"Assalamu'alaikum," salamku ketika mau masuk rumah.
"Wa'alaikumsalam," sahut Ibu dari dalam rumah, "Alya, sudah pulang kamu nak? Kerasan sekali kamu nginep di rumah temenmu, sampai malam gini baru pulang."
"Iyalah Bu. Rumah temen Alya megah dan mewah. Gimana Alya gak kerasan coba?" jawabku sedikit berbohong. Nyatanya aku memang tidak menginap di rumah Cindy, melainkan di apartemen Mr. Nando. Tentu saja aku tidak bisa berterus terang pada Ibu mengenai hal itu.
"Baju kamu baru ya? Siapa yang belikan?" tanya Ibu padaku lagi sembari mendekatiku.
"Ya temen Alya, Bu. Emang sapa lagi? Makanya Bu, Alya minta uang lagi dong buat beli baju yang bagus-bagus. Apa Ibu gak malu, Alya sampe dibelikan baju ma orang lain kayak gini?"
Kulihat Ibu hanya menghela nafas panjang, "iya sayang, nanti ibu kasih uang ke kamu buat beli baju baru ya."
"Gitu dong Bu!" jawabku senang.
Lebih baik aku beli baju sendiri dari pada harus dibelikan oleh orang lain. Walaupun tadi siang Mr. Nando sudah menawariku untuk membeli apapun yang ku inginkan, tapi aku tidak bisa menerimanya begitu saja. Aku tidak mau menerima sesuatu tanpa ada yang aku lakukan.
*****
"Alya, kemana aja kamu kemarin malam? Aku khawatir banget ma kamu tau. Mana hpmu ditelpon gak bisa, aku kirim pesan juga gak dibalas lagi," tanya Cindy padaku bertubi-tubi ketika aku baru saja hendak duduk di bangkuku.
"Cin, tanyanya satu-satu napa? Nyerocos aja deh kayak kereta api," jawabku sembari duduk cantik.
"Makanya deh, buruan kamu crita ke aku. Kamu pergi dari diskotik kemarin malam itu ma kenalanmu yang mana? Jack bilang kalo dia seorang pria blasteran dan dia juga ngaku sebagai pacarmu. Jadi yang benar yang mana Alya, dia kenalanmu ato pacarmu?"
"Beneran kamu pingin tahu pria itu sapa? Yakin gak bakalan shock?"
"Iya Alya, beneran aku pingin tahu banget nih. Ih... kamu gregetin deh!"
"Baiklah, pria itu adalah Mr. Nando, wali kelas sekaligus guru bahasa Inggris kita."
"APPAAA.....?!! Mr. Nan..." seru Cindy tidak percaya dengan perkataanku.
Segera kubekap mulutnya agar tidak berbicara keras yang bisa menarik perhatian teman-teman yang lain.
"Stst..... bisa gak sih gak usah pake toa segala? Ini rahasia, oke? Hanya aku dan kamu yang tahu," kataku dengan suara lirih.
Setelah Cindy menganggukkan kepalanya baru aku melepaskan bekapan tanganku di mulutnya.
"Eh... tapi beneran Al yang kamu katakan tadi? Kok bisa dia ada di sana sih?" tanya Cindy akhirnya dengan suara lirih juga.
Hah... akhirnya aku menceritakan kejadian malam waktu di diskotik tersebut. Mulai dari kelakuan kurang ajar Jack, kemudian Mr. Nando yang menolongku dari Jack hingga akhirnya aku yang menginap di apartemen Mr. Nando. Tentu saja minus cerita tentang Bu Lusy yang ternyata punya hubungan khusus dengan Mr. Nando.
"Lalu, apa kalian melakukan 'itu' ketika bersama dalam satu apartemen Al?" tanya Cindy padaku.
"Itu apa Cin maksudmu?" jawabku tak tahu.
"Ya 'itu' lho Al! Masakan gak tahu sih?" kata Cindy sembari mengedip-ngedipkan matanya.
"Gak lah! Aku masih waras Cin. Emang kamu dah pernah apa?" tanyaku balik pada Cindy.
"Hehehe... gimana ya?" kata Cindy sambil senyum-senyum.
"Jangan bilang kamu udah pernah melakukannya," tebakku sembari ngeri sendiri membayangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Siapa yang Kupilih?
Teen FictionKetika banyak cinta yang datang menyapa di saat hati ini masih merindu cintaNya, lalu cinta siapa yang kupilih?