" Ngga mah, kita ga mungkin buat bohongin mama. Lagi pula masalah ini ga bisa kita mainin mah. " ucap Vero
" Tapi mama tetep harus ngeliat kondisi Aira, Ver. "
" Mama selama ini kemana aja? Kenapa baru sekarang mama perduli sama Aira, perhatian sama dia? Kemana aja mah? Selama ini, mama ga pernah kan ngasih kasih sayang mama ke Aira? Yang Aira butuhin selama ini support dari mamah sama papah, tapi kalian kemana? Kalian sibuk sama pekerjaan kalian dan melalaikan tugas kalian sebagai seorang orang tua. " ucap Raffa
" Selama ini yang tau kondisi Aira, cuma aku sama kak Vero, sama bi inah mah, makanan kesukaan Aira pun yang tau cuma aku, ka Vero, sama bi Inah. Sekarang aku tanya sama mama, apa mama ingat dengan tanggal ulang tahun Aira ? Ngga ! Setiap hari ulang tahunnya, hanya kami mah yang selalu menemani nya, hanya kami yang merayakannya. Apa mama pernah sekali aja ngucapin selamat ulang tahun ke Aira ? Ngga kan ? Yang mama selalu prioritaskan adalah pekerjaan , tanpa pernah sekalipun mikirin anak-anak mama yang butuh kasih sayang dari mama. " lanjutnya
Mia hanya diam membisu, karena apa yang dikatakan Raffa benar tentangnya, dia tidak ingat kapan ulang tahun putri nya itu, dia tidak tahu apa makanan kesukaan nya, Mia benar-benar tidak tahu apapun mengenai anak-anaknya. Apa itu yang dinamakan seorang ibu? Anak-anaknya ternyata memang bukan hanya butuh uang tapi juga kasih sayang.
Dia merasa bodoh sekarang, karna sudah menelantarkan anak-anaknya sendiri hanya demi uang. Ia sadar bahwa seharusnya tugasnya hanya menemani dan mengawasi anak -anaknya bukan ikut bekerja bersama suaminya. Ia menyesal telah melakukan itu. Dia memaklumkan ucapan Raffa, karena apa yang diucapkan olehnya adalah suara hati putra nya itu yang dari dulu tidak diucapkan kepadanya.
Disisi lain ada seorang laki-laki yang sedang berpikir, apakah dia bisa membantu seorang perempuan yang sangat disayanginya itu untuk melawan trauma nya itu. Belum pernah dia menyayangi perempuan sampai sedalam ini.
Ya laki-laki itu adalah Arkan, dia sesang berpikir apa dia bisa membuat Aira kembali seperti yang dulu dan tidak lagi dibayang-bayangi oleh rasa trauma nya terhadap persahabatan.
Lamunan Arkan berhenti ketika Mia kembali bersuara,
" Mama tetep mau masuk " ucap mia dengan pandangan kosong
" Ya itu terserah mama, hak mama, tapi jangan buat Aira makin drop dan semakin stress. " jawab Vero
Mia langsung masuk ke kamar rawat Aira, Aira yang mendengar suara pintu terbuka pun tak menggubrisnya dia hanya menatap Mia dengan pandangan tidak suka.
Dia tidak suka di ganggu, saat ini Aira belum bisa berpikir siapa yang datang dengan niat baik, yang dia ingat hanya perlakuan buruk.
Ketika Mia ingin memeluk sang putri (Aira), Aira memberontak dia merasa takut, dia tidak ingin disentuh oleh siapapun, termasuk ibu kandungnya sendiri. Dia mencoba melepaskan pelukan itu dengan cara memberontak dan berteriak histeris seperti awal.
Arkan yang mendengar suara teriakan itu kemudian berlari memasuki ruang rawa Aira. Vero dan Raffa pun mengikuti dari belakang.
Vero dan Raffa mencoba melepaskan pelukan Mia terhadap Aira, kemudian Vero memeluk sang mama dan membawa Mia keluar dari ruang rawat inap Aira dan diikuti oleh Raffa. Raffa melihat Aira dipeluk oleh Arkan dan tidak ada perlawanan dari Aira, bahkan Aira membalas pelukan Arkan dengan erat.
Raffa kemudian meninggalkan mereka berdua saja, karena dia percaya bahwa Arkan akan menenangkan dan mencoba agar Aira tidak lagi depresi seperti ini.
" Ssstttt udah ya, jangan nangis lagi. Ga capek nangis mulu ? Tenang aja, disini ada gua, ada Raffa, ada ka Vero jga, bahkan ada orang tua kamu. Udah ya tenang. " ucap Arkan
Aira semakin memeluk Arkan erat
Entah kenapa dipelukan Arkan, Aira merasa dia akan aman dan bersama arkan dia merasa tenang, dan detak jantung nya juga entah kenapa sangat cepat seperti habis lari marathon.
Tbc
Ada yang kangen sama cerita ini?
Maaf lama update
Author lagi sibuk sekolah sama ngurusin eskul wkwkwkHappy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita ( Cinta Dan Persahabatan )
Novela JuvenilKetika rasa perduli itu hilang ntah kemana... Bukannya aku berhenti untuk perduli padamu sahabat tapi aku dan yang lain membutuhkan waktu untuk berfikir apa salah kita masing-masing dan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Maaf kalau sekarang aku cue...