karena besok hari sabtu dan itu artinya libur. Ya, walaupun cuma dua hari doang sih.
Sandy berangkat ke sekolah seperti biasa, bedanya hari ini lebih bersemangat.
Pertama, karena hari ini hari Jumat.
Kedua, karena sekarang ia bisa bertemu dengan Evan secara langsung tanpa harus mengamati dari kejauhan seperti dulu.
Sandy masuk ke dalam kelas dan duduk di kursinya. Kursi sebelah Sandy kosong tapi sudah ada tas milik Nadine.
"Ah, mungkin Nadine lagi ke toilet." pikir Sandy dalam hati.
Tak lama kemudian, Nadine masuk ke dalam kelas dengan muka kesal, seperti habis diganggu oleh orang yang tak ia suka.
"Sandy sumpah gue kesel banget," kata Nadine begitu sampai di tempat duduknya.
"Kenapa?" tanya Sandy.
"Jay," jawab Nadine, "Jadi gini,"
Nadine berjalan menuju ke toilet sendirian, maklum, belum ada yang bisa menemaninya ke toilet karena Nadine datang sangat pagi. Saat ia keluar dari toilet, matanya mendapati Jay sedang tebar pesona di kursi kebangsaannya. Tempat ia biasa menggoda cewek-cewek cantik yang pasti lewat jalanan itu karena itu satu-satunya jalanan yang dipakai untuk masuk ke kelas-kelas. Sebenarnya ada satu jalan lagi tapi jalanan itu jarang dilewati karena harus melalui pintu belakang.
Ia membuang muka sambil tetap berjalan lurus, malas melihat Jay. Tiba-tiba ada yang menahan lengannya. Nadine sudah malas memutar balikkan badannya. "Pasti Jay," pikirnya dalam hati.
Ia terpaksa membalikkan badannya dan langsung menyerbu orang yang menahan lengan Nadine dengan amarahnya, "Ngapain sih megang-megang gue, Jay," kata Nadine, "Eh?!"
Ternyata yang menahan lengannya bukanlah Jay.
"Jay? Ini gue cuma mau balikin jam tangan lo. Kayaknya jam lo ketinggalan pas lagi cuci tangan tadi. Punya lo kan?" tanya perempuan yang merupakan teman seangkatannya namun tidak ia kenal secara personal.
"Eh sorry sorry, iya ini punya gue. Makasih ya!" kata Nadine sambil tersenyum menahan malu.
Perempuan itu segera berbalik arah setelah jam tangan itu sudah berada di tangan Nadine.
Nadine segera memakai jam kesayangannya yang hampir saja hilang jika perempuan itu tidak mengembalikannya.
Nadine membalikkan badannya dan langsung menabrak seseorang yang berdiri di depannya.
"Aduh," kata Nadine.
"Mau banget ketemu gue?" kata orang yang sudah Nadine tabrak.
"Suara ini..." kata Nadine dalam hati. Ia segera mendongak dan mendapati ternyata orang yang tadi ia tabrak adalah orang yang tak ingin ia temui.
"Ngapain sih? Sakit tau nih nabrak lo," kata Nadine.
"Apa kabar sweetheart?"
"Kayaknya baru kemaren deh kita ketemu dan seperti yang lo liat, gue baik-baik aja. Lagian panggilan macam apaan tuh sweetheart-sweetheart?" jawab Nadine ketus.
Nadine berniat meninggalkan Jay. Namun, ketika ia melangkah ke kiri tanpa disangka Jay bergerak ke arah yang sama. Nadine bergerak lagi ke kanan, namun lagi-lagi Jay bergerak ke arah yang sama pula.
Nadine mendengus kesal. Ia bergerak ke kiri dan akhirnya ia berhasil berjalan karena Jay tidak bergerak.
Tak lama setelah ia berjalan, ia merasakan ada tangan merangkul bahu sebelah kiri. Ia menoleh ke sebelah kanan dan mendapati muka Jay tepat di sebelahnya. Tanpa disadari, Nadine mengamati Jay cukup lama sampai ia tidak menolak rangkulan tangan Jay. Ia juga tak menyadari banyak pasang mata menyaksikan mereka yang tampak seperti orang pacaran.
![](https://img.wattpad.com/cover/70703208-288-k219617.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Choices
Teen FictionSulit memang untuk seseorang jika dihadapkan oleh dua pilihan berat, Memilih seseorang yang selalu ia harapkan atau seseorang yang selalu mengharapkannya ketika ia mengharapkan orang lain. [Dedicated this story to @novlmnauw]