12 || Menyleding Curuts

38.4K 2.1K 107
                                    


MENYLEDING CURUTS

***

[Bonbon POV]

Aku menghela nafas melihat Ardan sama Fabio yang berebutan saus sama kecap. Mereka mesen bakso dan rebutan. Aku butuh kecap, tapi benda itu digenggam erat sama Ardan yang berusaha menjauh dari pelukan Fabio.

Baru nyadar, mereka homo. Cukup tau.

"Udah deh, lo berdua kayak anak kecil banget!" gerutu ku sebal. Kapan makan nya cobak? Jam istirahat kan paling cuman 30 menit doang.

"Siniin kecap nya!"

"Saus nya dulu nyet!"

"Eh kampret! Dimana-mana itu kecap dulu baru saus!"

"Gue mau saus dulu!"

"Siniin kecap nya!"

"Saus nya dulu!"

"KECAP!"

"SAUS!"

"Nih gue ada cuka, ada yang mau?" celetuk Zeo membuat ku tertawa. Duo curut ini menghentikan pergulatan mereka untuk saus dan kecap.

"Lo minum deh tuh cuka sampe abis!" suruh Fabio sengit.

Aku berdiri, berjalan ke meja sebelah dan mengambil saus serta kecap yang masih penuh.

Aku kembali dan menaburkan kecap serta saus ke dalam bakso ku. Saat nya makan! Nunggu saus sama kecap khusus meja makan ini. Ampe kiamat juga nggak bakal makan.

DRUK!

"Ahahah.."

"Hahahah!"

"Ada gitu anak berandal jatuh!"

"Mampus lo!"

"Hahahahahah!"

Aku tertawa juga melihat Ardan dan Fabio jatuh bersamaan dibawah. Kasihan sekali mereka. Cuman karna dua benda keramat itu.

"Kasihan yah mereka?" celetuk Zeo melas, tapi ia hanya duduk santai tanpa membantu Ardan ataupun Fabio.

"Yodah, kalo kasihan bantu!" suruh ku kesal. Nggak punya hati yah nih anak? Apaan, padahal kan aku juga.

"Elu sih, gue jadi jatuh!"

"Elo kalik yang gede banget, maka nya jatuh."

"Lo meluk gue odong!"

"Ih jijik banget meluk lo, berasa gue homo banget gitu.."

"Yang ada gue yang jijik, dipeluk sama seorang gay."

"Anjir, gue normal. Lo kalik yang suka sama Zeo."

"Najong sumpah! Lo pikir gue cowok apaan? Gelik banget ah!"

"Ck.. ngaku aja lah sob, jujur itu menyakitkan!"

"Fitnah itu lebih keji nyet!"

"Hai Bon, boleh gabung?"

Semua terdiam, hanya aku, Ardan, Fabio sama Zeo yang membeku. Anak lain tetap aja makan. Kecuali ada gempa atau banjir gitu. Baru mereka semua pergi.

Tiba-tiba saja Revin datang dan membuat suasana hening. Adek kelas ini nyasar yak?

"Boleh aja.." ucap ku santai. Dia baik kok.

"Oke, gue beli makan dulu." kata nya pergi menuju warung Pak Maman.

"VANO SEKOLAH LAGI?!" pekik Zeo ala-ala cewek ketemu cogan.

"Kan gue bilang apa, tuh cowok mirip banget sama Vano!" kata Fabio sok tau. Emang sih.

BonbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang