Chapter 29 : The End of the Story

181 24 0
                                    

Selma, Alabama, Amerika Serikat | 11.00 AM

12 Januari 2020

Terpaan angin berhembus di seluruh penjuru Kota Selma. Butiran putih terus turun dari atas sana sudah sejak bulan November lalu.

Gadis bermata hazel itu berjalan menyusuri koridor kampusnya. Wajah cantiknya bisa membuat para pria muda terpana saat pandangan pertama.

Perpustakaan adalah tujuan utamanya, gadis itu sangat menyukai buku. Membaca adalah hobinya, dan buku adalah hidupnya. Tidak heran jika ia masuk jurusan Sastra Bahasa.

Ia memilih duduk di tempat kesukaannya, bangku dengan meja baca luas yang ada di dekat jendela. Di luar sana dipenuhi tumpukan salju, bahkan benda putih itu membuat kaca jendela menjadi berkabut.

Gadis itu menanggalkan mantel yang ia kenakan kemudian mengeluarkan buku catatan dari dalam tasnya. Saat mengambil buku itu, selembar foto jatuh ke lantai.

Ia mengambilnya, terlihat tiga orang ada dalam foto itu. Dia, satu pria bermata cokelat hazel, dan satu pria bermata cokelat tua. Seketika, gadis itu pun teringat kejadian 3 tahun lalu.

Saat keadaan malam gelap kala itu, melarikan diri dari sesuatu yang bahkan tak kasat mata. Selama berbelas-belas tahun mencari kebenaran dari suatu aib.

 Selama berbelas-belas tahun mencari kebenaran dari suatu aib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

BRAK!!

Mobil terpental jauh masuk ke dalam jurang. Terjatuh terus sampai menuju dasar jurang. Tidak cukup sampai di situ, mobil itu meledak setelahnya.

Syukurnya ia berhasil menyelamatkan diri, entah bagaimana caranya. Merangkak terus menjauh dari ledakan mobil yang terus menerus. Menyaksikan dua pria yang ia sayang hangus terbakar di sana.

Air matanya jatuh, hatinya tersayat perih. Dirinya tak henti-hentinya memaki diri sendiri, semua ini karena salahnya.

Tangisannya mejadi-jadi, dadanya sesak dan perih karena membendung rasa bersalah. Saking perihnya, ia sampai tak merasakan perihnya luka bakar yang ada di lengan atasnya.

BUG!!

Satu pukulan tepat mengenai ulu hatinya, membuat ia terpental jauh ke belakang. Gadis malang itu meringis, darah segar keluar mengalir dari mulutnya.

Sedetik kemudian ia tercekik, tubuhnya terangkat ke atas sampai menggantung di atas tanah. Nafasnya hampir habis, nyawanya akan pergi sebentar lagi.

Gadis itu meronta, sorot matanya memohon untuk diampuni dan dilepaskan. Dan bayangan hitam yang ada di depannya, perlahan semakin jelas menampakkan diri.

INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang