Season Of Love Extra Part : 1

16.3K 448 8
                                    

Hallo readers, apa kabarnya? Sudah lama author gak muncul dicerita satu ini. Author banyak mikirin ide utk cerita lainnya, tapi jadi greget dengan cerita ini. Yah tadinya author pikir cerita Season Of love mau disudahin aja, tapi mungkin ada beberapa readers yang merasa ceritanya agak ngagantung atau ada yang masih penasaran dengan kelanjutan cerita Alven dan Isabell? HUHU. Untuk itu author minta maaf sudah lama menghilang dari cerita absurd ini dan sekali lagi terima kasih untuk para readers karena udah mau baca cerita author yang pertama, cerita yang menjadi saksi perjalanan author di wattpad*kan author alay banget. Cerita yang penuh typo bertebaran, gaje dan--- ah gitu deh..

Rencananya author mau re-view cerita atau re-write, tapi ga ada waktu hikss T_T. Oke author curcol panjang banget ya. Sebagai rasa terima kasih author untuk para pembaca dan pendukung cerita ini, author akan memberikan beberapa part SEASON OF LOVE SPECIAL EDITION. Setuju? Yang setuju angkat kaki!

***

Author's POV

Matahari mulai menampakkan dirinya, menerobos melalui celah-celah kaca jendela yang tak tertutup tirai berwarna coklat keemasan yang melengkapi penampilannya. Masuk menerangi sebagian kecil ruangan yang ditempati gadis berambut hitam yang masih tak sadar akan kehadiran sinar sang mentari.

Ia masih bergelut dibalik selimut yang berwarna senada dengan tirai jendelanya, menikmati udara dingin yang dihembuskan oleh AC kamarnya, yang menggelitik kulit putih mulusnya yang hanya berbalut tanktop berwarna hitam, seolah enggan untuk beranjak. Tak ada bunyi apapun, hanya ada kesunyian disana.

Diam-diam gadis muda itu membentuk lengkungan kecil dibibirnya saat menyadari sesuatu yang beberapa tahun terakhir membuatnya merasa begitu nyaman saat tertidur. Sesuatu yang membuatnya selalu enggan bangun.

Ia masih enggan untuk membuka matanya apalagi beranjak. Ia menghirup napas dalam-dalam dan merasakan bau khas yang selalu ia rindukan, bau yang berhasil membuatnya merasa tenang dan bau yang menjadi alasan utamanya untuk enggan beranjak pagi ini.

"Apa kau sudah bangun, sayang?" Gadis itu tersenyum tapi masih menutup rapat matanya saat mendengar suara berat yang sangat khas di telingannya. Ia masih menikmati bau yang berasal dari laki-laki yang kini mendekapnya erat dengan salah satu tangannya, memberikannya kehangatan luar biasa yang membuatnya semakin enggan untuk beranjak.Ia masih menikmati deru napas laki-laki itu yang menggelitik kulit-kulit lehernya.

"Hm"gadis bernama Isabell itu hanya bergumam, masih menikmati tangan laki-laki disampingnya yang mengelusnya lembut lalu membalas dekapan laki-laki di sampingnya itu sambil tersenyum senang.

"Baiklah, sebentar lagi" Ucap laki-laki di sampingnya yang tak lain adalah Alveno Aresto, laki-laki tampan yang kini telah menjadi suami Isabell. Alven masih memeluk Isabell sebelum akhirnya mencium puncak kepala istrinya lembut.

Perlahan tapi pasti, Isabell membuka matanya dan menatap tepat dalam manik Alven yang balas menatapnya balik. Di manik mata Alven, ia bisa melihat dirinya, kemudian ia tersenyum pada laki-laki tampan yang selalu berhasil membuatnya jatuh cinta lagi dan lagi, hingga ia terdorong dalam jurang cinta terdalam.

"Pagi sayang" Sapa Alven hangat sambil memasang senyum terbaiknya, hal yang selalu ia lakukan sejak mereka pertama menyandang status sebagai suami istri.

"Pagi juga, sayang" Ucap Isabell sambil tersenyum dan mempererat pelukannya di dada bidang milik suaminya yang tak berbalut pakaian sehingga gadis itu bisa merasakan permukaan kulitnya yang bergesekkan dengan kulit suaminya yang selalu memberikannya kenyamanan.

Cup.

Alven memberi Isabell sebuah kecupan di bibir yang kini sudah menjadi sarapan pagi utama bagi isabell. Perlahan tapi pasti, Isabell menangkup wajah Alven dan membalas kecupan hangat yang suaminya berikan hingga posisi tubuhnya menghadap langsung ke Alven. Alven tak menyangka setelah menikah beberapa tahun istrinya yang tetap cantik sama seperti pertama kali ia melihat gadis itu, telah banyak berubah diusianya yang hampir menginjak 24 tahun. Isabell terlihat lebih dewasa, dan perlakuannya selalu memberikan kehangatan pada Alven.

Season Of love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang