4 - Scarlet

72 16 10
                                    

Entah kemana Hellena kini.

Tadi Hellena dipanggil sama Bu Lucy, nggak tahu buat apa. "Urusan penting, jadi gak usah kepo," kata Bu Lucy pongah ke gue.

Cih, dasar bu guru sombong. Guru IPA Fisika sekaligus IPS Ekonomi ini emang nyebelin abis. Dia barusan lulus dari kuliah, jadi umurnya masih muda banget. Wajahnya juga menunjukkan ia "baru" masuk tahap dewasa. Umurnya mungkin ... dua puluh tiga. Jadi dia ngerti banget deh apa yang sering diomongin sama anak-anak SMA gitu. Singkat kata, dia sebenernya bisa nyambung banget sama kami. Hanya gara-gara dia pongah luar biasa dan keliatan jelas nggak mau mencoba mengenal kami, nggak ada yang menyukainya. Padahal kalo dia baik, kayaknya dia bakal dikecengi oleh para senior di sekolah kami. Tapi gara-gara resenya nggak tanggung-tanggung, jadinya nggak ada yang ngecengin dia deh. Haiii, kami ini paling jauh hanya beda lima atau tujuh tahun dari lo!

Omong-omong, kok ruang OSIS gak ada hebohnya sama sekali?

Gue melirik jam tangan gue. Waduh, setengah jam lagi udah bel lagi nih. Kayaknya jam istirahat gue bakalan habis nih gara-gara nyari Hellena. Tadi nggak sengaja gue ngelewatin ruang OSIS. Di dalem gelep, isinya hanya anak-anak OSIS yang lama dan yang baru. Semuanya kayak luntang-lantung gitu. Kakak gue yang kedua, Nojiko, yang merupakan salah satu anggota OSIS baru, juga kayak orang mati gaya. Pokoknya semuanya pada kelihatan kacau. Di kursi yang terletak di tengah ruangan dengan meja kokoh di depannya, duduklah Ketua OSIS yang lama. Yap, si Chuck. Si Chuck terlihat seperti cacing kepanasan. Dan calon ketua OSIS yang baru, alias si Vivi kok nggak kelihatan di aula sih? Gue melirik ke seluruh ruangan lewat kaca di pintu.

Aneh. Kemana si Vivi? Kok gak keto?

Weleh weleh, jangan bilang kalo dia lupa dirinya mau dilantik!

Yah kalo gue jadi Vivi, gue gak bakal lupa. Gue bingung si Vivi malah kesal dipilih jadi Ketua OSIS. Apa dia nggak tau kalo adik kembarnya yang kedua ini ngarep abis dengan jabatan itu?

Wait...have I introduce myself? No? Okay, well, I will explain it. Nama gue Scarlet Suwanda. Gue adalah anak ketiga di keluarga kami. Fakta lucu mengenai kami, kami kembar. Kedengarannya biasa-biasa aja, tapi kami kembar empat. Hoahahaha....keren kan?!

Tapi, meski kami kembar empat, bukan artinya kami berempat sifatnya mirip-mirip. Yang bener aja! Kayaknya kami bisa memecahkan rekor sebagai anak kembar paling nggak identik sedunia. Mulai dari nama aja, kami semua nggak ada yang namanya mirip satu sama lain. Lalu, fisik. Hobi. Sifat. Sikap. Kecerdasan. Aduh, beda semua deh. Yang rada mirip hanya mukanya aja. Dan meski kami kembar, kami nggak selalu akur kok.

Gue akur dengan dengan ketiga saudari kembar gue, tapi sejak gue dan Vivi satu kamar, kami jadi lebih akrab dibandingkan sebelumnya. Setahun sebelum masuk SMA, kami hanya bagaikan bertiga : Nojiko, Hellena, dan gue. Vivi lebih asyik di dunianya sendiri, dan gue tau dia PDKT-in satu cowok yang dia suka. Hebatnya, dari awal 'acara' PDKTnya si Vivi, sepertinya gebetannya itu sudah sangat tertarik dengan cewek itu. Gimana gak? Vivi waktu itu hanya mengucapkan "Happy Belated Birthday" pada cowok itu dan setelah itu cowok itu terus yang mengontak Vivi. Tentu saja, Vivi bagaikan berada di awang-awang karenanya.

Lalu beberapa bulan terakhir ini, Hellena seperti tidak punya 'kawan' tetap. Gue dan Vivi sangat sering menghabiskan waktu bersama, meski kini hampir tiap wiken gue gak bareng dia karena biasanya Vivi pergi pacaran sama cowoknya, Alvaro. Tapi seenggaknya, selama wikdeys gue sama Vivi. Nojiko anteng-anteng aja, tapi jelas dia lebih akur dengan Vivi dan gue. Dia dan Hellena lebih banyak bertengkar, karena mereka emang gak terlalu cocok. Gue justru yang paling bisa memahami sikap aneh dan kekanak-kanakan Hellena, gak seperti Vivi yang sangat emosional dengan sarkatisme Hellena, atau Nojiko yang gak pernah cocok atau sependapat dengan Hellena.

The Curse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang