6 || Ciuman Kampred

48.3K 2.3K 31
                                    


CIUMAN KAMPRED

***

[Author POV]

Bara sedang mengendarai mobil nya, ia sedang menuju perjalanan pulang. Bara merasa bersalah karna ia harus mengikut sertakan Bonbon dalam masalah 3 pemuda berandalan anak SMA Flamboyan itu.

Ting!

Bara cepat plg, Bonbon nangis krn kamu
-mami

Bara membaca pesan teks yang tertera diponsel nya. Ia makin menambah kecepatan mobil nya. Bara tau, Bonbon tidak mau menjadi babu, terlebih lagi untuk tiga curut anak berandalan itu.

Bara membelokkan mobil nya ke halaman rumah nya. Ia telah sampai. Ia mematikan mesin mobil nya.

Bara keluar dengan membawa tas nya dan langsung mendorong pintu.

"Yaudah Tant, Bonbon pulang dulu.." pamit suara Bonbon, Bonbon hanya melewati Bara dengan tenang tanpa ocehan sedikit pun.

Bara melirik Bonbon sampai keluar. Wajah Bonbon terlihat jelek, air mata berlinang dimana-mana dan rambut nya acak-acakan melebih tarzan yang ada dihutan.

Bara tersenyum melihat Mami nya.

"Kok telat sih, kan biasa nya kamu udah pulang dari setengah jam yang lalu." tegur Mami nya janggal.

Bara menggeleng saja. "Yakan ini nggak biasa, tadi sempat ngobrol sama Dokter Zaki juga.." kilah Bara santai.

"Ayah mana?" tanya Bara bingung.

"Dia tadi siang mendadak pergi ke Thailand, ada client disana." kata Mami nya sambil duduk.

Bara ikut duduk juga, ia melepaskan sepatu kerja nya diruang keluarga.

"Itu kenapa Bonbon sampe nangis gitu?" tanya Mami nya tak percaya.

"Mana Mami ngira dia hamil anak kamu lagi." sambung Mami nya membuat Bara mendengus. Ia nggak mungkin seliar itu juga kalik.

Bara mendengus. "Dia harus jadi babu temen-temen nya Mih." kata Bara jujur.

Mami nya menautkan alis. "Si tiga curut ganteng?" tanya Mami nya bingung.

Bara mengangguk. "Kok Mami tau?"

"Bonbon yang nyeritain tadi, dia nggak mau loh Bara. Kata nya takut karna temen nya yang berandalan itu terkenal suka mesum." ucap Mami nya cepat.

Bara dengan takut melirik Mami nya. Ia tak percaya mendengar perkataan Mami nya tentang 'mesum' itu.

"Awas loh Bara, Bonbon kan perempuan.." nasehat Mami nya lagi.

Bara mengangguk mengerti. "Iya nanti Bara usahain bisa jagain Bonbon. Yaudah Bara naik dulu ke atas." pamit Bara cepat, ia meninggalkan sepatu serta kunci mobil nya diruang keluarga itu.

"Bara sepatu nyaaa!" jerit Mami nya sebal. Kebiasaan deh.

***

Bara menghela nafas capek, ia masuk ke kamar nya. Dengan perlahan ia membuka kemeja nya. Ia perlu mandi. Hari ini hari yang paling melelahkan.

"Huee.. Tiga curut itu resek lagi. Apalagi Vano! Mana udah nyium pipi gue lagi, untung nggak bibir!" maki suara Bonbon terdengar ditelinga Bara.

Bara mengintip dari celah horden nya, ada Bonbon sedang mencoret-coret sesuatu. Ia duduk diranjang nya sambil menangis. Tumben?

"Untung bibir gue masih perawan!"

Bara tertawa kecil, ada gitu bibir perawan? Tubuh kali yang perawan. Dasar Bonbon oon!

BonbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang