Cindy benar-benar menepati janjinya untuk mengajakku menemui teman gengnya sepulang kami sekolah. Kami sekarang berada di cafe dekat dengan kompleks sekolah. Cafe gaul yang kebanyakan berisi anak muda berseragam putih abu-abu. Kami pun segera memesan makanan dan minuman sembari menunggu kedatangan kedua teman Cindy.
Tak berapa lama menunggu, datanglah dua orang gadis berkerudung putih. Kedua ujung kerudungnya di arahkan ke belakang. Model baju seragam juga press body. Ya jadi walaupun baju mereka tertutup maka masih terlihat lekuk tubuhnya yang aduhai. Wajah keduanya juga tergolong cantik dengan kulit putih bersih, hampir sama cantiknya dengan Cindy.
"Hai Cin, dah lama nunggunya?" sapa salah seorang gadis berkerudung dengan tas pink kepada Cindy.
"Gak kok, baru aja nyampe. Eh, kenalin nih temen sebangkuku sekarang. Namanya Alya."
"Hai, aku Alya," kataku sambil mengajaknya berjabat tangan.
"Hai juga. Aku Tika," jawab gadis bertas pink.
"Hai, kalo aku Sella," jawab gadis yang satunya lagi, dia bertas biru muda.
"Ayo kalian berdua duduklah dan pesen gih makanan dan minuman yang kalian suka. Kali ini aku yang traktir," kata Cindy pada Tika dan Sella.
"Oke Cin. Emang ada apa pake acara traktir segala?" tanya Sella ingin tahu.
"Gak ada acara apa-apa kok. Cuma mo ngenalin anggota baru the girls. Alya mo gabung ma geng kita."
Tika dan Sella akhirnya memesan makanan dan minuman juga. Mereka berdua mulai tampak gerah rupanya. Memang cafe ini cuma ada kipas angin dan udara siang ini cukup panas. Pantas saja mereka berdua yang dari luar tentu merasa gerah sekarang.
"Duh Tik panas banget ya sekarang. Buka kudung aja yuk," kata Sella pada Tika.
"Ho-oh buka aja yuk, lagian dah di luar sekolah ini," sahut Tika kemudian.
Aku hanya bisa diam dan melongo memperhatikan mereka. Ketika mereka berkerudung dengan model jilboobs itu sungguh menggoda iman para lelaki. Sekarang dengan gerakan slow motion mereka malah membuka kudungnya di depan umum seperti ini.
Alamak... aku benar-benar terperanjat melihat mereka. Maksudku warna rambut mereka. Ternyata mereka berdua mengecat rambutnya. Tika berambut merah sedangkan Sella berambut ungu. Dengan gerakan ala model di iklan shampoo, mereka mulai mengurai rambut panjangnya. Tak ayal lagi, tingkah polah mereka menjadi perhatian sebagian para pengunjung cafe yang lainnya.
"Eh, itu beneran rambut asli kalian yang dicat?" tanyaku pada Tika dan Sella.
"Iya, emang kenapa? Bagus kan?" jawab Tika.
"Iya sih bagus, tapi apa ortu kalian gak marah ya kalian ngecat rambut kayak gitu?"
"Lah bonyok malah ngecat rambutnya pake warna coklat kok, jadi kita sama aja deh," terang Tika.
Aku hanya ber-oh ria menanggapi keterangan Tika. Ternyata kudung yang mereka kenakan saat ke sekolah hanya untuk menutupi warna rambut mereka. Bahkan sekarang mereka mulai menggulung lengan hem putih panjangnya menjadi sesiku. Dua kancing teratas juga mereka buka. Mungkin mereka benar-benar gerah.
Kulihat sekitarku yang banyak pengunjung lelakinya. Rupanya mereka juga ikut "gerah" melihat aksi Tika dan Sella. Terlihat dari mata mereka yang tak lepas melihat Tika dan Sella. Cindy yang mengetahuinya hanya terkikik dan aku yang hanya bisa menghela nafas panjang.
"Cin, beneran nih Alya masuk geng kita? Dia kan beda penampilannya dengan kita, kelihatan tomboy gitu," tanya Tika.
"Beneran kok. Sekarang dia emang masih kelihatan tomboy. Tapi coba deh lihat nanti setelah di-make over ma kita, pasti bedalah," jawab Cindy kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Siapa yang Kupilih?
Teen FictionKetika banyak cinta yang datang menyapa di saat hati ini masih merindu cintaNya, lalu cinta siapa yang kupilih?