Aira pun melihat sekeliling nya karena tadi ada Dimas tetapi sekarang Dimas sudah pergi. Aira pun tak ingin mengambil pusing Aira pun langsung masuk menuju lapangan untuk memakan bakso yg baru dibeli nya tadi.
Dimas POV'S
Senyum itu... gua sangat merindukan senyum itu. Tak henti-hentinya gua memperhatikan setiap gerak-gerik nya. Dan lagi-lagi entah kenapa bibir ini tertarik untuk tersenyum kecil melihat itu semua.
" Woyy Mas bengong aja. Balik yuk. Lu gak jajan kan? " ucap Alfin.
" Gak. Ya udah balik yuk ke sekolah. " ucapku.
" Oh iya Btw lu kok tadi senyum-senyum sendiri mana arah mata lu itu ngeliatin Aira terus lagi? Hayoo ada apaan lu sama Aira? Jujur dong. " ucap Alfin.
" Hah? Gak kok gak ada apa-apa cuma temen biasa aja. " ucap ku berbohong. Ntah ini bohong atau tidak gua pun gak tau tetapi setiap didekat nya gua merasa nyaman dan bibir ini tak henti-hentinya membuat senyum untuknya meski dia tak membalas senyum ini.
" Serius?" Ucap Alfin curiga.
" Iya. Udah yuk masuk. " ucapku mengalihkan pembicaraan.
Skip>>>
Gua dan Alfin pun duduk tak jauh dari lapangan sekolah. Tak ada daya tarik apapun untuk diperhatikan... Tapi ada sesuatu yang sekarang menjadi pusat perhatian gua untuk gua lihat. Tak jauh dari lapangan ada sebuah bangku panjang dan ada seorang perempuan memakai jilbab yang sedang memperhatikan sekelompok laki-laki yang sedang bermain basket. Kumpulan laki-laki itu adalah kakak kelas semua. Dan perempuan itu..... Perempuan itu adalah Aira. Aira yang sedang memegang semangkuk bakso ditangannya. Dan sesekali dia menyuapkan potongan bakso itu kedalam mulutnya yang fokusnya menatap permainan basket kakak kelas itu. Disana ada kak Vero dan kak Rafa yang sedang bermain basket juga. Tetapi fokus tatapan Aira bukan pada kak Vero ataupun kak Rafa tetapi pada seorang laki-laki tampan, tinggi. Dan sesekali laki-laki itu pun menoleh ke arah Aira dan tersenyum untuknya. Dan Aira pun membalas senyuman itu dengan senyum manis miliknya yang sangat gua sukai. Entah kenapa perasaan gua terasa sakit, sesak... Apa benar kalo gua menyukai Aira sedari dulu? Tapi gua nya yang membohongi diri gua sendiri?? Entah lah. Melihat senyum nya yang tak lagi untukku terasa begitu sakit...
Laki-laki itu menghampiri Aira dengan keringat yang lumayan banyak dikening nya. Gua pun mendekat ke arah mereka supaya bisa mendengar percakapan mereka.
" Nih minum dulu. " ucap Aira kepada laki-laki itu.
" Hehe makasih Ra. Tau aja gua haus. " ucap laki-laki itu.
" Apasih kak yang gak Aira tau? " ucap Aira.
" Yee gak gitu juga Ra. Kepedean deh.. " ucap laki-laki itu sambil mencubit pipi Aira.
" Ihh kak Arkan jangan cubit pipi Aira dong.. Tangan nya kan kotor bekas main basket terus pipi Aira kan yg boleh nyubit cuma keluarga Aira doang. " ucap Aira sambil mengerucutkan bibirnya.
Lucu. Satu kata yang tepat untuknya ketika bersikap seperti itu." Heheh iya deh maaf-maaf lagi kamu ngegemesin tau kalo lagi kepedean gitu. " ucap laki-laki itu yang ternyata namanya Fazil.
" Yaudah gih minum dulu. " ucap Aira. Dan laki-laki itu mengangguk kemudian meneguk minuman yang diberikan Aira.
" Kak Arkan laper gak? Nih Aira punya bakso isinya lumayan banyak tapi Aira udah kenyang banget. Mau gak kak Arkan? Hehe bekas sih. Wkwk. " ucap Aira sambil nyengir.
" Ehm boleh deh Ra. Buat ngeganjel perut dulu.. Gapapa deh bekas juga. Wkwk " ucap nya.
Dan mereka pun tertawa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita ( Cinta Dan Persahabatan )
Teen FictionKetika rasa perduli itu hilang ntah kemana... Bukannya aku berhenti untuk perduli padamu sahabat tapi aku dan yang lain membutuhkan waktu untuk berfikir apa salah kita masing-masing dan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Maaf kalau sekarang aku cue...