8 - Nojiko

108 19 24
                                    

Entah Hellena mimpi apa tadi malam.

Vivi dan Scarlet sudah bangun duluan ketika gue bangun. Vivi masih sarapan, tapi Scarlet sudah mandi. Hellena masih tidur. Karena kecacatan mentalnya, tentu saja, dia sudah tidak dapat bersekolah.

Gue sedih melihat keadaan Hellena, begitu muram tanpa pengharapan. Fakta yang ingin membuat gue menangis adalah bahwa Hellena tidak akan punya keluarga sendiri. Bagaimana hidupnya nanti? Misal nanti Vivi merit sama Alvaro (cieeee :p), nanti gue sama (siapa ya? Jangan bilang Orlando!) entahlah siapa, dan nanti Scarlet mungkin merit sama komputer yang udah jadi pendamping hidupnya itu, siapa yang bakal mengasuhnya? Kedua orangtua gue? Nggak bisa!

Memang, di antara kami semua, Vivi-lah yang paling bisa diandalkan. Tapi masalahnya gue tau rencana besar Vivi sejak ia menginjak usia empat belas. Rencana besar Vivi adalah, dia ingin menjadi model ketika umurnya menginjak delapan belas tahun nanti. Alvaro bilang, kalo mereka sampe umur segitu masih pacaran, ya, Alvaro akan mendukung Vivi 100%. Sumpah, pacar Vivi itu emang setia dan romantis banget. Heran, ternyata seorang preman yang punya aura yang nyeremin banget itu bisa setia dan romantis lho...

Tapi Vivi emang sudah dikenal di beberapa majalah remaja sebagai "Ratu Kecantikan" sih. Jadi kalo dia mau jadi model, pasti gampang baginya. Vivi didaftarkan pertama kali menjadi "Ratu Kecantikan" di majalah Beauty saat usianya tujuh, dan Vivi Langsung juara satu. Sejak itu, tiap libur Natal atau libur kenaikan kelas,Vivi dipanggil biar jadi model majalah tersebut. Makin tahun, makin cantik aja si Vivi, dan ketika ia menginjak usia 15 tahun kemarin, Vivi punya fanpage di FB! Yang bikin itu fans fanatiknya Vivi. Ampun dah(-___-")!

Sekarang udah banyak fanpage-fanpage tentang Vivi di FB. Oh ya, kalo elo penggemarnya Vivi, silahkan like fanpagenya si Vivi di FB. Jadi yah, kalo dia mau masuk ke jurusan model, gue yakin itu gak susah buat dia. Yah, pokoknya udah jelaslah, si Vivi masa depannya tuh cerah, nggak madesu. Gak kayak gue.

Yah, tapi hidup Vivi emang perfect sih. Apapun yang dalam dirinya, perfect. Itulah kenapa sebelum Hellena gak normal, Hellena jadi iri banget sama Vivi. Yah, bagaimana nggak? Vivi punya rambut coklat keemasan ikal yang terurai lembut di punggungnya. Kulitnya putih cemerlang bak orang bule, tidak ada satupun jerawat dan komedo menempel pada wajahnya, padahal dia tidak perawatan. Bahkan dia punya satu bakat lain : dia cukup pandai mengarang.

Yup, suatu hari elo harus lihat hasil karangannya. Guru Bahasa Indonesia di sekolah gue (yang omong-omong, terkenal banget sangat malas memuji orang dan sangat malas menorehkan angka antara 80-100 di kertas ulangan siswa-siswi disini) saja sampai bengong melihat kemampuan mengarangnya. Untuk anak-anak seumuran kami, kualitas karangannya memang sudah sangat jauh di atas rata-rata. "Wah, ini mah kamu bakal ngebalap J.K. Rowling ntar lagi!" kata guru gue sambil berdecak-decak.

Oke, komennya mungkin emang rada-rada berlebihan, tapi kayaknya ada benernya juga. Dan sialnya, gue nggak pinter ngarang. Kalau karangan gue kacau, gue yang celaka setengah mampus. Pasti guru Bahasa Indonesia gue bakal Langsung bilang, "Kakak kembarmu kan pinter ngarang, kok kamu nggak?" Nah kalo udah gitu gue ngumpet di selokan aja deh.

Vivi juga punya pacar yang sangat....perfect. Cakep, meski gak terlalu pandai, dia setia banget dan sayang banget sama ceweknya. Yah gimana nggak, dia rela babak belur demi cewek yang disayanginya, nggak pernah parno sama cowok-cowok yang temenan sama Vivi, gak pernah cemburuan, dan selalu menolak mantannya, Paula, yang beberapa kali mengajak Alvaro balikan.

Singkat kata, gue iri Vivi punya cowok sebaik Alvaro.

Kekurangan Vivi hanya satu, dia tidak pandai. Dia pernah mati-matian belajar Matematika karena ingin menyenangkan kedua orang tua kami. Sialannya, meski sudah sampai tengah malam belajar, ia tetap gagal.

The Curse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang