"Excuse me Sir," ijinku ketika berada di ruang Mr. Nando.
"Come in Alya and sit down please," kata Mr. Nando mempersilahkanku masuk dan duduk.
Ternyata di ruangan Mr. Nando sudah ada dua orang cewek yang duduk di hadapannya. Sepertinya mereka berdua adalah kakak kelasku karna aku tidak melihat mereka saat mos awal masuk sekolah dulu.
"Oke, semua sudah berkumpul sekarang. Mungkin kalian bertiga bertanya-tanya kenapa saya memanggil kalian?"
Kami bertiga serempak mengangguk.
"Kalian bertiga akan saya ikutkan dalam lomba debat bahasa Inggris tingkat SMA / SMK. Saya memilih kalian bertiga bukan tanpa alasan. Kalian bertiga mempunyai kemampuan bahasa Inggris lebih baik dari teman-teman kalian. Bagaimana, apa kalian mau mengikutinya?"
Kami bertiga serempak menjawab, "Mau Mister."
"Baiklah, saya senang sekali kalian bisa menyanggupinya. Oh ya, mungkin Alya belum mengenal Indah dan Ratih. Alya ini murid kelas X-2 sedangkan Indah dan Ratih murid kelas XI-IPA1," kata Mr. Nando memperkenalkan kami.
Aku tersenyum dan berjabat tangan pada kedua orang kakak kelasku itu.
"Kalian sebagai satu tim sekarang harus kompak. Apalagi waktu lomba itu sangat dekat, yaitu dua minggu lagi. Kita tidak punya banyak waktu untuk latihan. Jadi selama dua minggu ke depan, saya minta waktu kalian sepulang sekolah untuk latihan intensif bahasa Inggris. Kalian boleh memilih, mau latihan di sekolah saja atau di apartement saya?" tanya Mr. Nando pada kami bertiga.
"Di apartement Mr. Nando aja," jawab Kak Indah.
"Iya, di apartement Mr. Nando aja," jawaban yang sama oleh Kak Ratih.
"Kalo saya memilih latihan di sekolah aja Mister," jawabku.
"Mm... rupanya kalian tidak satu suara. Baiklah saya ambil jalan tengahnya saja. Kita latihan di sekolah tapi jika kalian menang lomba nanti, kalian harus mau merayakannya di apartement saya. Bagaimana kalian setuju?" tanya Mr. Nando.
Mau tak mau aku mengangguk setuju. Tampak Kak Indah dan Kak Ratih yang menghela nafas kecewa. Walaupun keduanya pun ikut mengangguk setuju.
"Oke, karna sudah setuju tentang jadwal latihan kita, jadi latihan akan kita lakukan mulai besok sepulang jam sekolah. Untuk hari ini kita tidak latihan dulu. Kalian boleh pulang sekarang," kata Mr. Nando kepada kami bertiga.
Kami bertiga pun akhirnya berpamitan kepada Mr. Nando dan keluar dari ruangannya. Aku pun segera bergegas pulang ke rumah. Untunglah apa yang diperkirakan oleh Cindy tadi di kelas itu tidak benar.
*****
Keesokan paginya di kelas, ku lihat Cindy sudah datang terlebih dahulu. Dia sepertinya sengaja menungguku. Terlihat dari matanya yang berbinar ketika melihatku memasuki kelas. Belum sempat aku duduk, tanganku sudah ditariknya. Aku rasa dia ingin menginterogasiku lebih mendalam lagi. Maklumlah, Cindy kan bakat jadi host acara infotainment. Padahal semalam aku sudah menjelaskan padanya lewat chat di sosmed.
"Masak sih Al cuma gitu aja? Beneran gak ada yang kamu sembunyiin dari aku?" tanya kepo Cindy.
"Bener Cin. Aku harus bilang apa lagi ma kamu supaya kamu percaya sih?"
"Baiklah, kali ini aku percaya. Tapi inget ya jangan main rahasia-rahasiaan ma aku karna aku pasti tahu apa yang kamu sembunyiian," kata Cindy mengancamku.
Aku hanya bisa menghela nafas panjang mendengar perkataan Cindy. Perbincangan kami berhenti ketika jam pertama pelajaran segera dimulai.
Pelajaran pertama kali ini adalah matematika. Mumpung masih pagi jadi gunakan otak semaksimal mungkin. Mungkin itulah yang dipikirkan guru-guru saat mengatur jadwal pelajaran. Dan sang bu guru seksi masuk ke dalam kelas dengan anggunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Siapa yang Kupilih?
Teen FictionKetika banyak cinta yang datang menyapa di saat hati ini masih merindu cintaNya, lalu cinta siapa yang kupilih?