Sabtu pagi, langganan Nadine untuk bangun siang. Seperti hari ini, Nadine baru bangun padahal jam sudah membentuk 180° ke arah utara. Itu artinya jam sudah menunjukkan pukul 12 siang.
Ia ingin masuk ke dalam kamar mandi namun seketika hpnya berbunyi. Ternyata ada pesan masuk dari Vino.
Din bisa ketemu sekarang? Cafe deket sekolah ya, jam 1 siang!
Nadine segera mandi setelah membaca pesan itu tanpa membalas pesan dari Vino terlebih dahulu.
***
Pagi ini Vino ada janji berkumpul bersama teman-temannya di kafe langganan mereka. Sudah lama mereka tidak kumpul-kumpul bareng.
Vino masuk ke dalam kafe dan mendapati teman-temannya sudah berkumpul. Namun tampaknya Evan belum datang, biasanya dia datang paling telat bersama Rafi.
"Eh Vin, tumben boleh ikut ngumpul," kata Jay.
"Iya, nyokap gue lagi ke luar kota," jawab Vino santai.
Tak lama kemudian, Evan dan Rafi memasuki kafe itu.
"Woi! Lama banget lo datengnya?" tanya Jay.
"Yang udah punya pacar mah bebas," kata Rafi menyombongkan status 'punya pacar'nya kepada teman-temannya.
Rafi juga merupakan salah satu sobat karib Evan. Mereka kerap kali bermain basket bersama dan bermain game bersama. Rafi juga sudah memiliki pacar bernama Mela.
Dari sekian banyak teman Evan, Rafi lah satu-satunya yang sudah serius memiliki pacar. Kebanyakan dari mereka hanya 'modus' dan tidak serius untuk menjalani suatu komitmen.
"Cie elah Evan yang udah bisa dapetin Sandy," kata salah satu dari teman mereka, James.
Vino sedikit tersentak mendengar nama Sandy.
"Yoi lah, eh lo belom ngasih jatah gue kambing! Sesuai perjanjian dong!" tegur Evan kepada James.
"Jatah? Jatah apaan ya?" tanya Vino dalam hatinya.
"Iya Jems, kan perjanjiannya kalo Evan bisa dapetin Sandy masing-masing ngasih cepe," kata Rafi.
"Gue bakal kasih lo lima ratus ribu," kata James tiba-tiba,"tapi kalo lo bisa ngajak Sandy ke prom nanti!"
Evan sedikit tersentak namun ia tersenyum, "Gitu doang? Itu mah gampang!"
Tanpa ada yang menyadari, tangan Vino seketika mengepal karena kesal. Lalu, ia bangkit berdiri dari tempat duduknya.
"Gue duluan ya, mau nganterin nyokap gue," pamit Vino lalu pergi keluar dari kafe. Awalnya, kepergian Vino kurang dihiraukan oleh teman-temannya. Namun, semuanya langsung memusatkan perhatiannya ketika Jay berkata,
"Bukannya tadi Vino bilang nyokapnya lagi ke luar kota ya?"
Di luar kafe, Vino berjalan menuju motornya dan mengirim pesan ke Nadine.
Din bisa ketemu sekarang? Cafe deket sekolah ya, jam 1 siang!
***
"Kalo Sandy udah gak suka Evan, gue bunuh dah tuh orang," kata Nadine kepada Vino yang duduk di hadapannya. Vino baru saja selesai menceritakan tentang pembicaraan yang tadi pagi ia dengar. Tentang Sandy yang dijadikan bahan taruhan. Kenapa juga harus Sandy? Nadine dan Vino menempati salah satu meja yang berada di sebuah kafe yang sudah ditentukan Vino.

KAMU SEDANG MEMBACA
Choices
Fiksi RemajaSulit memang untuk seseorang jika dihadapkan oleh dua pilihan berat, Memilih seseorang yang selalu ia harapkan atau seseorang yang selalu mengharapkannya ketika ia mengharapkan orang lain. [Dedicated this story to @novlmnauw]