Isabell's POV
aku merasa rintik-rintik hujan tidak membasahiku lagi.
apa hujan sudah berhenti? pikirku
Tidak disangka... bukannya hujan yang berhenti tapi jantungku yang tiba-tiba menjadi tidak normal.
dan kalian pasti sudah bisa menebaknya. penyebab dari jantungku yang abnormal ini adalah Alven.
sekarang pria tinggi, berbalut pakaian sekolah itu berdiri di hadapanku sambil memegang payung yang tadi kusingkirkan, tadi aku membiarkan rintik hujan membasahiku, sama halnya seperti air mataku yang membasahi wajahku.
Oke. Aku pasti berhalusinasi. Mana mungkin Alven datang hanya karena aku menangisinya?
ini karena aku terlalu banyak memikirkannya jadi... aku melihatnya.. ini cuma bayangankukan??.... ataukah bagian dari mimpiku?
Aku memejamkan mataku lalu membukanya perlahan.
Alven masih di sana, ia memincingkan matanya menatapku penuh selidik.
sekarang aku mencubit tanganku.. ini nyata.. Alven di hadapanku.
Ia tersenyum ke arahku sambil memiringkan sedikit kepalanya.
Alven... dia benar-benar di sana...
mataku memblakblak. seketika itu jantungku berdetak lebih keras, sampai-sampai aku takut Alven menyadarinya.
"Alven..." ucapku pelan.
perlahan aku bangkit dari tempatku duduk
Alven mundur selangkah dari posisinya tadi.
Aku spontan langsung mendekat ke arahnya dan memeluk Alven erat-erat.
mungkin ia heran dengan aksiku, ia spontan menjatuhkan payung yang dari tadi ia pegang. Dan sekarang payung itu tergeletak di samping kami.
dan kami berdua kehujanan.
"Isabell" ucapnya penuh heran.
"Kau bodohl. Ven... ALVEN BODOH!!!" ucapku padanya sambil memukul tubuhnya bertubi-tubi.. sakit? rasain tuh Alven. habis, siapa yang nyuruh dia bikin orang khawatir? tanpa sadar aku menangis.
"Eh?" perlahan ia meletakan tangannya di atas rambutku dan membalas pelukanku.
"Kenapa kau pergi sampai malam begini!!! seharusnya kau PULANG LEBIH CEPAT. jadi kami tidak perlu mengkhawatirkanmu"
Alven tertawa. "Jadi kau mengkhawatirkanku?"
Aku langsung merenggangkan pelukanku dan menatapnya sinis. bisa-bisanya dia tertawa saat aku marah-marah tidak jelas karena mengkhawatirkannya .
"eh. kenapa ketawa? apanya yang lucu? aku lagi marah tau." Aku memasang raut wajah heran sekaligus cemberut.
Ia tersenyum menatapku, dan kemudian memelukku erat.
" wajahmu lucu banget tuh. hahah oh ya. kalau mau marah jangan bilang-bilang dong!. kan gak seru"
kali ini bukan aku yang merenggangkan pelukanku, tapi dia. lalu, ia menatapku sekilas dengan tatapan aneh yang tidak bisa kupahami.
"Kau benar-benar mencintai Crist?" tanyanya lirih.
Kenapa tiba-tiba pertanyaan itu keluar dari mulutnya? Apakah benar apa yang Bryan bilang? Aku langsung melepaskan pelukanku, dan berada satu langkah di depan Alven.
Aku tersenyum "Kau cemburu?" tanyaku sambil melihatnya dengan tatapan jahil.
Alven langsung melepaskan pelukannya dan salah tingkah. hm. bisa bayangin gimana ekspresi Alven yang salah tingkah? cowok populer yang terkenal tenang dan pandai menyembunyikan perasaannya ini, ternyata Sekarang sukses kubuat salah tingkah. Yessss..... hebat!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Season Of love [COMPLETED]
RomanceBerawal dari keinginan sang Kakek, Alveno Aresto, pria idaman seantero sekolah harus tinggal dan bertunangan dengan Isabell Kisaria, gadis biasa dan polos yang tidak dikenalnya. Hari-hari mereka lewati hingga perlahan menghapus masa lalu Alven yang...