His Gift

8.1K 431 5
                                    

Alven's POV

Aku menyandarkan tubuhku di sisi mobilku, menunggu sosok Isabell lewat. Aku sudah berdiri di sana sekitar beberapa menit, tetapi tidak menemukan sosok gadis itu,

Apa sesuatu yang buruk terjadi padanya?

Aku memutuskan untuk melangkah ke kelasnya, tetapi aku tidak bertemu dengan siapapun. Kelas itu sudah kosong....

Aku mencari-cari sosok Isabell di setiap kelas, dan bahkan di belakang sekolah.

Tapi aku masih tidak bisa menemukannya, saat itu sekolah sudah mulai sepi.

Aku mulai khawatir.

Dimana sih dia??

Padahal hari ini hari ulang tahunnya? bukankah seharusnya kami pergi untuk bersenang-senang??...

Atau jangan-jangan dia sudah pulang?

Ya mungkin saja...

Saat aku hendak melangkahkan kakiku ke parkiran, aku mendengar dua orang berbicara tanpa sengaja di lorong dekat perpustakaan, yang jarang dikunjungi di jam pulang seperti ini, pembicaraan itu membuat aku menghentikan langkah kakiku.

samar-samar aku mendengar kedua orang itu berbicara.

Suara yang sangat kukenal..

Suara Crist... dan suara seorang gadis yang juga kukenal... suara Zee..

Diam-diam aku menguping.

"Aku sudah berhasil mengunci Isabell di ruang musik?"

Crist terkejut. "HAH? Gila!! apa tidak terlalu...."

Belum sempat Crist menyelesaikan kata-katanya, Zee buru-buru tertawa. "Cia elah, Crist aku cuma menguncinya bukan membunuhnya, kau tenang saja, dia tidak akan mati, dan sekarang yang harus kau lakukan adalah..."

"apa?"

Zee tersenyum sinis. "Kau harus berpura-pura menyelamatkannya, dan kemudian, dia akan... mengingat budimu.. dan.. hari ini kau bisa memintanya untuk berkencan denganmu sebagai tanda terima kasih"

"Menurutmu itu akan berhasil?"

Zee tertawa. "Tentu saja".

Jadi di ruang musik??..

Aku bergegas ke ruang musik, memang ruangan itu sepi...

aku tidak mendapati siapapun berdiri di sekitar sana.

AKu tidak menyangka kalau Zee.. dan Crist akan berbuat begini. Hanya karena Cinta.. ya,. karena Isabell tidak mencintai Crist..  itu tidak berarti bahwa pria itu harus melakukan hal seperti ini, kan?

"Isabelll!!" teriakku saat aku sudah sampai di ruang musik yang terkunci. 

Suaraku menggema cukup keras, karena tempat itu sangat sepi.

dari dulu ruang ini memang sangat sepi. dan jarang digunakan..

"Isabell!!" aku berteriak lagi....

tidak ada suara sejenak.. kemudian, ada suara yang sangat kukenal berasal dari ruangan tersebut, suara gadis itu terdengar serak seperti menangis.

"Alven...." ia berusaha berteriak agar aku mendengar suaranya.

"Kau tunggu di sana! aku akan menolongmu!"

ternyata suaraku  yang berteriak di dengar oleh Pak Harmes, penjaga sekolahku, 

"Eh, nak Alven, ada apa?"

kalau kalian tanya kenapa dia tau namaku? Aku yakin kalian sudah punya jawabannya.

"Itu pak. ada yang terkunci? eh bapak megang kunci ruang musik? pinjam dong pak!"

Season Of love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang