Setelah babak penyisihan, tim basket sekolahku menghadapi babak final. Kali ini berhadapan dengan SMAN 2 yang juga menjadi pemenang di babak penyisihan. Pemenang babak final akan menjadi juara pertama dan yang kalah akan menjadi juara kedua.
Seperti dugaanku sebelumnya, kalo tim basket sekolahku yang akan menang menjadi juara pertamanya. Kelihaian Kak Tio dan timnya dalam main basket emang gak diragukan lagi.
"Al, abis ini kita rayain yuk kemenangan tadi," ajak Kak Tio padaku setelah selesai dirinya berganti baju.
"Emang mo kemana kita Kak?" tanyaku.
"Makan-makan aja gimana? Ada cafe baru yang barusan buka. Kamu mau kan?"
"Boleh. Tapi aku pulang dulu ya. Masakkan belum mandi dan masih pake baju seragam kayak gini?"
"Tentu dong! Kamu dandan juga yang cantik. Anggap aja nanti itu kencan pertama kita. Apalagi kebetulan nanti malming juga kan?" kata Kak Tio sembari menowel ujung daguku.
"Apaan sih Kak?" kataku dengan tersipu malu.
Padahal dalam hatiku seneng banget. Tak cuma bisa makan gratis. Halah... Alya yang kamu pikir slalu gratisan aja sih! Gak, gak. Ini juga karna Kak Tio yang mengajakku. Aku bahkan mulai membayangkan kencan romantis pertama dengan cowok yang ganteng. Ah... itu kan impian semua cewek. Sekali lagi aku tersenyum hanya dengan bayanginnya aja.
"Al, nanti boleh ya aku numpang mandi di rumahmu sekalian. Karna kalo aku harus pulang dulu ke rumahku trus jemput kamu lagi, ntar kita kemalaman lagi berangkatnya."
"Tapi rumahku jelek Kak. Nanti Kakak gak nyaman lagi mandi di sana."
"Gak pa-pa. Itung-itung aku juga pengen ngrasain mandi di kamar mandi yang sederhana. Lagipula aku kan juga harus minta ijin ibumu kalo bawa anak gadisnya pergi malam nanti," kata Kak Tio lagi sembari mengedipkan sebelah matanya padaku.
Ah, Kak Tio. Kau buat aku tersipu malu sekali lagi. Tentu nanti malam aku akan berdandan secantik mungkin. Agar aku sepadan jika jalan bersamamu yang ganteng maksimal itu.
*****
Pilihanku jatuh pada dresss mini kombinasi warna putih biru yang kurasa matching dengan kaos biru yang dikenakan Kak Tio tadi. Dress yang terbuat dari kombinasi kain brokat, furing dan satin dengan lengan panjang. Ku rasa ini cukup sopan agar Ibuku tak protes nanti dengan penampilanku. Tak lupa sebuah kalung dengan liontin kecil menghiasi leher jenjangku. Tas kecil cangklong warna putih dan sandal wedges dengan hiasan pita di salah satu sisi mata kaki semakin menyempurnakan penampilanku.
Kak Tio juga tampak segar sekarang setelah dia selesai mandi. Dia melihatiku dari atas ke bawah sambil tersenyum. Ku rasa dia terpesona dengan penampilanku sekarang. Tak lupa seulas senyum manis selalu tersungging di bibirku.
"Wow! Kamu cantik banget Al," puji Kak Tio padaku.
"Makasih Kak. Aku dah siap nih. Kita jadi berangkat sekarang?" tanyaku.
"Tentu," jawab Kak Tio yakin sembari menggandeng tanganku.
Setelah berpamitan pada Ibu, akhirnya aku dan Kak Tio berangkat ke cafe yang ada di tengah kota. Flower Cafe, begitu namanya. Tak salah pemiliknya memberikan nama seperti itu. Karna memang tempat cafe tersebut ada di jalan yang sama dengan jalan yang banyak terdapat kios bunganya.
Di salah satu kios bunga, Kak Tio menghentikan laju mobilnya. Dia memintaku menunggu di dalam mobil sementara dia keluar menuju kios bunga tersebut.
"Ini untukmu. Bunga yang cantik untuk gadis yang cantik juga," kata Kak Tio sembari menyerahkan buket bunga mawar merah.
Aku menerima buket bunga tersebut. Aduh, aku seneng banget. Baru kali ini aku dikasih bunga seindah ini. Apalagi yang ngasih itu cowok seganteng Kak Tio.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Siapa yang Kupilih?
Teen FictionKetika banyak cinta yang datang menyapa di saat hati ini masih merindu cintaNya, lalu cinta siapa yang kupilih?