Part 37

283 17 11
                                    

Aira menangis sampai sesunggukan saat berada di pelukan Arkan, dia merasa nyaman.

Arkan selalu bisa memberikan kenyamanan untuk siapapun yang dia sayangi. Arkan pun akhirnya melerai pelukan itu.

" udah ya, ga usah nangis lagi. Udah ga ada apa-apa lagi kan sekarang? Sekarang lebih baik kamu istirahat ya, biar ceoet sembuh. " ucap Arkan sambil menidurkan Aira.

Dan Aira pun hanya menurut apa yang diucapkan Arkan, dan sesaat sebelum Aira tertidur dia mengucapkan sesuatu kepada Arkan.

" Tetep disini ya ka, temenin aku. Aku gamau sendirian. " ucap Aira dengan suara lirih

" Kakak ga akan kemana-kemana, aku akan selalu disini. Kamu ga perlu takut, sekarang kamu tidur ya. "

Aira pun tertidur dengan tangan nya yang menggenggam tangan Arkan erat seakan dia tidak ingin kehilangan Arkan. Arkan tersenyum tipis memandang tangannya yang digenggam erat oleh Aira.
Tak lama kemudian Vero dan Raffa membuka pintu kamar Aira sedikit, mereka melihat Arkan yang sedang mengusap puncak kepala Aira dengan lembut dan Aira yang tertidur dengan menggengam tangan Arkan.

Vero dan Raffa hanya bisa tersenyum melihat pemandangan indah itu dari jauh, mereka bersyukur ada seseorang yang menyayangi Aira dengan sungguh-sungguh. Ada kerinduan yang tergambar jelas dari tatapan mata Vero dan Raffa bahwa mereka merindukan adik mereka yang sangat mereka sayangi itu. Tapi mereka tidak bisa melakukan apapun sekarang.

Setelah Aira benar-benar sudah tertidur pulas barulah Arkan keluar dari kamar rawat Aira.   Arkan hanya tersenyum karena dia sedari tadi diperhatikan oleh Raffa dan Vero. Kemudian Arkan duduk disalah satu kursi tunggu di depan ruang rawat Aira, ntah kenapa dia tiba-tiba sedih meratapi nasibnya yang selalu saja buruk mengenai pecintaannya.


Dulu seseorang yang dia cintai telah direbut oleh mantan sahabatnya sendiri dan itu yang membuat Arkan takut untuk jatuh cinta lagi, karena dia takut untuk dikhianati untuk kesekian kalinya.

Raffa yag mengerti apa yang Arkan rasakan dia pun mengelus pundak Arkan, Arkan yang merasa pundaknya disentuh oleh orang lain pun mendongak untuk melihat siapa orang tersebut. Dia melihat Raffa yang mengelus pundaknya dan menatapnya dengan tatapan iba dan mengerti apa yang sedang ia rasakan.

Raffa pun duduk disamping bangku Arkan. Setelah Raffa duduk keadaan tetap hening, tidak ada yang memulai berbicara. Raffa hanya menunggu apa yang akan diucapkan oleh sahabatnya itu, tanpa berusaha untuk menanyakan apa yang sebenarnya ingin ia katakan sedari tadi.

" Gua takut Raff, gua takut kalau nyata nya nanti Aira bakalan pergi ninggalin gua kaya yang Viona lakuin ke gua Raf. " ucap Arkan yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

" Gua tahu ini aneh, karena antara gua dan Aira tidak ada hubungan apapun, tidak ada hubungan khusus. Dan gua sama Aira pun baru kenal dan baru saja dekat. Tapi apa salah kalau gua sayang sama dia Raf ? Rasa sayang gua lebih dari rasa sayang sebatas teman atau sahabat. Karena nyatanya gua pengen lebih dari sekedar teman dan sahabat. " lanjutnya

" Gua cuma pengen Aira jadi milik gua Raff, dan gak ada orang lain yang berusaha buat ngambil dia. Gua pengen jaga dia lebih dari gua jaga diri gua sendiri, karena emang nyatanya gua cinta sama dia, gua sayang sama dia. Gua tahu gua egois, gua tahu gua gak ada hak buat kaya gini fan gua sadar juga kalo gua telat buat sadar kalo gua mulai jatuh cinta lagi sama Aira, gua telat menyadari hal itu. "

" Baru kali ini gua mencintai orang sampai segininya Raff, bahkan rasa cinta gua dulu ke viona gak pernah sedalam ini. Cuma Aira yang bisa buat gua jatuh cinta sedalam ini. " Arkan pun menghela napas panjang setelah mengatakan kepada Raffa tentag apa yang sedang dia rasakan.

Itu adalah kalimat terpanjang yang dikatakan Arkan setelah sekian lama dia bungkam tentang apa yang selama ini dia rasakan. Kehilangan Viona lah yang membuat Arkan menjadi seorang yang tertutup, bukan hanya itu tapi hal yang membuatnya lebih kecewa adalah seseorang yang mengkhianatinya adalah sahabatnya sendiri. Seseorang yang tahu Arkan luar dalam.

Raffa pun tersenyum setelah mendapat pengakuan dari sahabatnya itu.

" Ar, sadar ga kalau selama ini Aira juga punya perasaan yang sama kaya lu,tapi dia nutupin itu semua dan ternyata dia bisa nipu semua orang kecuali gua dan ka Vero. Dia sebenernya juga mulai jatuh cinta Ar sama lu tapi dia berusaha buat ngelak sama perasaannya sendiri. Karena dia gak mau salah menilai perasaannya sendiri, da salah menilai perhatian yang selama ini lu kasih ke dia. "

" Kalian sama-sama sayang tahu ga ? Kalian juga sama-sama jatuh cinta tapi kalian bersikap kalo kalian ga punya perasaan apapun satu sama lain, dan lebih bodohnya lagi kalia berusaha ngelak sama perasaan kalian sendiri "

" Kadang gua suka greget sendiri tahu ga sih sama cinta kalian, sama-sama sayang tapi gamau ngakuin. Pesan gua sekarang cuma satu Ar, kalo lu beneran sayang sama adek gua lu harus benar-benar berjuang untuk mendapatkannya, dan coba deh lu ungkapin rasa yang lu rasain sekarang ke Aira, apapun jawaban Aira nanti itu sudah menjadi pilihannya, dan lu harus terima. Ini bukan karena Aira adek gua tapi karena gua pengen lu percaya lagi kalo cinta ga selamanya sakit terus, dan kalo cinta ga selamanya berakhir dengan pengkhianatan, disini banyak orang-orang yang sayang sama lu Ar, dan disini juga banyak orang-orang yang nunggu lu terbuka lagi sama apapun masalah dan perasaan yang lagi lu rasain. Kita kangen candaan lu, keusilan lu, dan gua kangen senyum dan tawa lu Ar. Dan semoga aja dengan hadirnya Aira bisa ngembaliin sikap dan sifat lu yang kaya dulu lagi. SEMANGAT AR !!!! " ucap Raffa

Setelah itu mereka saling berangkulan dan tertawa bersama. Seperti itulah sahabat, selalu menemani dan selalu memberi saran kepada sahaabatnya apapun kondisinya.

~TBC~

Haiii, aku kembali lagi dengan cerita ini, semoga suka ya, dan semoga cerita ini masih ada di perpustakaan dan reading list kalian ya.

SEE YOU AGAIN GUYS

Cerita Kita ( Cinta Dan Persahabatan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang