Isabell's POV
"Ini pacarmu kak?" tanyaku pada kak Rabell.
Salah satu sepupu laki-lakiku dari pihak papa . Mamaku adalah anak kedua dari tiga bersaudara, dan kalian tahu? di antara saudara mamaku maupun papapku, Aku adalah satu-satunya cucu perempuan... Is that cool?, ia pria yang baik meskipun kami tidak akrab tapi aku tahu dia orang yang baik dan ramah. Rambutnya berwarna hitam, dan tubuhnya cukup tinggi, dia sudah berumur 19 tahun. Dan, alasan aku sangat penasaran dengan pacar Kak Rabell karena, selama ini, setahuku, Kak Rabell adalah pria paling Calm, di keluarga kami, dia tidak suka berpacaran.. tidak-tidak, dia tidak pernah berpacaran
Hari-harinya ia habiskan untuk belajar..
dia olahragawan yang hebat, dan nilainya selalu memuaskan, prestasinya di non-akademik maupun akademik sangat memuaskan. sesuatu yang membuat kakek sangat membanggakan Kak Rabell, dan bahkan ia sempat ditunjuk sebagai salah satu pewaris dari salah satu perusahaan milik kakek. Tapi, entah kenapa dia menolaknya.
Kak Rabell memang bisa diandalkan kalau soal pekerjaan, tapi.. soal percintaan.
Menurutku dia mungkin lebih buruk dariku, oke, aku memang tidak berpengalaman.
Tapi, aku yakin kalau pengetahuanku tentang cinta lebih besar.
Tiba-tiba suara kecil tebisik di telingaku seolah-olah menyadarkanku akan sesuatu. Kau tidak sehebat itu bell, buktinya kau bahkan mencari informasi di google hanya untuk mengetahui apakah kau sedang jatuh hati dengan Alven atau tidak.
Oke.. lupakan tentang kalimatku yang terakhir, aku dan Kak Rabell mungkin sama-sama tidak berpengalaman dalam urusan cinta.
Tapi satu yang perlu kalian tahu, Kami berdua cukup beruntung dalam masalah cinta.
Buktinya, pacarku, Alven. adalah pria populer di sekolahku.
Dan. pacar Kak Rabell, wanita yang berhasil bergabung dalam Music Comunity terbaik di kota kami.
Bukankah kami beruntung?
Medengar pertanyaan yang tadi kulemparkan padanya. Rabell tersenyum ke arahku,
sekarang aku memperhatikan langkah kaki gadis bertubuh ramping seperti model, ia tersenyum ceria ke orang-orang yang di temuinya, dan juga terkadang menyambut uluran tangan orang itu. Uluran tangan yang mungkin memberinya selamat.
Oh sungguh! dia seperti malaikat...
Gadis berbalut gaun merah muda yang cantik dan bermotif indah itu kemudian mengambil wine yang di sodorkan oleh seorang pelayan yang memang bertugas untuk menyodorkan wine. Ia menyesap wine tersebut dengan elegan.
Astaga! aku tidak percaya bahwa ada gadis yang benar-benar.... mempesona sepertinya.
dan kemudian matanya yang cantik menangkap sosok Rabell yang melambaikan tangannya dari balik punggungku. Gadis itu menghentikan aksi menyesap winenya, dan kemudian berjalan layaknya model ke arah Rabell.
Aku menyenggol lengan Kak Rabell.
"Itu cewek yang tadi kan?" tanyaku. Ia mengangguk. Aku kembali memperhatikan langkah kaki gadis itu. Rambut coklat bergelombangnya bergerak ringan seirama dengan langkah kakinya, Highhells yang digunakannya tak sekalipun membuatnya terjatuh, seolah-olah ia benar-benar sering menggunakannya.
Riasan wajahnya tidak tebal atau menor, sederhana tapi benar-benar cocok baginya, dan gaunnya yang sedikit mengembang juga ikut bergerak seirama dengan langkah kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Season Of love [COMPLETED]
RomanceBerawal dari keinginan sang Kakek, Alveno Aresto, pria idaman seantero sekolah harus tinggal dan bertunangan dengan Isabell Kisaria, gadis biasa dan polos yang tidak dikenalnya. Hari-hari mereka lewati hingga perlahan menghapus masa lalu Alven yang...