"A-apa?" Theo melebarkan kedua matanya, tak percaya. Louis mengangguk.
"Jantung mereka berhenti, paru-paru berhenti, namun tidak ada tanda-tanda mereka diracun," ujar Louis. "Sampai saat ini penyebab kematian mereka masih misteri. Orang-orang hanya bisa berspekulasi tanpa ada bukti konkret. Kalau saja pembantai itu tidak memberi peringatan, mungkin tak ada yang tahu mengapa seluruh klan musnah."
"Siapa sebenarnya pembantai itu?" gumam Theo.
"Yah, tapi bagiku dia hanya orang aneh yang ingin cari sensasi—si pembantai itu. Karena semenjak aksinya selesai tak ada apa pun yang terjadi," ucap Louis. Theo terdiam. Tiba-tiba saja satu kata melintas dibenaknya. Benarkah?
"Sekarang semua jelas, Theo?" tanya Louis, setelah merasa penjelasannya selesai. Theo bergumam sambil berpikir.
"Sepertinya sudah."
"Baiklah kalau begitu. Aku mandi dulu." Louis segera berdiri dan mengambil handuk serta pakaiannya dari lemari, lalu berjalan memasuki kamar mandi. Sementara Theo segera berbaring di kasurnya, berpikir sambil menatap langit-langit kamar.
"Oh, kau mau tahu nama si pembantai itu?"
Theo menoleh pada Louis yang berdiri di ambang pintu kamar mandi.
"Siapa?"
"Ezeron. Nama sang pembantai yang telah membunuh ribuan orang itu."
Tepat setelah itu, Louis memasuki kamar mandi. Theo terdiam. Entah kenapa, ia merasakan perasaan merinding yang menakutkan ketika mendengar nama itu disebutkan.
Ezeron ... ya?
~The Bonds~
Zero yang terus menguping pembicaraan antara Theo dan Louis masih terdiam di dekat pintu, meski percakapan mereka telah berakhir. Pikirannya berkecamuk. Topik pembicaraan Theo dan Louis membuat perasaannya campur aduk. Memori-memori lamanya seakan terputar secara otomatis dibenaknya.
Zero mendecih pelan. Tangannya terkepal erat.
~The Bonds~
Seminggu telah berlalu sejak Theo dan Zero menjalankan hukuman mereka. Hari ini mereka sudah diperbolehkan kembali belajar di sekolah. Theo, setelah merasakan bagaimana rasanya diskors, dengan semangat merapikan penampilannya di depan cermin.
"Hoo, Theo Zword. Akhirnya kau mulai bersekolah lagi, ya." Goda Ren, salah seorang senior yang menjadi anggota sekamarnya. Theo menyengir sambil membetulkan dasinya.
"Rasanya sudah lama sekali," sahutnya. Ren terkekeh, sambil melangkah memasuki kamar mandi setelah Louis keluar.
"Jangan pergi dulu, Theo." Cegah Louis.
"Iya, iya. Aku menunggumu, kok."
"So sweet sekali," Erick—senior lain teman sekamar mereka—yang sedang mengunyah rotinya bersiul.
"Aku masih normal!" seru Theo.
"Justru kata-katamu yang buat aku berkata demikian, Theo," ujar Erick sambil meneguk segelas susu. Theo menatapnya sebal.
"Baiklah, aku berangkat duluan." Dengan segera Erick berjalan keluar.
"Hati-hati," sahut Theo cuek.
"Ng? Mana Zero?" tanya Louis sambil memakai sweater-nya, mengingat hari ini sudah memasuki musim gugur.
Theo angkat bahu. "Sudah duluan. Mungkin ia sudah tak sabar ingin segera belajar."
"Apa terjadi sesuatu selama kalian diskors?" tanya Louis. Theo terdiam. Sesaat kemudian ia menggeleng.
"Tak ada apa-apa, sih," ujar Theo. Louis pun manggut-manggut. Ketika ia berpaling, Theo meliriknya. Yah, sebenarnya ...
~The Bonds~
Kemarin. Hari terakhir Theo dan Zero menjalani hukuman mereka. Saat itu mereka sedang membongkar lemari buku yang terletak di ruang utama asrama.
"Uh, banyak sekali debunya." Theo menyambut buku-buku yang diberikan Zero yang bertugas mengeluarkan buku-buku dirak paling atas—sambil berdiri di atas kursi.
"Berapa lama ini tidak dibersihkan?" gumam Zero, tak kalah sebal.
"Sepertinya Nyonya Potts terlalu lelah untuk membersihkan ini," timpal Theo, mengingat nyonya bertubuh gempal yang ramah itu belakangan ini sering mengungkapkan rasa lelahnya.
"Cepat selesaikan ini," Zero langsung mengambil beberapa buku sekaligus dan menyerahkannya pada Theo.
"Tu—hei, hati-hati!"
Bersambung
[Author]
Ada yang kurang karena kesalahan Author, jadi maafkeun.. yang berubah hanya penggalan ceritanya, sisanya sama kok. Sekali lagi maafkan ke-error-an Author><
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bonds
FantasíaMurid baru itu mencurigakan, tapi peristiwa yang terjadi hampir 20 tahun yang lalu lebih mencurigakan. Banyak misteri yang tersimpan setelahnya, namun hingga saat ini tidak ada yang tahu kebenaran dibalik semua itu. Awalnya Theo tidak tahu tenta...