Isabell's Pov
seperti yang kakek katakan di hari pertemuan pertamaku dengan Alven... kami akan bertunangan 1 minggu kemudian, tetapi ini sudah lewat dari satu minggu. Awalnya kupikir kakek sudah melupakan rencana itu.. tetapi, hari ini ia datang .. dan kembali membicarakan hal tersebut.
"Maaf. kakek sudah bilang bahwa kalian akan ditunangkan satu minggu lagi, tapi, sepertinya kita harus mengundurnya, Jadi. kalian sudah siap?" tanya kakek sambil tersenyum ke arah kami. mama dan papa yang mendengar hal itu langsung tertawa.
Aku mengaga. "Hah??? siap? kek, Isabell kan masih SMA, terus kenapa ditunangin?" Tanyaku pada kakek. Kakek tertawa melihatku.
"Isabell.. isabell, kan kalian cuma tunangan bukannya menikah, kalau lama-lama ntar Alven dicuri gadis lain lho!" ucap kakek. Astaga!... ditunangin atau tidak, Alven tetap selalu jadi..... rebutan cewek-cewek...
So?? -_-
aku menatap Alven, ia tidak berkomentar dari tadi, hanya sibuk berkutik dengan pikirannya, hingga aku menyenggol lengannya dan membuatnya tertegun.
ia menatapku seolah bertanya "Apa?"
aku menatapnya tajam, entah bagaimana ia mengerti dan kemudian mulai berkomentar.
"Ya kek, mungkin kami masih terlalu muda untuk bertunangan"
Aku tersenyum puas, nah bagus!
"lah, memangnya mau ditunda sampai kapan?" tanya kakek, membuatku tertegun.. Yah! harapanku kakek akan membatalkannya, tapi kok cuma ditunda???.... Kayaknya memang keputusan mutlak dari kakek... sepertinya kakek benar-benar berharap aku dan Alven bertunangan. Mungkin menjadi pasangan suami istri... Aaa.. tidak-tidak.. kakek tidak boleh berharap hal itu terjadi...
Aku menatap Alven..
"Sampai aku lulus" ucapnya, kalimat yang membuatku terkejut... astaga! bisa-bisanya dia bilang begitu.. bisa-bisanya....
aku spontan langsung menoleh dan menatapnya tajam. kakek tersenyum lebar ke arahku.
"Bagus! Kakek akan tunggu sampai Alven lulus! saat itu.. Isabell. bertunanganlah dengannya" ucap kakek sambil tersenyum puas, begitupun mama dan papa, serta Bryan yang tertawa, melhat hal tersebut.... sepertinya mereka benar-benar... menyukain Alven.
Apa????
setelah berbincang-bincang beberapa jam, kakek meningalkan rumah kami, dan aku membantu mama membereskan ruang tamu yang dipenuhi dengan makanan, aku menatap Alven yang ikut membantuku.
"Apa? kenapa kau menatapku begitu?" tanyanya dengan ekspresi takut.
"Kau..." aku menunjuk wajahnya dengan jari telunjukku. Alven menatapku meminta jawaban. "kenapa kau bilang akan bertunangan denganku setelah lulus?"
"Eh, bukannya lebih baik daripada sekarang?" ucapnya acuh tak acuh dan entah kenapa tiba-tiba ada seulas senyuman di wajahnya.
"Atau... kau mungkin sudah tidak sabar bertunangan denganku?"
Sial! dia sukses membuatku merona lagi.. benar-benar memalukan. Setelah melihat ekspresi wajahku, Alven tertawa dan kemudian meninggalkanku yang mematung.
Aku lupa kalau terkadang ia bisa menajadi sangat menyebalkan...
Aish! tetapi.. ada kalanya ia... bersikap hangat seperti pria sejati.
dan... disaat itu.. ia membiarkanku menangis dipelukannya dan membuatku mejadi lebih baik.
Astaga! kenapa aku malah memikirkan hari itu??.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Season Of love [COMPLETED]
RomanceBerawal dari keinginan sang Kakek, Alveno Aresto, pria idaman seantero sekolah harus tinggal dan bertunangan dengan Isabell Kisaria, gadis biasa dan polos yang tidak dikenalnya. Hari-hari mereka lewati hingga perlahan menghapus masa lalu Alven yang...