Thinking of you

8.6K 476 4
                                    

Isabell's POV

Ting. aku mendengar bel rumah berbunyi. Aku buru-buru melangkah ke pintu untuk membuka pintu.

Aku memutar perlahan knob pintu dan mendapati Crist berdiri di sana, ia membelakangiku.

"Crist" sapaku padanya.

Ia membalikkan tubuhnya, tersenyum lebar padaku. Sekolah sudah usai dua jam lalu, dan sekarang kenapa Crist datang ke sini?

Aku memperhatikan penampilan pria itu. Kemeja kotak-kotak birunya, dan jeans biru yang menurutku sangat matching. Oke.. dia terlihat lebih baik dengan penampilan itu.

"eh? ngapain ke sini?"

Ia tersenyum ke arahku. "Kau tidak membiarkan tamumu ini masuk?"

Aku tertawa. Aku lupa.hahha...

"Eh, iya, silahkan masuk"

AKu mempersilahkan Crist duduk di sofa yang terdapat di ruang tamu rumahku,  sedangkan aku ke dapur untuk mengambil teh menjamu tamuku. 

Saat aku kembali ke ruang tamu,  Aku meletakkan tehku di atas meja, tepat di depan tempat Crist duduk. Ia tersenyum ke arahku, dan menyesap teh itu.

mama sudah berada di sana. Lho? sejak kapan.

Mama tersenyum ke arahku.

"Ini temanmu bell? kok gak dikenalin sama mama?"

grek... nah aku harus menjawab apa.

"Eh... mama kan gak tertarik sama urusan anak muda" jawabku ringan. Mama tertawa.

"Tapi kalau masalah teman laki-lakimu mama sangat tertarik" gurau mama. Crist tertawa.

Ya iyalah mama sangat tertarik. secara aku kan gak pernah bawa cowok manapun ke rumah. dan Crist cowok pertama yang.... yah. yang datang ke rumahku, kayak pacar yang datang ke rumah pacarnya. Tapi tunggu. statusku bukan sebagai pacar Crist, tapi cuma teman. 

Sebenarnya Crist bukan cowok satu-satunya yang datang ke rumahku, karena Alven, dia bukan hanya datang, tapi juga,.. tinggal di sini.

Hah. lagi-lagi aku memikirkannya.

"Aish mama,"

Mama tertawa. "Oh ya, Alven di atas, kenapa gak sekalian ajak bicara barengan saja?"

Aku tertegun. Lagi-lagi tentang Alven.

"Dia lagi sibuk tuh ma" ucapku datar, mama pasti menyadari perubahan cara bicaraku.

Mama langsung bangkit dari tempat posisinya dan pergi dari ruang tamu, aku menatap Crist sejenak, ia tersenyum lebar ke arahku.

"Mamamu kayaknya suka banget tuh dengan Alven"

Aku tertawa. jelaslah. Alvenkan kayak penyihir,.. dia bisa membuat hati siapapun luluh dengan mudah.

Oke... kalimatku yang terakhir kita lewatkan saja. Apakah aku juga luluh karenanya? Aku sendiri tidak tahu.

"maybe..." ucapku datar.

Crist menatapku sekilas. "Aku mau mengajakmu ke restoran, mau?"

aku berpikir sejenak sebelum akhirnya mengiyakan ajakan Crist. "Tunggu aku harus siap-siap" 

Aku langsung melangkah ke kamarku untuk bersiap-siap, sedangkan Crist menungguku.

dan tahu apa yang terjadi?

aku bertemu lagi dengan Alven, sekarang suasana di antara kami menjadi semakin dingin. tidak ada dari kami yang mau memulai percakapan, entah karena marah, malu atau apa.

Season Of love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang