DISANGKA ENA-ENA***
[Bonbon POV]
Karna insiden tadi pagi, aku nggak sekolah dan si Dokter Ganteng nggak jadi praktek. Aku dan Dokter Bara sedang duduk disatu sofa. Kami duduk berdampingan.
Kami juga tengah ditatap oleh tatapan mengintimidasi dari Papa dan Ayah nya Dokter Bara. Takut banget deh.. sumpah!
Aku melirik Papa yang memijat pelipis nya perlahan. Saat aku melirik Ayah nya Dokter Bara, dia sedang mengusap-usap dagu nya yang lancip.
Ini pada kenapa sihh? Bikin deg-degan aja..
Aku melirik Dokter Bara yang melipat tangan nya didada sambil menatap Papa dan Ayah nya. Sadiss! Aku menelan saliva yang nyangkut ditenggorokan ku. Suasana nya hening banget!
"Ekhemm!" teguran Ayah nya Dokter Bara membuat aku mendongak, aku melihat punggung Papa yang berubah menjadi tegap lurus menghadap ku.
Ayah Dokter Bara menghela nafas tanpa suara. "Jadi.. menurut Ayah, kalian berdua memang harus menikah.." sahut nya membuat aku melirik Dokter Bara yang berada disamping ku.
Dia diam tanpa ekspresi.
"Iyaa.. Papa juga setuju.. Pertama, kalian bisa menodai nama baik dari masing-masing pihak keluarga. Kedua, kalian juga bisa menjadi bahan pembicaraan teman-teman arisan Mama-mama kalian.." kata Papa ku dengan nada santai.
Aku mengangkat alis. Kalo nikah sama Dokter Bara, mau nggak mau, aku akan punya anak dong. Kalo punya anak pasti dibikin dulu, berarti aku sama Dokter Bara akan-
OKE AKU MULAI BERTAMBAH MESUM.
"Bonbon.. apa kamu setuju?" tanya Papa dengan wajah yang hangat nya membuat aku kembali ke alam nyata.
"Em? Bonbon bingung Paa.. Bonbon sama Dokter Bara cuman main gelitikan bareng, tapi kenapa sampe dinikahin?" alih ku dengan pikiran yang rasional.
Bagaimana pun pasti Dokter Bara tak akan mau menikah dengan diri ku yang cantik ini kan?
MIRIS!
"Tapi yang jadi masalah nya itu, banyak saksi mata yang melihat kamu bertindihan dengan Bara, diranjang kamu pula, dan dengan penampilan kalian yang bisa dibilang.. sangat terbuka." jelas Ayah Bara yang membuat ku menggaruk pipi karna bingung.
Jadi..
Aku sama Dokter Ganteng satu itu berpose layak nya ingin melakukan kegiatan intim? Ah sejelas itu kah? Kalian kok pake datang sih? Kan jadi gagal.
Ck! Dasar otak ku sengklek. Aku terdiam saja dan menunggu Dokter Spesialis Jantung ini berbicara.
Aku mendengar gumaman tak ikhlas Dokter Bara. "Seterah kalian dehh.. Bara ikutin aja apa cara kalian.." tata nya pasrah.
Sedetik kemudian dia menatap ku. Aku pura-pura nggak liat aja, malu dong ketangkep basah merhatiin pake mulut cengo. Ntar dikatain bego.
Papa mengusap wajah nya. "Papa nggak mungkin ngelepas Bonbon yang masih SMA.." kata Papa tak enak.
Dia memandang ku dengan wajah cemas, aku anak satu-satu nya Papa, nggak mungkin cepet-cepet dilepas. Ntar Mama sama Papa nggak ada kawan nya dong.
"Hikss.." sedihh...
Aku merasakan Papa mendekat dan mengusap pipi ku. "Bon.. jangan nangis dong.. malu tauk.." ledek Papa. Aku cemberut dan Papa menarik hidung ku supaya mancung.
"Papa ngomong nya melow, Bonbon kan kebawa suasana aja.." alih ku supaya bisa tenang.
"Bara bisa jaga Bonbon kok Omm.." sahut Dokter Bara sambil merangkul ku dari samping. Kok jantung ku terasa sedang ber-scoutjump ria?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bonbon
RomanceLu pernah ngayal nggak sih tentang hidup dikelilingi cogan? Pasti pernah dong. Sama kayak Bonbon. Nih anak gadis demen banget ngayal dikelilingi cogan, hayalannya tercapai sih tapi dia justru jadi pembokat para cogan berotak mesum dan berstatus jomb...