Vero kembali ke ruang ICU. Vero pun melihat Rafa menangis disamping ranjang Aira.
Vero terus memperhatikan adiknya itu. Tersirat kesedihan dan penyesalan dari isakan tersebut. Vero pun mendekat." Raf ? " panggil Vero.
Hening
" Rafa? "
Hening lagi
" Raaffaa?? Mau sampe kapan kamu nangis kayak gini? Nangis ga akan nyelesain masalah. Sebaiknya kamu berdoa buat Aira supaya dia cepet sadar. Bukan malah nangisim dia terus. " amarah vero memuncak.
" Kakak ga pernah tau rasanya jadi Rafa. Rafa kak yang salah, ga seharusnya Rafa ngebentak Aira kayak tadi. Seharusnya Rafa ngebujuk Aira makan bukan ngebentak. Seharusnya Rafa bantu Aira buat nyelesein masalahnya bukan malah marah dan ngebentak dan buat dia drop kayak gini. Rafa salah kak, Rafa pantes buat dihukum, kakak ga maafin Rafa dan kalian ngebenci Rafa, Rafa terima karena ini semua salah Rafa. " ucap Rafa sambil terisak.
" Kamu udah terlambat Raf, buat sadar. Kamu telat. Kenapa kamu ga berfikir dulu dari awal sebelum ngebentak Aira? Kamu seharusnya mikir. Dan sekarang ketika semuanya udah terjadi kamu cuma nangis? Ga guna, ga akan ngerubah apapun ! Kakak ga nyalahin kamu, tapi seharusnya kamu lebih dewasa lagi menyikapi Aira. Udah cukup Aira kekurangan kasih sayang mama papah, jangan bebani dia lagi dengan amarah kamu yang belum bisa kamu kontrol. " ucap Vero.
" Iya, kenapa Rafa ga sadar ya? Rafa tau Rafa salah. Sekarang kasih tau Rafa kak apa yang harus Rafa lakuin supaya Aira sadar? " tanya Rafa.
" Sekarang kamu shalat, dan berdoa sama Allah supaya Aira sadar dari koma nya. Tadi kakak udah. Sekarang giliran kamu. " ucap Vero.
Rafa pun mengangguk dan pergi meninggalkan ruang rawat Aira.
Ada seorang perempuan yang berlari-lari .
" Sus apa disini ada pasien bernama Aira? " tanya nya
" Tunggu sebentar ya mbak. Akan saya cari. " ucap suster itu
" Oh iya ada Mbak dia sekarang di ruang ICU. " ucap Suster itu lagi.
" Ruangannya sebelah mana ya sus? "
" Mbak lurus aja nanti ada perempatan dilorong sana belok kanan. Nah disitu ruangannya. "
" Oke makasih Sus. "
Perempuan itu pun berlari menuju arah yang sudah diberitahu oleh suster tadi.
Sesampainya di ruang ICU perempuan itu mengetuk pintu dan kemudian masuk.
Perempuan itu adalah Dian kekasih Vero. Vero melihat ke arah pintu melihat dian disana Vero pun membuka pintu nya.
" Kamu yang sabar ya Ver. O iya gimana kondisi Aira? " tanya Dian.
Hening
" Ver, aku nanya loh gimana kondisi Aira? "
Vero langsung memeluk Dian, Dian pun yang kaget dengan reaksi Vero dia pun perlaham membalas pelukan itu dan mengusap perlahan punggung Vero. Vero menangis di pelukan Dian.
" Aira koma ai " vero pun angkat suara
( PS : Ai itu sebutan untuk Dian )" Kamu serius Ver? Aku lagi ga bercanda loh ya. "
" Aku ga bercanda Ai. Aira koma. Dan kita ga tau kapan dia siuman. " ucap Vero sambil terisak.
" Sutttt udah. Aku tau kamu pasti kuat kok. Kamu udah shalat belum Ver? " tanya Dian.
" Udah. " perlahan Vero melepas pelukannya dari Dian.
Dian pun menghampiri ranjang Aira.
" Hy Ra. Ini aku dian. Panggil aku kak dian atau kak Ai. Salam kenal. " ucap Dian tersenyum miris.
Tak ada jawaban hanya ada suara alat monitor pendetak jantung.
" Kamu kok betah sih tidur mulu, badan kamu ga pegel apa? Kakak aja yang liat pegel loh Ra. "
Tak ada jawaban lagi.
" Hehehe kakak kok berasa ngomong sama patung ya? Heheh ngga kok bercanda kakak. Nanti kalo kamu udah sadar kakak ajak kamu jalan-jalan deh bareng Vero sama Rafa juga. Janji ya kamu cepet sadar. Biar kita bisa main. "
Vero hanya memperhatikan kekasihnya berbicara sendiri dengan sang adik yang tak ada respon.
Dian pun memegang tangan Aira.
Dan membisikan sesuatu
" Cepet sadar ya sayang. Kakak pengen kenal lebih jauh kamu. "Tutttttttttttttttttttt
Mesin monitor pendetak jantung berbunyi dan kini telah membuat garis lurus.
Vero yang kaget pun panik dan memangil dokter.
' Ya Allah selamatkan lah Aira. ' batin Vero.Tbc
Jangan lupa vomment nya ya.
Makasih 😁😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita ( Cinta Dan Persahabatan )
Teen FictionKetika rasa perduli itu hilang ntah kemana... Bukannya aku berhenti untuk perduli padamu sahabat tapi aku dan yang lain membutuhkan waktu untuk berfikir apa salah kita masing-masing dan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Maaf kalau sekarang aku cue...