13 || Kagak Murahan

35.9K 1.9K 43
                                    


KAGAK MURAHAN

***

[Bara POV]

Aku baru saja keluar dari bandara, aku sedang berjalan menuju parkir inap bandara sembari menarik koper yang ku bawa.

Aku lupa mengambil botol minum kesayangan Mami. Ck, benda itu pasti ada dikursi penumpang pesawat. Ah sudahlah, Mami akan mengerti itu.

BRUK!

"Hei, maaf.." pinta ku melihat seorang wanita berpakaian jas Dokter sedang mengambil majalah kesehatan dan kunci mobil milik nya.

Dia mendongak sambil tersenyum. "Iya nggak papa.." jawab nya ramah.

Lalu ia menatap wajah ku lama. Ada masalah?

"Kayak pernah kenal deh, kamu mirip sama Bara, anak SMA Bratawijaya." ujar nya sambil menggaruk kening nya.

Aku tertawa kecil. "Benar, aku Bara. Dan kamu? Kamu kenal dengan ku?" tanya ku tak percaya.

"Ohh.. aku Gita, si cewek kutu buku penjaga perpus." jawab nya terlihat gugup. Ada semurat merah dipipi nya.

"Perpus SMA Brata?" tanya ku memastikan. Jujur, aku jarang berkunjung ke perpus. Paling sering ke pojokan kantin. Mantan anak berandal. Seperti Vano.

Ahya, apa kabar bocah itu?! Bonbon belum cerita apa-apa lagi semenjak insiden mengerikan di restoran tempo hari.

"Iya." jawab Gita membuat ku melihat nya. Aku sempat menghiraukan nya tadi.

"Mm, jadi kamu jadi Dokter?" tanya ku basa-basi. Dia teman lama ku juga.

"Iya, aku Dokter Gigi. Kamu kerja apa sekarang?" balas nya meremas kunci mobil yang ada digenggaman nya. Kenapa?

"Aku juga Dokter, tapi Dokter Spesialis Jantung." jawab ku santai.

"Ih kamu hebat, aku nggak nyangka kamu jadi Dokter.." puji nya terlihat gereget dengan jawaban ku tadi.

"Haha, aku juga begitu.." kata ku ramah.

Nggak mungkin aku langsung ninggalin ini cewek kan? Dia teman lama aku loh. Dan keliatan nya dia pernah menyimpan rasa sama aku. Iya dong, aku kan ganteng. Si Bonbon aja sampe tergila-gila.

"Ohya, mau minum kopi? Udah lama kita nggak ketemu kan.." ajak ku masih tenang. Masih ada waktu setengah jam lagi untuk ke sekolah Bonbon.

Hari ini aku sudah janji akan menjemput nya pulang nanti, karna Mama nya tiba-tiba menghilang, jadi si Bonbon sedih deh. Gimana aku nggak khawatir?

Kemarin, cuman gara-gara dia nolak Vano, sampe mogok makan. Apalagi nggak ada Mama nya. Bisa puasa sebulan tuh anak.

"Hmm, kamu ngajak aku?" tanya Gita menunjuk wajah nya. Ternyata virus Bonbon luar biasa, sampai menyebar ke Gita.

"Iya, emang aku ngajak siapa lagi?" tanya ku pelan. Kalo Bonbon udah aku bentak deh. Sebener nya nggak tega, cuman karna dia udah kebiasaan, jadi ya nggak papa.

"Mm, ya udah.. aku mau, caffe mana?" tanya nya terlihat salah tingkah, ia meggaruk pipi nya terus sedari tadi. Seakan tidak percaya apa yang terjadi.

"Choco Caffe aja, daerah sini juga. Kita satu mobil atau beda mobil?" tanya ku bingung.

"Satu aja yah, ini kunci mobil nya abang aku." jawab nya cepat sambil mengangguk-angguk setuju.

Aku hanya tersenyum tipis. "Ya udah, naik mobil aku aja." ajak ku santai.

"Eh? Beneran?"

"Iya.."

"Oh, o-oke.."

***

BonbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang