Our Feeling

8.7K 445 3
                                    

Alven's POV

Aku tersenyum geli, hahaha....

Maaf Val. aku terpaksa pake namamu demi.., eh. demi apa? bukan demi apa-apa. cuma iseng.

aku duduk di dekat jendela kamarku, dari tadi menunggu sosok gadis itu, tidak tahu kenapa.

lalu.

tiba-tiba Reval mengirimku pesan.

Nomor gadis itu.

Aku dengan isengnya mengirim pesan ke gadis itu. Hm.. seketika amarahku hilang. aku tidak lagi marah padanya, well, aku teringat kata-katanya.

Aku hanya wabah masalah baginya.

Aku menghela napasku. dan meletakkan ponselku di atas tempat tidur. Jadi tidak semangat lagi untuk iseng. Huh..

Aku juga ikut menghempaskan diriku di atas tempat tidur lalu menatap langit-langit kamar. aku memejalmkan mataku.

Aku cemburu bell.

Crist. bisa mendapatkan perhatianmu..

aku? kau hanya menganggapku wabah masalah. gak lebih.

kayaknya.. kita gak mungkin bertunangan.

kau tidak pernah mencintaiku kan??

ternyata pertemuan kita yang singkat ini,

tidak mampu membuatmu jatuh cinta padaku. Awalnya. kukira setelah mengenalku, kau akan jatuh cinta padaku.

ternyata aku salah...

Apa kau pernah bertanya tentang perasaanku? Aku meragukan perasaanku padamu bell.

Setiap kali aku melihatmu...

aku takut. itu akan terjadi.

Kau akan meninggalkanku, sama seperti yang Luna lakukan. Aku takut tersakiti lagi.

Aku tahu kau berbeda....

Lamunanku buyar ketika mendengar bunyi mobil, ah. mobil Crist, aku buru-buru bangkit dari tempat tidurku dan mengintip dari jendela.

Aku meliha gadis itu tersenyum ke arah pria itu.

Pria itu mengacak-acak rambutnya,. aku bisa melihat ekspresi wajah gadis itu berubah menjadi cemberut.

Aku tersenyum kecut,.

++++++++++++++++++

Setelah kejadian aku dan Isabell tidak berbicara banyak, kalau kami bertemu di sekolah, ia hanya melihatku tanpa bersuara. aku sering melihatnya, Crist dan teman perempuannya yang berambut pirang pergi bersama ke kantin, Ya mereka terlihat akrab.

Oh ya.. tentang gadis berambut pirang itu.

Aku lupa namanya.

Hari itu, tanpa sengaja aku menabraknya dan kami berkenalan. Oh ya, namanya Zee.

tidak hanya itu, kami sering berpapasan di koridor sekolah, ia sering tersenyum ke arahku, aku tidak terlalu kenal dengannya, terkadang aku pura-pura tidak melihatnya. Mhh... kadang aku membalas senyumnya kalau lagi mood. Tapi, seminggu terakhir aku tidak mood. Banyak siswi yang berusaha menarik perhatianku. meskipun mereka sudah dihebohkan dengan berita bahwa aku dan Isabell adalah tunangan, tapi ternyata mereka masih mendekatiku, mencari perhatianku, dan jujur aku merasa risih.

Season Of love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang