Isabell's POV
"Zee... aku bakal tunangan sama si Alven" ucapku pada Zee melalui telepon. Gadis itu terkekeh.
"Wow... kau bakal nikah duluan dong!"
"Ini terlalu cepat" ucapku lirih tanpa peduli ucapan Zee.
"kalau gak cepat-cepat nanti Kak Alvennya diambil orang" balas Zee diujung sana.
Aku menghela napasku."hmm..Alven sudah lulus dari SMA,Zee dan... hanya menunggu hari, aku benar-benar akan bertunangan denganya" ucapku pada Zee.
Aku sudah mengatakan pada Zee tentang pertunanganku dengan Alven, dan.. tentu saja. Aku akan mengundangnya dan Crist dalam pesta itu, dan juga, Alven akan mengundang kedua temannya, Kak Reval dan Kak Hans.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di hari itu,Pesta itu pasti akan akan sangat ramai, entah kenapa tiba-tiba aku jadi gugup.
Semuanya sudah di persiapkan, pakaian yang akan kukenakan dihari tunanganku, dan tempat dilaksanakannya tunangan tersebut,waktunya dan, bahkan undangan sudah disebarkan ke tamu-tamu undangan yang mayoritas terdiri dari pihak keluarga, dan teman-teman akrab kakek.
Argh!
Aku pasti tidak akan bisa tidur di malam pertunangan itu..
"Zee..."
"Hem?" tanya Zee.
"Gimana rasanya kalau kau dan Crist bakalan tunangan?" tanyaku pada Zee. Zee tertawa. Oh ya! jadi selama beberapa bulan ini, aku dan Alven terus menggoda Zee dengan Crist, yang entah kenapa membuat mereka.... saling jatuh hati.
Aku dan Alven kayaknya adalah pasangan Cupid yang ngejodohin Crist dan Zee.
"pastinya aku bakalan seneng, karena bisa tunangan dengan pria yang kucintai, emangnya kenapa?"
"Aku gugup sekali".. "Eh Zee, sudah dulu ya"
Zee tertawa lagi, aku langsung memutuskan sambungan teleponku kepada Zee saat seseorang mengetuk pintu kamarku.
"Siapa?" tanyaku.
"Aku" ucap suara yang sudah khas di telingaku, aku langsung bangkit dari tempat tidur, dan membuka pintu.
Aku melihat seorang pria berambut coklat menatapku dengan aneh.
"Kenapa?" tanyaku padanya.
Ia tersenyum. "Cuma mau lihat, calon tunanganku" kata Alven.
Greekk..
Aku hanya diam, jantungku tiba-tiba berdetak lebih cepat, Alven tersenyum geli. Aku menunjuk kebelakang punggunya.
"Ven... ada...." kataku dengan sedikit nada dan ekspresi takut,
"Apaan?" tanyanya
Aku tidak memperdulikan pertanyaannya, karena penasaran dia menoleh kebelakang..
Braaakkk..
Kututup pintu kamarku, Di dalam aku terkekeh karena berhasil menipu Alven.
Tiba-tiba ponselku berbunyi.
Alven : bell keluar..
Isabell : Kenapa?
Alven : Keluar saja, darurat...
Aku menaikan sebelah alisku.
Isabell :Kasih tau ada apa..
Alven tidak membalas pesanku lagi. Aku mulai khawatir, apa yang sebenarnya terjadi, tidak ada lagi suaranya di depan, biasanya jika aku menutup pintuku dan dia ada di depannya ia akan membuat keributan, seperti menggedor-gedornya, dll.
KAMU SEDANG MEMBACA
Season Of love [COMPLETED]
RomanceBerawal dari keinginan sang Kakek, Alveno Aresto, pria idaman seantero sekolah harus tinggal dan bertunangan dengan Isabell Kisaria, gadis biasa dan polos yang tidak dikenalnya. Hari-hari mereka lewati hingga perlahan menghapus masa lalu Alven yang...