Chapter 24 : Madam Maurice Orphanage

523 54 21
                                    

BRAK!!

Greyson berhasil mendobrak pintu itu dengan tendangannya. Saat pintu kamar itu terbuka, semua dibuat terkejut oleh isinya.

Di dinding itu, ada darah. Darah dimana-mana. Kondisi kamar itu sungguh berantakan, seperti telah ada seseorang mengacak-acaknya.

Gwen terpaku di tempatnya berdiri. Ia menoleh ke kanan.

"Mencari mereka?"

Gwen tersentak kaget, bayangan hitam itu lagi-lagi menampakan dirinya.

"Gwen, ada apa?" tanya Tom. Dahinya mengerut.

Gwen memegangi keningnya, tiba-tiba ia merasa pusing. "Bayangan hitam itu ada di sini."

Greyson yang masih berdiri di tempatnya hanya diam, tidak menghampiri Gwen dan Tom. Greyson memalingkan wajahnya, menatap sebuah tempat tidur bayi yang tertutup kain tipis berwarna putih.

"Apa itu milikmu?" tanya Greyson pada Gwen.

Gwen menghampiri Greyson, berdiri di sampingnya. "Entah, aku tidak tau."

Greyson melangkahkan kakinya, mendekati tempat tidur bayi yang sudah usang itu.

Dipegangnya tempat tidur itu, dan sekelebat film pendek terputar di kepalanya.

"Lihat dia, sangat cantik bukan?" ucap seorang pria yang sedang menggendong bayi perempuan.

Seorang wanita dengan baju tidur menghampirinya. "Tentu saja, itulah Gwenku," balas wanita itu sambil mencolek pelan hidung bayi perempuannya.

Seketika, film pendek itu terhenti. Greyson membuka kembali matanya.

"Apa yang kau lihat?" tanya Gwen.

"Ini tempat tidurmu saat kau bayi," jawab Greyson.

Gwen mengangguk paham. Kemudian ia menghampiri Tom. "Lalu, bagaimana? Kita tidak punya jejak mengenai dimana orangtuaku sekarang. Mereka seolah-olah pergi menghilang dariku. Sudahku duga ada yang mereka sembunyikan dariku," ucap Gwen resah.

Greyson yang masih berdiri di tempat ia berdiri pun hanya menghembuskan nafas sambil menatapi raut wajah Gwen yang resah.

Greyson memalingkan lagi wajahnya pada tempat tidur bayi itu. Dan saat lebih dicermati, Greyson mendapati sebuah kalung dengan liontin ada di dalam tempat tidur itu.

Diraihnya liontin itu, ada sebuah nama yang terukir di liontin berwarna biru laut itu. Tertulis, Panti Asuhan Madam Maurice.

"Hei, lihat." Greyson memberikan kalung itu pada Gwen. "Panti Asuhan Madam Maurice, apa kau tau?" tanya Greyson.

Gwen mengerutkan dahinya. "Iya, aku tahu tempatnya. Kau dapat kalung ini dari mana?"

"Dalam tempat tidurmu itu," jawab Greyson sambil menunjuknya.

"Ku rasa kita harus ke sana," ucap Tom pasti.

"Apa? Kenapa?" tanya Gwen.

"Coba saja kau fikir, kita ingin mencari petunjuk bukan? Petunjuk yang lain. Dan ini, kalung ini tiba-tiba saja ada di sini. Apalagi namanya kalau bukan sebuah petunjuk?"

"Ini hanya kalung," balas Gwen.

"Lantas mengapa kalung itu ada di sini?" tanya Tom sambil menaikkan nada bicaranya.

Gwen terdiam. Terus diam tanpa melepas pandangannya dari Tom.

"Gwen, aku tau kau sangat tertekan dengan semua yang sudah kau alami selama ini. Kau, terlahir sebagai anak Indigo. Kau memiliki kemampuan yang orang normal tidak miliki. Kau bisa merasakan kehadirannya bahkan kau bisa berinteraksi dengannya. Kau selalu mencari titik terang siapa dia sebenarnya, sampai kita sejauh ini. Apa kau tidak lelah, Gwen?" tanya Tom. Kali ini, nada bicaranya sangat lembut.

INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang