Zero Fang berjalan memasuki kamar. Sayup-sayup ia mendengar percakapan dari dalam.
Theo Zword? Zero mengintip ke arah Theo dan Louis yang sedang berbicara serius. Seuntai kalimat membuat Zero tertegun mendengarnya, sehingga ia memutuskan untuk menguping pembicaraan dua orang tersebut.
~The Bonds~
"Kejadian bersejarah pada tanggal 10 kemarin," ucap Theo Zword. "Apa, sih? Tiba-tiba aku penasaran."
Louis menatap Theo setengah tak percaya. "Tumben sekali kau ingat!"
"Salahmu membuatku penasaran."
"Eh, seingatku tidak hanya sekali-dua kali aku membuatmu penasaran, tapi sebentar kemudian kau langsung lupa. Ini? Sudah beberapa hari sejak kejadian, dan kau masih teringat. Aku terharu," kata Louis sambil mengusap sudut matanya dengan jari telunjuk, seakan ia baru saja meneteskan air mata.
Theo melirik Louis sebal. "Sudahlah, ceritakan saja."
"Baiklah." Louis segera duduk dipinggir kasurnya. Theo mengambil kursi dan duduk menghadap Louis yang berdehem, tanda hendak memulai bicara panjang.
"Kau tahu klan, kan?"
Theo mengangguk. "Garis keturunan keluarga yang memiliki satu kemampuan unik."
Louis mengangguk. "Dahulu terdapat lima klan besar di dunia ini. Salah satunya terdapat di Negara kita, Givory. Merekalah klan Hadows, klan yang dapat memanipulasi bayangan. Entah apa alasannya, tapi empat klan yang lain telah dibantai sebelumnya oleh seseorang yang hingga saat ini belum diketahui jati dirinya. Sementara klan Hadows ... dibantai tepat 17 tahun yang lalu, dimalam hari pada tanggal 10."
"Tapi anehnya Theo, jarak pembantaian tiap klan hanya seminggu. Tapi klan Hadows dibantai dua tahun kemudian."
"Kenapa?" Tanya Theo. "Apa klan itu begitu spesial, atau mereka yang terkuat, atau si pembantai berasal dari klan Hadows?"
Louis menjentikkan jari. "Pertanyaanmu sama seperti pertanyaan kebanyakan orang. 'Apa klan itu spesial?' Tidak. Semua klan itu spesial karena mereka ... langka. 'Apa mereka yang terkuat?' Tidak juga. Kau tahu, empat klan sebelumnya adalah klan-klan yang dapat memanipulasi waktu, gravitasi, molekul dan bahkan darah ..."
"T-tunggu. Darah? Mereka bisa memanipulasi darah?"
Louis mengangguk. "Mereka bisa membentuk apa pun dari darah sesuai keinginan mereka. Bahkan katanya ada beberapa orang yang bisa mengontrol gerak tubuh orang lain."
Theo merinding mendengarnya. Louis kembali melanjutkan. "Dan 'apa si pembantai berasal dari klan Hadows?' ..." jeda sejenak. Louis menatap Theo dalam, lalu menggeleng.
"Tidak." Sambungnya. "Saat jeda pembantaian tersebut, semua anggota klan Hadows dicurigai dan mereka pun diperiksa. Tapi si pembantai bukan salah satu di antara mereka."
"Dan akhirnya, mereka semua dibantai 17 tahun yang lalu?"
Louis mengangguk. "Hal ini menjadi 'pukulan telak' bagi pemerintah. Banyak yang menganggap pemerintah tidak bisa melindungi klan Hadows yang jelas-jelas sudah diambang kemusnahan. Tapi menurut pendapatku sendiri, mungkin sang pembantai memang terlalu kuat, sampai-sampai pihak pemerintah tak bisa mengatasinya."
"Louis," potong Theo. "Bagaimana orang-orang bisa tahu kalau si pembantai hanya seorang?"
"Entahlah," Louis angkat bahu. "Tak ada tanda-tanda kalau pembantai dilakukan oleh sekelompok orang. Dan lagi, sebelum membantai tiap klan, sang pembantai selalu mengirimkan pesan berdarah di dinding ruang kerja setiap pemimpin Negara. Karena ia menyebut 'aku' dan bahkan menyertakan namanya—yang bagiku sangat aneh, orang-orang pun mengira ia melakukan aksinya sendirian. Lagi pula akan terlihat mencolok seandainya sang pembantai memiliki kelompok. Setidaknya satu orang anggotanya bisa tertangkap, kan?"
"Setelah membantai klan Hadows, si pembantai pun seakan ikut menghilang dari dunia ini. Dunia kembali tenang karena dugaan-dugaan buruk masyarakat tak terjadi, bahkan sampai sekarang. Lalu semua pembantaian pun dijadikan rahasia publik karena terlalu kelam untuk dibahas lagi. Lebih dari 1000 orang meninggal, hanya karena satu orang. Sekian."
Louis mengakhiri ceritanya. Theo mencerna setiap ucapan Louis.
"Tidak adakah seseorang yang dicurigai?" tanya Theo. Louis menjentikkan jarinya.
"Bagus kau bertanya. Hal ini tidak diceritakan Pak Graham, tapi aku mencaritahunya sendiri. Kau mau dengar?"
Theo mengangguk penasaran.
"Lement. Pernah dengar?"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bonds
FantasyMurid baru itu mencurigakan, tapi peristiwa yang terjadi hampir 20 tahun yang lalu lebih mencurigakan. Banyak misteri yang tersimpan setelahnya, namun hingga saat ini tidak ada yang tahu kebenaran dibalik semua itu. Awalnya Theo tidak tahu tenta...