[Author]
Abaikan gambar videonya._. yang penting musiknya~
----
Zero Fang menatap Theo tak sabaran. "Yah, kau masih bisa mundur sekarang."
Diluar dugaan, Theo malah tersenyum sinis. "Kau yakin? Aku takut tak bisa menahan diri kalau menggunakan pedang asli."
"Karena itulah kita buat perjanjian," sahut Zero. Nada suaranya terdengar santai. Theo pun terlihat tenang ketika mengeluarkan pedang dari sarungnya.
"Akan kuakhiri secepatnya," ujar Theo.
"Sayang sekali aku tak akan membiarkanmu yang mengakhiri duel ini," balas Zero. "Mulailah," suruhnya. Namun Zero masih berdiri diam tanpa memegang apa pun, membuat Theo heran.
"Mana pedangmu?"
Zero tersenyum sinis. "Kau masih punya waktu memikirkan lawanmu?"
~The Bonds~
Theo menatap Zero dengan pandangan yang semakin curiga. Dia pasti menyembunyikan sesuatu. Tapi di sekitar Zero sama sekali tak terlihat pedang atau benda apa pun yang bisa digunakan untuk menahan serangan Theo.
"Mulailah, Theo Zword. Kau sudah kuberi kesempatan." Terdengar seruan Zero. Theo memasang kuda-kudanya, kemudian memejamkan mata dan menghela napas. Ketika membuka matanya, ia segera berlari ke arah Zero.
Theo melayangkan ujung pedangnya ke arah leher Zero yang masih berdiri diam. Dia masih diam? Tangan Theo terasa begitu ringan ketika mengayunkan pedang, sehingga ia merasa tak akan sempat untuk berhenti. Pedangnya akan mengenai leher Zero.
Itu yang Theo pikirkan beberapa milidetik sebelum pedangnya mengenai leher Zero. Namun sesuatu terjadi begitu cepat. Tiba-tiba saja terdengar suara benturan antara logam dengan logam, dan Theo bisa melihat sebuah pedang hitam menahan pedangnya.
Sejak kapan dia ...?
"Langsung mengincar leher?" Zero tersenyum sinis sambil menatap Theo dari balik pedangnya. Tenaganya sama kuat dengan Theo, sehingga serangan Theo dapat ditahannya.
Theo langsung melompat mundur. Ia menatap pedang yang tiba-tiba saja muncul ditangan Zero. Pedang itu sangat mirip dengan pedang yang sedang dipegangnya. Hanya saja seluruhnya berwarna hitam, seperti ...
Sebuah bayangan?
Zero mulai menyerangnya. Theo memblokir serangan Zero dan balas menyerang, namun seperti tadi, Zero berhasil menahannya lagi.
Zero kembali menyerang secara bertubi-tubi, memaksa Theo terus bertahan. Sekali, Zero berhasil menggores pipi Theo dengan ujung pedangnya. Mereka berdua sama-sama mundur.
Theo mengelap darah yang menetes dari pipinya. "Kau orang pertama yang berhasil melukaiku."
"Suatu kehormatan." Zero kembali menyerang. Theo memblokir serangan Zero dan menghempaskannya. Sesaat sebelum Zero sempat menahan serangan Theo, Theo sudah berhasil menggores tangan Zero.
"Luka dibalas luka." Theo memasang cengiran sinisnya. Sepertinya ia mulai menikmati pertarungan ini. Pertarungan sengit yang terus berlanjut bahkan sampai sepuluh menit kemudian. Theo dan Zero terengah. Keringat sudah membanjiri tubuh mereka.
"Kau lawan yang sepadan denganku," ujar Theo.
"Jangan meremehkanku," balas Zero.
"Kalau kubilang sepadan, berarti aku tidak meremehkanmu, tahu."
"Majulah, Theo Zword!"
Theo dan Zero sama-sama berlari untuk menyerang. Namun belum sempat pedang mereka berbenturan, tiba-tiba pintu ruang olahraga terbuka.
"Apa-apaan ini?!"
~The Bonds~
Louis menggeliat, kemudian membuka matanya. Ia segera duduk dan menatap sekitar. Kasur Theo masih berantakan, berarti ia sedang mandi. Sementara dua orang lain masih tidur, dan kasur Zero terlihat sudah rapi.
"Udah berangkat aja dia," gumam Louis ketika melakukan beberapa peregangan sambil menunggu Theo selesai mandi.
Theo keluar dari kamar mandi dan melihat Louis. Ia sedikit kaget dan berusaha menyembunyikan luka goresan dipipinya.
"Hei, Theo-hm? Kenapa dengan wajahmu?" Louis mendekat dan memalingkan wajah Theo ke arah kanan agar dapat melihat bagian wajah kirinya.
"He-hei!"
Louis menyentuh luka itu, membuat Theo meringis. "Apa yang kau lakukan?"
"Oh, i-ini ..." Theo melirik sekitar, berusaha mencari alasan yang tepat.
"Jangan-jangan kau ..." Louis memutuskan ucapannya, membuat jantung Theo berdetak kencang. "Mencakar wajahmu sendiri waktu tidur?"
"Eh?" Theo setengah tak percaya mendengar kalimat Louis barusan. "I-iya! Hahaha, lucu, ya."
Theo tertawa canggung. Louis menepuk bahunya sekali.
"Kau pasti lelah, ya. Sana, obati dulu." Louis pun beranjak memasuki kamar mandi, sementara Theo diam-diam menghembuskan napas lega.
Louis sempat melirik ke arah Theo sebelum menutup pintu kamar mandi. Kenapa kau bohong?
Bersambung
[Author]
Bab Sebelas, selesai! GImana menurut kalian? Mungkin kalian nggak sadar, tapi bab kali ini memiliki 606 kata. Yang artinya ... ini bab pertama yang melebihi targetku (599 kata/bab) hahaha. Tapi ini pun ga jauh beda dari yang sebelumnya, yak? Sama-sama pendek :v
Okay, krisarnya, please? Jangan lupa di-vomment, ya. Plus diberitahukan ke orang-orang tentang cerita ini, biar semakin banyak yang baca dan Author-nya pun semakin semangat menulis~
Terima kasih telah membaca!
--
Video/BGM: HDSounDI (Lorenzo Piggici) - Incursion
https://www.youtube.com/watch?v=9TpEBWO4rfI&list=PLCF1B9315500F5554&index=67
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bonds
FantasyMurid baru itu mencurigakan, tapi peristiwa yang terjadi hampir 20 tahun yang lalu lebih mencurigakan. Banyak misteri yang tersimpan setelahnya, namun hingga saat ini tidak ada yang tahu kebenaran dibalik semua itu. Awalnya Theo tidak tahu tenta...