29 || Bara, Ardan, Fabi, Zeo

30.3K 1.6K 113
                                    


BARA, ARDAN, FABI, ZEO

***

[Author POV]

Bara baru saja pulang dari perjalanan dinas-nya. Pekerjaannya sebagai Dokter Jantung membuatnya mendapat tawaran kerja diluar kota yang bayarannya cukup besar, apalagi jika ke desa-desa, pasti Bara mendapat uang yang bisa ia tabung.

Hari ini Bara harus ke bandara untuk mengantar sang Ayah yang ingin pergi ke Malaysia untuk dua hari satu malam, Ayah Bara sedang ada urusan mendadak yang harus diselesaikan di Malaysia.

Umur Bara sekarang sudah menginjak 24 tahun. Bara menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas hanya dengan dua tahun saja, ia mengikuti kelas akselerasi membuatnya bisa menjadi dokter muda disalah satu rumah sakit yang lumayan terkenal di Jakarta.

Ayah Bara merangkul putra satu-satunya itu. "Ayah balik, semuanya harus udah beres yah? Tinggal nunggu kamu laksanain ijab qabul sama resepsinya aja,"

Bara tersenyum saja, "Iya deh Yah, Bara usahain bisa, soalnya ini juga udah hampir beres kok Yah.."

"Kamu minta cuti sebelum nikah selama seminggu dong, biar ada persiapan yang matang buat acara pernikahan kamu nanti, masa kamu mau nikah disuruh kerja juga, ini tinggal beberapa minggu lagi nikah, kamu malah disuruh perjalanan dinas ke desa-desa,"

Bara hanya tertawa kecil, "Itu namanya profesionalitas Yah, Bara itu nggak bisa lari dari tanggung jawab.."

"Tapi jangan lupain masalah pribadi kamu juga dong Bara, kamu kan mau nikah, nikah itu sekali seumur hidup kamu loh, jadi usahain yang terbaik dari kamu," ujar Ayah Bara dengan pelan.

Bara menyengir, "Iya Yah, pokoknya pulang dari Malay bawain oleh-oleh buat Bara ya.."

"Bawain apa? Gantungan kunci? Kaos? Jam tangan? Sepatu?"

"Ayah.. bawain yang keren dikitlah, masa gantungan kunci.."

Ayah Bara tertawa, "Jadi mau kamu apa? Nanti kalo sempet Ayah beliin deh.."

"Parfume aja deh Yah,"

"Ke Malay masa beli parfum sih Bar? Kalo Ayah ke Eropa baru deh kamu minta parfum,"

"Ya nggak apa-apa kan Bara minta parfume?"

"Ya nggak masalah sih, cuman kalo bisa yang lain aja gitu,"

"Apaan?"

"Minta sunglass gitu,"

"Ah Ayah ngaco.."

Ayah Bara tertawa lagi. "Nah yaudah, makasih yah udah nganter Ayah, bilangin sama Mami jaga diri, dan kamu juga jaga Bonbon sama Mami kamu yah.."

"Iya Ayah, siap!"

"Ayah harus pulang dengan selamat! Masa anaknya mau nikah, Ayah malah ada urusan ke Malaysia sih?!"

"Yah namanya juga orang penting Bar,"

"Iya deh Ayah orang penting, yaudah sana masuk!"

"Jadi kamu ngusir Ayah nih?"

"Bukan sih, tapi Ayah telat banget untuk check in,"

"Ohiya sampe lupa, kamu sih ngajak ayah curhat-curhatan,"

"Lah sejak kapan? Ayah duluan kok.."

"Hmm yaudah Ayah masuk. Goodbye Bara!"

Bara mengangguk sembari melambaikan tangannya kepada sang Ayah. Bara tersenyum menatap Ayah-nya yang berjalan memasuki bandara. Ia menunggu sampai pria paruh baya itu hilang ditelan krumunan orang yang berada dibandara.

BonbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang