akhirnya

5.8K 305 9
                                    

Kinal pov

Aku membawa motorku pergi dari kostan ve, 1 jam waktu yang cukup lama menurut ku aku berniat untuk bertemu dengan marcel ku bawa motor ku menuju supermarket biasa ve berkerja ki berjalan masuk ke arah kasir disana berdiri seorang lelaki berbadan tegap dan gagah aku tau itu pasti marcel

"Selamat sore, selamat datang" seru marcel melihat ke arahku

"Ello marcel kan?" tanyaku

"Ia gue marcel" jawabnya

"Gue temenya ve, gue kinal, ada yang harus kita omongin cel" jelas kinal

"Temen ve,? Oke waktu gue free ko" jawab marcel

"Gue udah tau semua cel siapa pemilik supermarket ini, siapa lo dan kebohongan apa yang lo lakuin ke ve "

"Nga gitu nal, gue disini cuman utusan papahnya ve nal gue ga tau apa-apa emang isi semua surat kepemilikan toko ini atas nama veranda, tapi gue bisa apa nal gue cuman utusan, kalo gue ngelanggar semua perintah gue dipecat nal" kata marcel menjelaskan

"Tapi kan lo bisa seengganya ngejelasin ke ve, apa yang terjadi, dan solusi nya apa" jelas ku

"Gue belom ngomong ke bos kalo ve udah tau semuanya, gue bingung nal" seru marcel

Ku memutar otak bagaimana cara agar masalah ini cepat selesai, aku ingin merengankan beban ve, karna kesedihan ve kesedihan ku pula

"Gini aja, elo masih pura-pura jadi bos ve aja di depan ayahnya ve, tapi lo bilang sejujurnya sama ve gue tau ko ve pasti bakal ngasih jalan yang terbaik buat lo" seruku

"Tapi nal ve itu pengennyakan mandiri karna uangnya sendiri?" tanya marcel

"Cel, dia kan dapet duit karna keringgatnya sendiri datang kesini kerja part time ngebagi waktu antara kuliah, aktivis kampus, sama kerja tuh ga mudah cel," seru ku

"Yaudah biar nanti aku tanya ve kalo gitu" seru marcel

"Oke kalo gitu cel gue pergi dulu masih ada kelas" seruku pergi keluar supermarket

Aku membawa motor fu ku kearah kampus dan memulai kelas terakhir ku hari ini...

Outhor pov

Sebulan telah berlalu setelah kejadian itu, ve tetap menjalani hidupnya seperti biasa tanpa mengubahnya sedikitpun sikapnya terhadap marcel, marcel yang diam-diam menyukai anak gadis milik bosnya itu senang atas keputusan yang ve ambil, dia tetap bisa berada di samping ve dan tidak kehilangan perkerjaanya. Ve memang sedikit sedih atas kejadian ini tapi selalu ada kinal yang mampu membuatnya bahagia, kinal dan ve kini semakin dekat ve menyadari setiap pristiwa yang membuat hatinya berdegup kencang selalu gagal selama ini padahal ia benar-benar ingin merasakannya bersama kinal, ini membuat ve sedikit merasa setres, ve benar-benar menginginkan kinal menjadi kekasihnya namun ve menyadari itu tidak mungkin, hal ini lah yang membuat ve setres. Hingga kinal menyadari perubahan sikap ve akhir-akhir ini, ve mulai menjauhi kinal, hampir seminggu ini ve tidak menghubungi kinal melalui akun line miliknya, di kampus saat ve melihat kinal berjalan ke arahnya ve mencoba menghindar memilih memutar ke arah lain, ve ingin melupakan rasa yang merajang di dadanya rasa ingin memiliki kinal. Kinal yang menyadari itu sama-sama merasa setres karna sosok yang ia sayangi akhir-akhir ini berubah derastis hingga suatu saat kinal tidak kuat lagi dengan sikap aneh veranda

Kinal pov

Waktu menunjukan pukul 10 malam aku merebahkan diri di atas tempat tidurku memikirkan hal yang beberapa bulan ini membuat diriku setres sendiri, sikap ve yang tiba-tiba berubah menjadi acuh dan seakan ingin menjauhiku lah yang membuat diriku setres galau seperti ini... Bayangkan bidadari yang selalu menemani hari-hariku selama beberapa bulan kemarin kini hilang entah kemana, hatiku saja sakit merasakannya.

"Cukup ve cukup sampe disini saja kamu buat aku seperti ini" seruku dalam hati saraya pergi mengambil jaket kunci motor dan halm milik ku

Aku berniat ingin menyelesaikan masalah ini dengan ve, sunguh aku benar-benar tidak kuat. Aku berjalan menaiki tangga kostan milik veranda ku ketuk pelan pintu kamar bertulisakan nama sipemilik kamar itu ku ketuk 3x dan memanggil namanya

" tuk...tukk...tukkk... Ve"

"Siapa?" tanya seseorang di dalam yang ku tau pasti ve

"Kinal ve, buka pintunya" jawabku dari luar

"Nal, pulang udah malem jangan kesini" seru ve di dalam kamar

"Kenapa kaya gini sih ve?" tanya ku mulai merasakan sakit yang amat dalam karna diusir oleh ve

"Nal, udah dong nurut, aku gamau kenal kamu lagi" seru veranda dengan nada yang ku tau sedikit terisak ia ve menangis

"Ve ga gini caranya ve, buka dulu vee" rayuku pada ve

Ada pergerakan sedikit pada gagang pintu yang ku pegang dari tadi

"Vee, tolong buka" ririhku mulai meneteskan air mata

Ceklek pintu terbuka ve membuka pintunya menatapku sendu di depan kamarnya

"Udah aku bilang nal pergi, aku gamau kenal kamu lagi" seru ve menatap mataku dengan butiran berlian menetes ke bawah pipinya yang temben

"Vee?" tanyaku lirih saat menatap matanya

Entah setan apa yang datang saat itu tiba-tiba aku memaksa diriku masuk menuju kamar ve ku dorong sedikit tubuh ve dari pintu dengan kedua tangan ku ku taruh di atas bahu veranda, veranda pasrah menerima perlakuanku ini, setalah sedikit masuk kututup pintu dengan kaki ku tanpa melepaskan pandangan ku pada ve, ve mulai menunduk, entah apa arti menunduknya dia saat ini. Ku angkat dagu miliknya dengan tangan sebelah kanan ku agar ve kembali menatap intens mata milikku masih dengan linangan butir kristal di matanya kuusap perlahan kerital-kristal di matanya itu dengan kedua jariku, setelah merasa cukup kudorong tubuh ve ke dingding samping kami ku kunci kepala ve dengan kedua tanganku yang ku tempelkan di dingding ve diam tanpa suara hanya mata lah yang berbicara saat itu seaakan berbicara "lakukan aku siap" seolah mengerti setiap gerak-gerik tubuh ku. Ku angkat dagu milik veranda agar sejajar dengan wajahku, masih lengkap dengan tatapan intens ku dekatkan wajahku dengan wajah ve, entah setan apa yang sekarang ada di diriku aku mulai berani merapatkan tubuhku kepada tubuhnya,hembusan napas ve menyeruak di seluruh wajah milik ku kini jarak antara kami sudah tidak ada sedikit memiringkan wajahku dan cupp bibir kita saling bertemu satu dengan yang lain, ku sadari dadaku yang dari tadi berdegup dengan kencang seolah sekarang semakin kencang kurapatkan tubuhku lagi kepada tubuh veranda yang terkunci di sana dan mengangkat dagu milik ve agar aku benar-benar bisa merasakan bibir manis milik ve kupejamkan kudua mataku merasakan manisnya bibir veranda, ciuman tanpa lumatan dan emosi hanya 2 bibir yang saling menempel satu dengan yang lain, aku merasakan ada pergerakan dari veranda, tangan veranda memeluk pingangku erat kini veranda telah membalasku dengan tatapan yang ku tau dari tadi ia hanya munutup mata ku balas dengan tatapan pula hingga akhirnya ve lepas ciuman kita dan menaruh kepalanya pada pundak ku dan berkata

"Aku sayang kamu kinal"

"Aku juga sayang kamu ve" aku membalas pelukan ve dengan melingkarkan tangan pada pingangnya

Lama kami dalam posisi saat itu, saling merasakan kehanggatan yang diciptakan satu dengan yang lain kecupan singkat pada kening veranda mengakhiri pelukan kami, veranda menarik lenganku menuju tempat tidurnya merebahkan dirinya disana,

Veranda yang hanya memakai piama tidur yang tipis mampu membuatku sedikit tergoda indah elok tubuhnya seaakan minta untuk ku jamah ku ikut rebahkan diriku di sampingnya dengan tatapan yang tetap menatapnya intens ve yang seakan mengerti isi hatiku mulai menarik tanganku hingga aku terjatuh di atas tubuhnya tanganya menuntun wajahku mendekati wajah ve napas kami bertemu kembali ve mengecup pelan bibirku 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali, kecupan kecupan itu sukses membuatku tersenyum simpul menatap erat mata verenda, dengan sedikit bernafsu ku balas ciuman verenda kulumat bibirnya ve yang merasakan itu mulai membalas lumatan ku, lidahku mulai nakal menjamah setiap inci di dalam mulut ve...

~~~~~

My Bidadari Senior (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang