tanpa status

2.9K 197 11
                                    

Setelah sekian lama... 😄😄😄
Bersihin debu dulu...
Ini lapak kayanya udah lama ampe bedebu ga di buka buka...
Hehe maaf ya aku baru beres jadi penangung jawab sebuah acara jadi baru sempat buka wattpad lagi...
Atau ngaret karna bidadari marah soalnya di part kemarin mereka di pisahin? Haha *apasih fik?

Udah ah yo lanjut aja...

Oh ia jangan lupa votemen nya ^^

Maaf jika banyak typo yaah hehe...

Veranda pov

Seminggu setelah kejadian sebotol minum tak bertuah itu aku berusaha peka dengan keadaan sekitarku... benar saja setelah di telaah aku merasa bahwa kinal benar-benar berada di dekatku, awalnya aku merasa itu hanya seorang mahasiswa aneh yang terus membuntutiku namun setelah ku telaah kembali aku mulai menyadari bahwa sosok itu adalah kinal... sosok yang benar-benar ku rindukan.

Entah sampai kapan ia akan terus seperti ini... jujur saja semakin hari rindu ini semakin menyiksaku, kinal apa kamu tidak merasakannya? Aku benar-benar merindukanmu kinal. Kinal, kau menyakitiku dengan diam mu ini...

Siang ini aku kembali merevisi tugas akhirku di kampus... ku usap peluh yang membanjiri keningku... rasanya aku benar-benar lelah dengan tugas akhir dan sosok kinal akhir-akhir ini, ingin rasanya aku menemuinya dan menjadikan bahu kinal sebagai sandaran , kinal apa kamu mendengar keinginanku ini?? Aku memainkan jari-jari tanganku di atas revisian yang aku taruh di atas pahaku membuat pola pola abstrak... ya kini aku masih betah duduk di Taman kampus merasakan setiap terpaan-terpaan angin yang mengehembus rambut panjangku ini..

Tanpa arahan tiba-tiba saja aku memalingkan wajahku ke arah kanan aku menangkap sosok kinal di balik salah satu pepohonan itu , ia sedang menatapku dengan ririh mata kami bertemu cukup lama... mata itu mata yang ku rindukan tanpa intruksi kakiku langsung berdiri dan berlari ke pepohonan yang ku tau di balik pohon itu ada sosok yang benar-benar ku rindukan... tanpa ku sadari saat aku berlari kakiku menendang sebuah Batu besar dan sukses membuatku terjatuh...

Kini tubuhku sudah berada di tanah dengan tumpuan dengkul dan tangan di tanah yang penuh dengan bebatuan...

"Aww..."

Rintihku saat ku sadari pergelangan tangan tertancap sebuah kaca botol minuman, darah mengalir dari telapak tanganku... saat aku masih menatap nanar tanganku yang terus mengeluarkan darah sebuah tangan memasangkan sapu tangan pada luka di telapak tanganku diikatnya sapu tangan itu...

"Makanya kalo lari itu liat-liat veranda... " seru suara yang begitu ku rindukan, rasanya sudah lama suara itu tak terngiang dalam kehidupanku...

"Kinall..." suara ku sendu tersadar dari lamunanku, ku tatap wajah yang begitu ku rindukan...

Kinal pov...

Seperti biasa aku masih memperhatikan sosok veranda yang sibuk bulak balik kampus setiap harinya... hari ini adalah jadwalnya ia harus merevisi tugas akhirnya... setelah 3 jam menunggu di area parkir kampus akhirnya ku dapati veranda keluar dari gedung kampus menuju Taman ya Taman yang selalu di datangi veranda, Taman yang sejuk yang ku tau bisa menjadi obat lelah untuk veranda... ku ikuti tubuh veranda dari kejauhan... ku lihat ia duduk di bangku yang biasa ia duduki lama berada di posisi itu ku tatap terus wajahnya yang kian hari kian membuatku merindu... setelah hari diamana aku memberikannya minum melalui sosok adik kecil bernama anin itu, aku mulai tau bahwa ia kini tau aku berada di dekatnya, saat aku melihat wajah cantik veranda yang di penuhi peluh kelelahan itu veranda melihat ku di balik pepohonan mata kami bertemu, bola mata coklat itu seolah membiusku untuk tetap diam mematung di sini... veranda berdiri dan berlari ke arahku entah karna apa seolah kakiku tidak bisa di gerakan saat ini, ingin pergi tapi kakiku menolak... dan akhirnya aku memilih untuk diam menatap sosoknya yang kian kemari kian mendekat... tapii saat ia melewati batas trotoar tak sengaja ia menendang sebuah Batu besar dan ya dia terjatuh terjerembab ke tanah yang sudah tidak di tanami rerumputan namun di penuhi bebatuan dan sampah-sampah, ku tatap veranda yang masih betah diam di posisinya, diangkatnya telapak tangan yang di jadikan tumpuan jatuhnya, mataku membulat saat aku tau dari balik telapak tangan itu mengalir darah segar cukup banyak, tanpa intruksi aku berjalan ke arahnya sambil menarik sapu tangan yang berada di saku celanaku... setelah aku berada tepat di hadapanya ku pasangkan sapu tanganku untuk mengehentikan sementara pendarahan di telapak tanganya

My Bidadari Senior (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang