Aduh... gimana ini? Jawab gak ya? Aku hanya bisa menunduk sambil memainkan ujung kaosku.
"Answer my question which are actually Alya," kata Mr. Nando sembari memegang bahuku untuk menghadapnya.
Akhirnya aku bercerita juga tentang janji apa yang telah ku buat dengan Kak Tio. Tentunya minus dengan uang bayaran yang ku terima. Aku tidak mau Mr. Nando tambah marah padaku nanti.
"Hanya karna dia meminta tolong padamu maka kamu mau menjadi pacar bohongannya begitu?! Lalu bagaimana denganku yang justru dengan terang-terangan memintamu menjadi kekasihku tapi kau malah tidak pernah menjawabnya?!"
Suara Mr. Nando meninggi dan genggaman tangannya di bahuku terasa semakin erat. Aku semakin takut dibuatnya.
"Dan sekarang bagaimana jika aku meminta tolong padamu untuk menjadi kekasihku yang sebenarnya? Kau pasti mau menolongku kan?"
"Eh... itu, itu tidak..." jawabku bingung.
"Aku tak perlu persetujuanmu. Mulai sekarang kau kekasihku."
Perkataan Mr. Nando kontan membuatku syok. Apa-apaan ini? Maksudnya sekarang aku punya pacar dua gitu?
"Tapi gimana dengan Kak Tio?"
"Dia hanya pacar bohongan saat di sekolah kan?"
Aku pun mengangguk.
"Kalau begitu kau bisa tetap menjadi pacar bohongannya di sekolah. Tapi di luar sekolah kau adalah kekasihku. Karna aku pun tidak bisa menunjukkan status kita saat di sekolah. Kau tahu sendiri kan? Aku adalah gurumu dan kau adalah muridku. Ini hanya sebatas profesionalisme semata. Tapi ingat, jangan terlalu mesra dengan Tio nanti."
Penjelasan Mr. Nando malah membuatku semakin bingung.
"Eng... tapi mana bisa seperti itu? Saya...," kata-kataku terpotong karna telunjuk Mr. Nando diarahkan tepat ke bibirku.
"Jangan terlalu formal bicara denganku Alya. Cukup gunakan aku-kamu saja. Oke, I feel the problem has finished. Now you must sleep cause tomorrow you must wake up early," kata Mr. Nando sembari menghelaku ke kamar.
Aku hanya bisa menurut pada Mr. Nando. Kami berhenti tepat di depan pintu kamar.
"Kau tidurlah di kamar. Aku tidur di sofa."
"Jangan! Biar aku saja yang tidur di sofa. Aku kan yang menjadi tamu di sini."
"No, follow my words Sweetie."
"Kalo gitu kita bisa tidur bersama. Em... maksudku, aku bisa mengalah tidur di pinggir ranjang dan kau tidur di pinggir seberangnya. Sungguh aku merasa tidak enak jika membiarkanmu tidur di sofa."
Mr. Nando tersenyum melihatku kemudian memegang kedua tanganku.
"Listen! I'm an adult male and you're a young girl. I can't ensure if I'm not out of control later if we sleep together. I don't want to spoil you. You are still young, still in school. I could wait for you untill you are graduate from school. Now, go to sleep! Good night Sweetie, have a nice dream."
Mr. Nando kemudian mencium keningku. Aku pun dengan perlahan masuk kamar.
"Good night too," kataku sembari menutup daun pintu.
Mr. Nando masih berdiri di sana. Memandangku dengan senyumnya yang telah kembali menghiasi wajahnya yang tampan.
Aku pun berjalan pelan ke arah ranjang. Pikiranku berkecamuk. Mengapa kisah cintaku menjadi serumit ini?
Dulu aku ingin sekali punya pacar secepatnya. Dan sekarang keinginanku sudah terlaksana. Tapi mengapa aku punya pacar dua sekaligus pada hari yang sama pula? Yang satu pacar bohongan dan yang satunya lagi pacar sungguhan. Akh... pusing! Aku mengacak rambutku asal.
![](https://img.wattpad.com/cover/63377451-288-k118216.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Siapa yang Kupilih?
Teen FictionKetika banyak cinta yang datang menyapa di saat hati ini masih merindu cintaNya, lalu cinta siapa yang kupilih?