Chapter 10 : What Does it Mean?

1.3K 170 35
                                    

Author's POV

Gadis bermata hazel itu berjalan menyusuri koridor sekolah dengan langkah terburu-buru, nafasnya menderu cepat. Ia bahkan tak memerdulikan celotehan orang yang sengaja ia tabrak. Entah apa yang ada difikirannya hingga ia berjalan seperti berusaha untuk menghindar dari sesuatu.

Berjalan ke koridor sebelah kanan, tujuannya adalah toilet wanita. Dan sesampainya ia di dalam, ia meletakkan ranselnya di atas westafel. Matanya menatap tajam ke arah cermin besar yang ada di hadapannya, menatap pantulan wajahnya sendiri.

Dalam fikirannya masih terus terlintas, apa maksud dari mimpi buruknya tadi malam? Semua yang ia mimpikan tadi malam, mengusik fikirannya hingga sekarang.

"Siapa sebenarnya bayangan itu? Apa yang ia mau dariku? Aku bisa gila jika harus seperti ini terus." Ia menunduk dan menjambak rambutnya sendiri.

Dan secara tiba-tiba, Gwen merasakan ada sesuatu yang lewat di belakangnya hingga ia spontan menoleh ke belakang. Tak ada siapa-siapa. Kemudian ia menoleh ke kanan lalu ke kiri, tetap tak ada siapa-siapa.

Gwen memutuskan untuk berjalan mendekati salah satu bilik toilet lalu membukanya satu per satu, namun tak ada satu pun orang di dalamnya. Artinya, ia hanya sendiri di sini.

Gwen kembali menoleh ke belakang secara tiba-tiba setelah ia kembali merasakan ada yang bergerak cepat lewat di belakangnya. Lagi.

Gwen mulai panik. Jangan bilang jika bayangan itu mengikutinya hingga ke sekolah.

Namun beberapa detik kemudian, lampu toilet seketika mati lalu tak lama menyala lagi. Mati-menyala-mati seperti dalam kedip.

Dan bayangan yang sedari tadi mengusiknya, perlahan muncul melalui kaca besar yang ada di hadapannya. Bayangan itu tak lain adalah bayangannya sendiri, namun itu bukanlah wajah Gwen. Wajah itu adalah wajah seorang wanita persis dalam mimpinya tadi malam.

Entah apa yang merasuki Gwen, ia tak bisa melangkahkan kakinya pergi dari situ.

"Jangan pernah bermimpi kau bebas dariku."

Gurat wajah Gwen menunjukkan jika ia sangat ketakutan sekarang.

"Kau harus membayar apa yang pernah kau lakukan."

Kriingg...

"Bersiaplah untuk mimpi burukmu yang lebih buruk, Gwen."

Gwen menggeleng sambil memejamkan mata, ia menangis.

"Tolong berhenti," ucap Gwen sambil menutup telinganya.

"Mereka mengacuhkanku, Gwen."

"Aku bilang berhenti!"

"Apa kau tau bagaimana rasanya?"

"Berhenti ku mohon!"

BRAK!!

"Gwen?" Suara samar terdengar mendekat. "Gwen! Sadarlah!"

"Berhenti!"

"Gwen! Tolong, siapa pun!"

"Arrghh!"

"Gwen ini aku, Esther. Kau kenapa?" tanyanya panik.

"Pergi! Ku mohon pergi!"

"Gwen!!" Esther mengguncang tubuh Gwen yang tertidur di lantai.

"Esther, Gwen kenapa?" Suara Kaylie dari ambang pintu.

"Aku tak tahu. Sedari tadi ia histeris," ucap Esther.

"Aku akan panggil Jason." Kaylie berlari ke luar. Tepat setelah itu, Gwen pingsan.

INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang