Chapter 22 : In the Morning

570 75 22
                                        

Author's POV

Embun pagi membasahi dedaunan tanaman hias yang tergantung cantik di balkon rumah Gwen.

Gadis itu tidak tidur sejak semalam. Ia masih memikirkan bagaimana rencana selanjutnya.

Suara ketukan pintu kamar mengagetkannya. Ia menoleh ke arah pintu dan bersamaan pula pintu itu terbuka perlahan. Tom memasuki kamarnya.

"Apa kau tidak tidur? Wajahmu kusut sekali," ucap Tom sembari duduk di kasur.

Gwen kembali mengalihkan pandangannya, menatap kedua lututnya yang ia peluk. "Aku sudah punya rencana."

"Benarkah? Apa itu?" tanya Tom.

"Aku rasa sebaiknya kita pergi ke rumahmu. Mungkin orang tuaku pernah mampir ke sana beberapa hari ini."

"Apa kau sudah menelepon orang tuamu?" tanya Tom

"Sudah kucoba, nomornya tidak aktif," jawab Gwen.

Tom mengangguk. "Baik kalau begitu, aku akan bersiap-siap dulu. Oh, tolong bangunkan Greyson, dia susah sekali untuk dibangunkan," ucap Tom sambil berlalu.

Gwen terus memandangi pintu kamarnya sampai pintu itu tertutup kembali.

Beberapa menit kemudian, ia beranjak dari kasurnya. Berjalan meninggalkan kamarnya, ingin membangunkan Greyson seperti yang Tom suruh sebelumnya.

Gwen menoleh ke kiri, pantulan embun dari luar membuat kaca jendela rumahnya yang bergaya kuno klasik itu terlihat berkabut.

Dingin, sekelilingnya hening. Pagi yang begitu geming.

Ia berjalan menuju kamar Greyson. Sesampainya di depan pintu, ia pun mengetuk pintunya sedikit keras.

"Grey... ini aku, Gwen. Bangunlah, kita akan pergi ke rumah Tom sebentar lagi," ucapnya.

Gwen berlalu menuju dapur, mengambil gelas untuk minum.

Setelah minum, diletakkan gelas itu pada meja makan yang ada di depannya.

"Gwen..."

Gwen mengernyit, ia kenal suara itu. Sangat kenal.

"Kau kemari? Kau hanya mencari maut, Gwen..."

Gwen berbalik badan. Tepat di depannya, Sepasang mata hazel menatapnya penuh geram.

Bayangan hitam itu, bagai kabut berdiri tepat di depannya. Ia marah, raut wajahnya tak senang. Benci, ia benci Gwen ada di sana.

"Kau mengambil semuanya Gwen!"

"Tidak!"

"Aku dibiarkan mati, karena kau!"

Seketika Gwen terpental ke dinding di depan kamar Greyson.

Gwen meringis kesakitan sambil memegang bahu kanannya.

Saat ia membuka mata, didapati Greyson ada di depannya. Wajahnya panik. Tak lama kemudian, Tom datang tak kalah panik dengan Greyson.

"Dia di sini," ucap Gwen.

"Dia?" tanya Greyson sembari membantu Gwen berdiri.

"Bayangan hitam itu. Tadi, dia berada tepat di depanku, menatapku dengan tatapan benci. Saking jelasnya, aku bisa melihat jelas warna matanya. Cokelat hazel," jawab Gwen.

Tom dan Greyson menghela nafas bersamaan. Mereka pun bingung, sebenarnya siapa bayangan itu? Mengapa ia sangat benci pada Gwen?

"Ya sudah, sebaiknya kita bergegas ke rumahku. Mungkin orang tuamu ada di sana," ucap Tom.

INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang