Empty Room

9.4K 428 2
                                    

Author's POV

seorang pria dengan seragam sekolahnya keluar dari mobil mewah miliknya, ia melangkah cepat ke arah pintu kursi penumpang tepat di sebelah tempatnya duduk, ia membuka pintu itu seperti seorang pangeran yang membukakan pintu untuk putrinya, dan..

seorang gadis dengan rambut hitam yang dibiarkan tergerai panjang di bawah bahunya keluar dari mobil itu.

gadis itu tersenyum ke arah pria berambut coklat itu, dan kemudian pria itu mengulurkan tangannya, gadis itu tanpa ragu menyambut uluran tangan itu,

Mereka berdua melangkah melewati koridor sekolah dengan tangan yang tergenggam satu sama lain.

Tak jarang pula mereka tersenyum berdua, bukan hanya itu... terkadang pria itu memainkan rambut hitam gadis itu, dan gadis itu terkadang menarik tas pria itu. Mereka benar-benar terlihat romantis.

Beberapa pasang mata melihat mereka dengan tatapan iri.

Iri karena gadis itu sangat beruntung, mendapatkan pria tampan dan... hebat seperti pria itu..

dan.. kebanyakan tatapan iri itu berasal dari siswi-siswi yang harus menerima kenyataan bahwa idola mereka sudah menjadi milik orang lain.

Tetapi.. ternyata tatapan iri itu tidak hanya keluar dari tatapan para siswi,. tetapi, juga dari seorang siswa yang sekarang menatap mereka dari lantai atas, dengan iri.

Tangannya digepalnya, rasanya ingin menonjok pria itu. Tetapi, tidak bisa.

sepasang kekasih itu sampai di depan kelas gadis itu, semua orang melihat mereka dengan heran.

Bagaimana mungkin mereka tidak heran?

Si idola yang tidak pernah dekat dengan gadis manapun, tiba-tiba membawa seorang gadis yang menurut mereka bukan bintang sekolah atau semacamnya, ia hanya berstatus sebagai pacar dan calon tunangan pria itu. She's just an ordinary girl..

"Belajar yang rajin!" ucap pria itu sambil mengacak rambut hitam gadis itu.

"Aduh rambutku jadi berantakan!" ucap gadis itu.

Pria itu terkekeh, lalu pergi meninggalkan gadis itu yang menatapnya dari belakang. Pria itu menoleh sekilas lalu melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.

Alven's POV

"gila..  kau benar-benar pacaran dengan Isabell?" Tanya Reval padaku.

Aku tersenyum ke arahnya, "Ya, terus?"

"Kau seriusan?...."

Aku menatap Reval.. "Iya, emang kenapa?.."

"Dia itu cuma gadis biasa"

Aku buru-buru menimpali "dan aku hanya pria biasa, so cocok kan?"

Reval langsung duduk di hadapanku.

"Kau benar-benar Aneh, Ven!.."

Aku menatap Reval bingung. "Aneh kenapa?"

"Kau melupakan Luna... dan sekarang bersama gadis itu"

Dengan santai kujawab. "Aku tidak aneh, masih waras, oh ya! mencintai gadis itu bukan hal yang aneh dan jangan mengungkit-ungkit tentang Luna...... dia hanya bagian dari masa laluku"

Aku langsung meninggalkan Reval yang mematung, mungkin tidak percaya dengan apa yang kukatakan. Lagian.. kenapa dia... jadi sewot? Kan aku yang pacaran? so kenapa dia harus ikut campur?

Saat aku keluar, aku bertemu dengan Isabell. Senyumanku langsung mengembang, begitupun dengannya.

"eh, sudah makan?" tanyaku padanya.

Season Of love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang