21

36 8 0
                                    

Nadine menutup pintu kamar dan melihat Sandy yang sedang belajar dan Nasya yang sedang memainkan handphone-nya.

"Ngapain aja tuh si jijay?" tanya Sandy.

"Nyebelin deh dia maksa-maksa gue buat ke prom bareng dia." gerutu Nadine.

Nasya yang tadinya sibuk memainkan handphone-nya terlihat tertarik dengan pembicaraan ini.

"Trus lo mau?" tanya Nasya penasaran.

"Ya dia maksa jadi gue terima aja, gak enak juga dia udah ngasih gue ini nih." kata Nadine sambil mengangkat paper bag yang diberikan Jay.

"Apaan tuh? Liat dong." tanya Sandy semangat.

Berbeda dengan Sandy, Nasya malah diam di tempatnya. Mungkin merasa iri. Ia juga teringat saat Jay memberikan sebuah kalung untuknya.

"Dia bilang katanya gak pernah ngasih barang ke cewek seniat ini." sambung Nadine.

"Bohong." refleks Nasya berbicara.

Nadine pun menoleh ke arah Nasya dan mengangkat sebelah alisnya.

"Bohong?" tanya Nadine bingung.

"E –eh itu maksud gue kan Jay suka godain cewek kan jadi mana mungkin dia gak pernah ngasih hadiah ke cewek lain gitu." jawab Nasya beralasan.

"Ooh, iya sih tadi gue juga mikir gitu."

"Anyway ini dressnya keren banget loh," kata Sandy berusaha mengalihkan pembicaraan, "warna navy lagi."

Deg.

Navy adalah warna kesukaan Nasya dan Jay tahu itu.

"Iya nih padahal gue gak terlalu suka navy," kata Nadine, "kalo gak salah lo suka warna ini kan ya Sya?"

"E –eh iya gue suka warna navy." jawab Nasya.

"Padahal gue berharap Vino yang bakal nemenin gue ke prom." kata Nadine, lalu ia menghela napas.

"Vino?" tanya Nasya.

"Iya, Vino yang temennya Evan." jawab Sandy.

"Evan?" tanya Nasya. Lagi.

"HAHAHA gue lupa ngasih tau lo Sya." jawab Sandy, "jadi gue tuh, apa ya, bisa dibilang suka sama seseorang yang namanya Evan sejak kelas 1 SMA sampe sekarang,"

"Wow." timpal Nasya.

"Tapi gue seneng karena sekarang gue sama dia udah deket dan kita bakal ke prom bareng." kata Sandy sambil tersenyum lebar.

"Akhirnya ada yang mau sama lo ya, San." kata Nasya diikuti gelak tawa Sandy yang menguasai isi ruangan.

"Trus Vino siapa?" tanya Nasya. Lagi dan lagi.

"Vino itu– Nadine aja deh yang ngejelasin."

Nadine tertawa, lalu berkata, "Jadi Vino itu sahabatnya Evan. Menurut gue ya, dia itu cool, beda sama Evan yang banyak omong. Ya emang sih Vino gak se-ganteng Evan, tapi percaya sama gue, Vino juga ganteng kok. Ok, balik lagi ke topik. Jadi, gue suka sama dia tapi baru pas kelas 11 aja karena gue sering liat dia bareng sama Evan. Tapi gue gak pernah ngomong ke Sandy."

"Nah iya gi–"

"Belom selesai gue, San," potong Nadine yang diikuti suara tawa Nasya, "Dulu waktu awal masuk kelas 12, Vino sempet mau ngedeketin Sandy gitu deh trus gue marah kan sama Sandy trus Sandy tau dari temen gue yang lain kalo gue suka sama Vino trus mulai saat itu dia tau. Iya kan, San?"

ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang