Author's POV
Semenjak Alven mengangkat telepon dari Crist, Isabell dan Crist tidak berhubungan akrab lagi, entah apa yang terjadi, mungkin Crist-pun ingin move on, seperti yang dikatakan Alven.
Zee dan Isabellpun tak lagi berbicara banyak, Isabell lebih sering menghabiskan waktunya bersama Alven atau beberapa teman Alven lainnya dan teman kelasnya yang lain, tidak lagi bersama Zee ataupun Crist.
Entah siapa yang menjauh, Isabell atau Crist atau Zee, yang jelas mereka tidak lagi menjadi akrab, kalau bertemupun Zee tidak memberinya senyum, berbeda dengan Crist yang masih tersenyum ke arahnya tapi hanya di balas dengan raut wajah datar dan senyum samar.
Semuanya sudah berubah...
Isabell tak mau pusing, ia hanya akan peduli dengan orang yang memperdulikannya bukan pada orang yang menghianatinya, dan.. berusaha menghancurkan hubungannya.
Sejak saat itu pula, Zee dan Crist sepertinya sudah menyerah, mereka tidak lagi mengganggu Isabell dan Crist. .. Membuat Isabell dan Alven mengira bahwa mereka sudah menyerah.
Tapi mereka salah... mereka berdua pasti punya rencana besar, yang mungkin akan benar-benar membuat salah satu dari mereka harus menerima kenyataan pahit...
This's not right timing
Alven's POV
Ujian sekolah telah berakhir, liburan yang kuhabiskan bersama Isabell dan keluarganyapun telah berakhir, dan sekarang aku sudah resmi menjadi siswa kelas 12, itu berarti, sebentar lagi aku dan Isabellpun akan bertunangan.
Dalam waktu yang singkat ini kami bisa mengenal satu sama lain dengan baik.
Tapi bukan berarti kami tidak pernah bertengkar, tentu saja sering.
Tapi,., yang terpenting, pada akhirnya kami akan menjadi akrab lagi.
Setelah pembicaraanku dengan Crist malam itu, pria itu tidak pernah lagi mendekati Isabell, entahlah.. Aku sendiri merasa janggal.
Dan, kami tidak pernah berbicara dengan baik lagi di club basket, dan bahkan beberapa minggu belakangan ini dia memutuskan untuk tidak datang ke club lagi.
Saat aku mengiring bola basket ke ring, Reval yang menghadangku langsung tersenyum lebar sambil melirik sekilas ke arah isabell yang duduk di sisi lapangan.
"Tuh, pacarmu datang"
"Mana?" tanyaku padanya.
Ia tertawa lalu mengalihkan pandangannya ke arah Isabell. Aku tersenyum lebar ke arah gadis itu yang melambaikan tangannya ke arahku. Senyuman yang membuatku luluh.
Greekk..
Reval berhasil merebut bola yang dari tadi di kuasai olehku.
Sial! Hans menertawaiku.
"Jatuh cinta membuat skill Alven low" teriak Hans.
Aku menatapnya tajam, ia tertawa. Lalu tanpa memperdulikan mereka yang terkekeh aku berlari kecil ke arah Isabell.
Saat melihatku senyumannya langsung mengembang.
"Sudah lama nunggu?" tanyaku
Ia menggeleng. Aku melihat tatapan iri dari gadis-gadis di sekitarnya. Sudah lama berita tentang aku dan Isabell yang pacaran tersebar, seperti yang kukatakan, tidak ada lagi gadis yang berani menarik perhatianku.
I'm not single anymore...
Aku melirik kotak makan yang dipangku oleh Isabell dan langsung duduk di sebelahnya, tanpa malu aku merebut kotak makanan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Season Of love [COMPLETED]
RomanceBerawal dari keinginan sang Kakek, Alveno Aresto, pria idaman seantero sekolah harus tinggal dan bertunangan dengan Isabell Kisaria, gadis biasa dan polos yang tidak dikenalnya. Hari-hari mereka lewati hingga perlahan menghapus masa lalu Alven yang...