TING TONG!!!
TING TONG!!!
TING TONG!!!
Terdengar suara bel berbunyi keras secara beruntun. Huft.... akhirnya aku bisa bernafas lega. Suara bel itu telah menyelamatkanku dari situasi canggung ini. Aku harus berterima kasih pada siapapun yang telah membunyikan bel itu.
"SHIT!!!" maki Mr. Nando, "Oke Alya, setelah ini mandilah. Aku mau buka pintu dulu untuk tamu tak diundang itu," kemudian Mr. Nando mengelus rambutku dan mencium keningku.
Aku hanya bisa diam mendapat perlakuan seperti itu dari Mr. Nando. Segera setelahnya aku bergegas ke kamar mandi yang memang menyatu dengan kamar tidur ini.
Aku mandi secepat yang ku bisa. Tak nyaman rasanya memakai barang milik orang lain. Apalagi yang kupakai sabun mandi dengan aroma khas maskulin. Tapi sudahlah, masih untung aku ditampung di sini.
Keluar dari kamar mandi aku mendengar suara-suara yang aneh. Semacam lenguhan kenikmatan seorang wanita. Sepertinya berasal dari luar kamar tidur ini. Suara itu bisa masuk mungkin dikarenakan pintu kamar tidur ini yang tak tertutup sempurna.
"Ah... Nando, ya seperti itu sayang....," terdengar suara mendesah seorang wanita. Rasa penasaranku membuatku memberanikan diri mengintip dari balik pintu kamar tidur yang sedikit terbuka.
Apa-apaan ini? Mataku membelalak seketika dengan mulut yang kubekap sendiri agar tidak keceplosan berteriak. Di sofa sana kulihat Mr. Nando dan Bu Lusy yang sedang asyik bercumbu mesra. Mataku ini sudah terkontaminasi dengan pemandangan yang seharusnya tidak kulihat.
Jadi benar gosip yang tersebar di sekolah bahwa Mr. Nando mempunyai hubungan khusus dengan Bu Lusy. Tapi jika benar demikian, lalu apa maksud Mr. Nando bilang cinta padaku barusan?
Aku harus menyumpal telingaku ini dari suara-suara menjijikkan di luar itu. Segera kupakai headset dan kuputar lagu yang ada di hpku. Setidaknya suara lagu ini bisa meredam suara-suara di luar sana.
Entah sudah berapa lama aku hanya duduk bersandar pada dashboard tempat tidur sambil mendengarkan lagu dengan suara keras. Sampai pintu kamar terbuka dan masuklah Mr. Nando ke dalam.
"Maaf Alya, kau harus menunggu lama. Tamu tak diundangnya tidak mau segera pergi secepatnya. Terpaksa aku harus melayaninya dulu," tangan Mr. Nando yang berusaha mengelus puncak kepalaku segera kutepis kasar.
"Jangan pegang-pegang aku! Aku jijik! Aku tau tanganmu habis bergerilya di tubuh Bu Lusy. Cepat mandilah dulu!" kataku memerintah Mr. Nando.
"Oke... oke... aku akan mandi dulu supaya segar," jawab Mr. Nando menurutiku.
Aku kemudian keluar dari kamar tidur. Ternyata Bu Lusy sudah pulang. Keadaan sofa cukup berantakan seperti habis ada perampokan. Aku pun tak berniat untuk merapikannya. Malas saja. Siapa yang berantakin tadi coba? Lebih baik aku ke dapur untuk mencuci piring dan gelas yang selesai kupakai. Selesai mencuci piring dan gelas, aku menuju ke balkon untuk menghirup udara segar sekaligus menikmati pemandangan kota dengan gedung-gedungnya yang menjulang tinggi.
"Alya... Alya... where are you sweetie?" suara Mr. Nando terdengar panik. Dia sampai berlari keluar dari kamarnya.
"Can you have dressed first before out room?" tanyaku tanpa memandang Mr. Nando.
Aku melihatnya dari ujung mataku. Sungguh keadaan Mr. Nando sekarang yang membuatku malu sendiri. Apa dia tidak sadar kalau dia belum berpakaian? Dia keluar hanya dengan lilitan handuk di pinggangnya. Menampakkan dada bidangnya, lengan yang berotot dan perut six pack. Bahkan masih tampak tetesan air yang berasal dari rambut basahnya. Seksi... iya. Tapi aku malu untuk melihatnya. Dia bukan siapa-siapaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Siapa yang Kupilih?
Teen FictionKetika banyak cinta yang datang menyapa di saat hati ini masih merindu cintaNya, lalu cinta siapa yang kupilih?