Author's POV
"kita mau kemana sih kak?" tanya Bryan pada Alven. Alven tersenyum, ia menatap Bryan sekilas.
"ehmh.. baiklah, hari ini kau yang memutuskan!"
"aku?"
"iya, hari ini kau jadi tour guide kakak"
Bryan tertawa. "Emhh.. baiklah kalau begitu, ayo kita ke... cafe di sebelah sekolah kak Isabell"
"Cafe itu? ohh... Cherry Cafe?"
Bryan mengangguk.
"Baiklah, let's go" ucap Alven dengan wajah berseri-seri.
Bryan tidak tahu ada apa. Tapi, tiba-tiba Alven mengajaknya pergi, ini adalah pertama kalinya ia pergi dengan Alven,
Alven's POV
aku hanya memperhatikan Bryan, dia makana ice creamnya dengan lahap. sama seperti Isabell di hari itu..
mereka berdua benar-benar mirip.Tapi, ya kuakui mereka berdua adalah orang yang sangat lucu.
"Lho! dari tadi kakak tidak pesan apa-apa?"
Aku menggeleng. "Oh ya!, kapan tanggal ulang tahun isabell?" tanyaku pada Bryan. Ia berhenti makan.
"Jangan bilang... kakak mau ngasih suprise ya ke kak Isabell?"
"Heh? .. cuma nanya doang!"
Bryan menaikkan sebelah alisnya. "Beneran? tapi kalo mau ngasih Suprise juga gak ada yang ngelarang. selama ini gak ada yang ngasih kak Isabell suprise. aku jadi prihatin" ucap Bryan.
Eleh.. nih anak jadi sok dramatis.
aku tertawa.
"jadi, kapan ulang tahunnya?"
"Sebentar lagi"
"kapan?" aku jadi semakin penasaran.
"tanggal 5 mei"
"Isabell sukanya apa?"
Bryan tertawa. "dia mah sukanya tidur"
Aku juga tertawa geli.
"Kak Isabell sukanya boneka. tapi, bonekanya sudah banyak,"
"Boneka ya?? emhh"
"Kak Isabell suka coklat, apa lagi kalau kue coklat, pasti habis dilahapnya"
Bryan masih berbicara panjang lebar. Haha.. tidak sia-sia aku mengajaknya, untuk mengetahui tentang isabell...
"Apa lagi yang kau ketahui tentang Isabell?"
"Oh ya! kalau dia sedih, dia suka menyendiri di dekat kolam yang ada di rumah kami, kadang melempar batu sendiri" ucap Bryan.
Oh ya.. aku teringat hari itu, dia menangis saat aku memergokinya di dekat kolam.
"terus?"
Bryan menatapku. "Terus.. kakak suka gak dengan kak Isabell?"
hah?,,,
suka?
tidak pernah terpikir olehku. yang tahu aku hanya ingin bersikap baik pada gadis itu. Entah karena merasa hutang budi, karena dia adalah calon tunangannya atau karena dia menyukai gadis itu. Well, itu tidak penting, yang penting adalah...
Bagaimana caranya gadis itu tidak menghindarinya??
belum sempat aku menjawab pertanyaan itu. Bryan buru-buru mengucapkan sesuatu sambil memegang sendok ice creamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Season Of love [COMPLETED]
RomanceBerawal dari keinginan sang Kakek, Alveno Aresto, pria idaman seantero sekolah harus tinggal dan bertunangan dengan Isabell Kisaria, gadis biasa dan polos yang tidak dikenalnya. Hari-hari mereka lewati hingga perlahan menghapus masa lalu Alven yang...