Istirahat kali ini aku dan teman-teman sekelasku sudah berada di kantin lebih cepat dari pada anak-anak kelas lain. Mungkin karena jam Matematika tadi kosong, gak ada gurunya, jadi kami sekelas bisa keluar kelas lebih dulu.
Aku dan Cindy duduk berhadapan sambil menikmati semangkuk bakso dan es jeruk.
"Pantesan dicariin di kelas gak ada! Rupanya kamu dah ke kantin duluan Al?" suara Hendra menyapaku.
"Iya sorry ya, tadi gak ada guru yang ngajar. Makanya anak-anak kelasku keluar cepet," jawabku.
"Enak ya Al baksonya? Incip dong!" Ratno langsung merebut sendok di tanganku dan tanpa sungkan makan baksoku.
"Rat, beli sendiri kenapa?! Itu kan bakso punyaku," sewotku.
"Iya habis ini juga beli seperti ini. Jan marah nanti juga kamu boleh incip baksoku kok," jawab Ratno.
"Aku juga incip minummu ya? Aku dah haus ini. Tenang aja nanti kamu juga tak kasih minumku," sekarang giliran Hendra yang minum es jerukku.
"Eh, ada cewek cantik nih. Sapa Al? Kenalin dong ke kita?" pinta Ratno padaku.
"Oh, dia Cindy. Cindy temen sebangkuku sekarang. Dia juga anggota the girls. Dan Cin, kenalin ini teman seSMP aku dulu. Yang ini Ratno dan yang ini Hendra," kataku pada Cindy.
"Hai..!" sapa Ratno dan Hendra pada Cindy.
"Hai juga," jawab Cindy.
"Eh Al, Cin, kita pesen makanan dan minuman dulu ya," kata Ratno padaku dan Cindy. Kujawab hanya dengan anggukan kepala. Ratno dan Hendra pun segera pergi untuk memesan makanan.
"Stt... Al, bisa ya kamu berteman dengan mereka berdua? Jorok banget sih! Asal nyomot makanan dan minuman orang lain gitu," protes Cindy padaku.
"Ha..ha..ha.. dah biasa kok Cin mereka itu. Emang kami deket kok, mungkin dah seperti saudara. Lagian mereka sehat kok, gak kena virus HIV," jawabku enteng.
Tak lama Ratno dan Hendra datang kembali. Mereka masing-masing membawa semangkuk bakso dan segelas es jeruk. Pesanan mereka persis sama denganku.
"Nih Al, kutambahin bakso punyaku. Aku beli banyak tadi," kata Ratno sembari memindahkan bakso miliknya ke mangkukku.
"Kamu ganti minum es jerukku aja Al yang masih banyak. Biar sisa es jerukmu aku yang minum," gantian Hendra yang menukar gelas minumnya yang masih penuh dengan gelas minumku yang tinggal separuh isinya.
"Makasih ya, kalian baik banget," kataku senang.
"Alya, aku balik ke kelas dulu ya? Tiba-tiba perutku kerasa mual nih!" kata Cindy.
"Oh iya Cin. Apa gak sebaiknya pergi ke UKS aja minta obat di sana? Apa mau aku antar?" tanyaku pada Cindy.
"Gak deh, makasih. Mungkin aku cuma kekenyangan aja. Duluan ya semuanya," sahut Cindy dengan pergi nampak terburu-buru.
Kami bertiga hanya saling bertatapan dan mengendikkan bahu melihat tingkah Cindy. Heran juga kenapa Cindy pergi terburu-buru begitu. Tapi kami tak peduli. Kami lebih peduli untuk menghabiskan bakso dan es jeruk yang masih ada. Tentu saja dengan diiringi guyonan ringan kami bertiga.
*****
Dua minggu berlalu, baju seragam SMAku yang baru telah selesai dijahit. Aku sengaja memesan baju dan rok seperti punya Cindy. Baju sekolahku ini jadi seperti bukan baju seragam sekolah saja. Hem putih lengan pendek yang press body memperlihatkan lekuk tubuhku dan rok pendek di atas lutut yang memperlihatkan keindahan kaki jenjangku.
Sebetulnya aku takut juga memakai seragam seperti ini yang jelas-jelas tidak sesuai dengan aturan sekolah. Tapi kata Cindy, dulu semasa dia awal masuk SMP memakai baju seperti ini juga dimarahi ma guru BK. Pernah juga dihukum disuruh berdiri di depan kelas ketika jam pelajaran berlangsung. Tapi lama kelamaan hukuman itu menjadi tidak ada. Mungkin guru yang menghukum sudah bosan kali ma Cindy. Kata Cindy, aturan itu ada buat dilanggar. Entahlah apa benar pendapatnya itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Siapa yang Kupilih?
Novela JuvenilKetika banyak cinta yang datang menyapa di saat hati ini masih merindu cintaNya, lalu cinta siapa yang kupilih?