Isabell's POV
Saat kami sudah pulang ke rumah, kami berdua sudah di hadang oleh sosok Bryan yang kepo setengah mati.
"Cieeeeeeeee.. ada couple yang basah-basahan"
"Cieee.. hayo.. tadi ngapain sih, lama banget?" ucap Bryan.
"Kasih tau dong...., yah udah, kak Isabell pelit, kak Alven aja deh"
Alven tertawa. Lalu ia menghampiri Bryan dan membisikkan sesuatu yang tidak aku ketahui.
Keduanya langsung tertawa.
"Bisikin apa sih?" tanyaku.
Bryan langsung menjawab pertanyaanku dengan cepat. "Cia elah.. kepo amat. ini masalah cowok"
Ini adikku bukan sih? kenapa... super super.. nyebelin..
rasanya aku pengen menjitak adikku yang satu ini. bawel mintak ampun.
Keturunan siapa juga.....
"Bajumu basah tuh"
Alven tersenyum. "Gila, hujannya awet banget, dari tadi..."
Aku menatap ke luar jendela mengikuti arah pendangan Alven. "Iya. terharu tuh"
"Terharu karena akhirnya... Isabell dan Alven jadian, cieeeeee" ucap Alven sambil mengedipkan sebelah matanya ke arahku.
Alven langsung berlari meninggalkanku yang mengejarnya, ia menaiki anak tangga.
Brukkk.. aku terjatuh saat hendak menaiki anak tangga yang ke lima. Sialan!,..
Alven langsung menghampiriku dengan khawatir.
"Kau tidak apa-apa kan bell?"
"Apanya yang gak apa-apa, sakit tau" ucapku, Alven tersenyum.
"Ya sudah, maaf, gara-gara aku, kau jadi begini"
Lalu ia menundukkan badannya di hadapanku, memunggungiku dan memberi isyarat agar aku naik ke punggungnya.
Aku tersenyum puas. Dan dengan cepat naik di atas punggungya. Dalam beberapa menit, Alven sudah mendukungku ke lantai atas.
"Kayaknya, kau harus diet deh bell!"
Aku menaikkan sebelah alisku. Apa maksudnya?
"Maksudmu aku berat?"
Alven terkekeh. "Ya gitu deh!"
Aku memukul punggung Alevn, ia mengeryit kesakitan.
"Sudah-sudah, nanti kita berdua malah jatuh"
"Kalau sampai aku jatuh, kau harus bertanggung jawab"
Aku menuruti kata-kata Alven saat di mobil tadi. Hhaha.. gak kreatif.
Ia terkekeh. "Hayoo.. tanggung jawab gimana?"
"Kau harus menggendongku ke sekolah setiap hari"
"Kalau kau mau, aku bisa menggendongmu ke sekolah tanpa harus menjatuhkanmu, bagaimana, mau?" tawar Alven.
kali ini aku memukul Alven lagi, ia malah tertawa.
"gilaa.. apa kata dunia nanti"
"Dunia akan bilang. "Wah... pasangan itu serasi banget" dan mereka pasti iri, apa lagi kalau pria yang menggendong gadisnya itu..." Belum sempat Alven melanjutkan kata-katanya aku buru-buru memotong pembicaraannya,
"tampan gitu?"
"Nah.. itu kau tahu, aku tampan kan?"
Aku terkekeh sebelum akhirnya menjawab. "iya iyaaa... dari pada nangis, mendingan aku puji saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Season Of love [COMPLETED]
RomanceBerawal dari keinginan sang Kakek, Alveno Aresto, pria idaman seantero sekolah harus tinggal dan bertunangan dengan Isabell Kisaria, gadis biasa dan polos yang tidak dikenalnya. Hari-hari mereka lewati hingga perlahan menghapus masa lalu Alven yang...