KONDANGAN BONBON***
[Author POV]
Ada lima orang pria berpakaian jas bewarna hitam senada dengan dasi kupu-kupu yang menghiasi leher mereka. Mereka berada didepan sebuah gedung hotel berbintang. Mereka berdiri dengan melirik satu sama lain. Banyak orang yang lalu lalang disekitar mereka. Disekitar wilayah hotel itu terdapat banyak papan bunga suka cita.
Mereka berlima adalah sahabat-sahabat Bonbon. Ada Fabio yang memegang sebuket bunga mawar merah yang sungguh harum dan berdiameter seratus centi meter serta permen lolipop berbagai warna serta rasa disebuah tempat yang teramat besar. Ada Ardan yang membawa cokelat berbagai merk mahal didalam kado besar seukuran kulkas dua pintu dengan bungkus kado bewarna silver.
Lalu ada Zeo yang membawa satu kotak perhiasan ditangannya dengan balutan mutiara yang mewah. Ada Vano yang baru pulang dari Swiss menyelesaikan suatu urusan bisnisnya membawa sebuah voucher liburan ke Phuket, lalu ada beberapa case iphone untuk Bonbon. Dan ada Revin yang baru kuliah ditahun ini membawa banyak pasang sepatu converse couple untuk Bonbon dan juga Bara dengan berbagai motif cantik.
Vano yang kini tengah kembali ke Indonesia dan menjadi seorang pebisnis tak sengaja bertemu dengan Ardan, sehingga mereka kembali bersatu, walaupun mereka awalnya kurang bersahabat, tetapi mereka memustuskan untuk berdamai.
Revin diberitahu kabar bahwa Bonbon akan menikah oleh Fabio, sehingga mereka berlima memutuskan menghadiri pesta itu bersama-sama. Pesta itu akan dibuka mulai jam 11 siang nanti. Tetapi mereka sudah hadir jam 7 pagi.
Vano tidak menyimpan dendam kepada Bonbon. Bagaiamanapun juga, jodoh sudah ada yang mengatur. Namun Vano merasa ada yang ganjal karna melihat Bonbon bahagia bersama oranglain dan bukan dirinya.
"Kita masuk?" celetuk Zeo dengan pelan.
Fabio mengangguk. Lalu ia duluan yang memasuki pintu utama hotel tersebut. Disebelah kanannya ada Zeo dan Ardan, lalu disebelah kirinya ada Vano dan Revin. Mereka masuk menggunakan formasi ala boyband-boyband.
Kaki Fabi menginjakkan ballroom hotel yang masih sepi dan hanya ada beberapa tamu serta keluarga dekat sang mempelai.
Fabio berhenti melangkah mengitari matanya ke seluruh penjuru ballroom hotel besar ini. Nuansa pernikahan ini sangat indah nan mewah, karna menggunakan warna silver dan juga emas. Ardan yang terlihat cuek dan malas malah memutarkan matanya melihat tema pernikahan Bonbon. Maklum selera Ardan itu rendahan, jadi jikalau ia melihat yang mewah, otaknya berhenti berpikir.
Mama Bonbon tak sengaja melewati mereka berlima, otaknya berputar mengingat sesuatu, lalu ia berhenti berjalan, dan menghampiri Fabio. Mama Bonbon tersenyum ramah, ditangannya ada beberapa perlengkapan make-up.
"Eh kalian udah dateng?" tanyanya sopan kepada Fabi yang menjulang tinggi didepannya. Wajahnya berbinar menatap lima cogan bertebaran dihadapannya itu.
Fabi mengangguk sembari tersenyum. "Iya Tante.. Bonbon nya mana ya Tant?"
Mama Bonbon langsung tersenyum senang. "Bonbon nya ada diruang makeup tuh, dia pucat banget, ketakutan gitu.. hibur gih.." ujar Mamanya tertawa sendiri.
"Dimana ruang make-upnya Tant?" tanya Vano cepat.
"Disana tuh.." jari Mama Bonbon mengarah kepintu kecil diujung ballroom ini.
Fabi menunduk ramah. "Kami kesana dulu ya Tant.." pamitnya sopan.
Mama Bonbon mengangguk, lalu ia pergi keluar dari ballroom entah kemana. Lalu kelima pria itu segera berjalan kepintu yang ditunjuk Mama Bonbon tadi. Mencoba tegar menghadapi sang pujaan hati yang mau kawin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bonbon
RomanceLu pernah ngayal nggak sih tentang hidup dikelilingi cogan? Pasti pernah dong. Sama kayak Bonbon. Nih anak gadis demen banget ngayal dikelilingi cogan, hayalannya tercapai sih tapi dia justru jadi pembokat para cogan berotak mesum dan berstatus jomb...