_Brandon POV_
Hoaaaahm!!!
Baru saja aku terbangun di hari Minggu saat matahari saja masih malu untuk memunculkan sinarnya. Biasanya Minggu adalah hari tidur nasional saat aku libur latihan tapi kali ini adalah pengecualian. Semua itu karena Bianca Tilda Martinez, yang berjanji akan mengunjungiku pagi ini. Kurasa kalimat mengunjungi harus kuralat, karena kedatangannya kesini sama artinya dengan penyerahan. Dan aku sudah tidak sabar untuk hal itu.
Aku tersenyum mengingat betapa konyolnya aku jika memikirkan Bi, itulah panggilan sayangku padanya. Dan sayang sekali lagi karena sampai saat ini aku belum mendapat kejelasan tentang hubungan kami.
Sering kali aku memberikan kode keras kepada Bianca, mengumpankan diri dan pernah dua kali aku mengutarakan langsung keinginanku untuk menjalin hubungan dengannya. Hanya sebuah senyuman yang kudapat, terkadang Bianca juga menampakkan mata sendunya padaku saat dirinya tak pernah bisa menjawab semua isyaratku.
Bodohnya aku tak pernah mengetahui alasannya selama ini menolak untuk menjalin sebuah komitmen. Hanya karena aku melihat tatapan berbinar di mata Bianca ketika berhadapan denganku sama persis dengan tatapan yang diberikan mama kepada papa, disitulah aku memutuskan untuk bertahan.
Lagipula jika orang melihat kearah kami pasti akan mengira jika kami adalah sepasang kekasih yang serasi dan saling mencintai. Tentu saja serasi, terlihat jelas dari ketampanan yang kumiliki dan cantiknya Bianca layaknya wanita latin pada umumnya. Aku tersenyum lebar mengingat betapa percaya dirinya aku.
"Aaaarghhh!!!" teriakku frustasi kemudian sambil mengacak rambutku yang mulai memanjang yang aku tahu pasti akan memancing protes dari mulut pedas Bianca.
Bagaimana tidak frustasi, aku Brandon Mills playboy kampus tapi memiliki nasib yang kurang beruntung dengan cinta. Oke, mungkin aku beruntung bisa mencintai Bianca dan sepertinya wanita itu memiliki rasa yang sama, namun dia selalu menggantungku. Padahal banyak sekali formulir pendaftaran diri untuk menjadi pacarku dari beberapa teman wanitaku. Lupakan sejenak tentang pesona Galang, si playboy coro salah satu pesaing kuat dalam menarik perhatian wanita. Dan betapa murahannya diriku di hadapan Bianca dengan hanya berbekal cake atau cookies coklat maka aku tak bisa lagi marah padanya.
Aku melirik jam dinding dan segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri kemudian membersihkan rumah agar tidak mendapat amukan Bianca yang sangat anti kotor itu. Apakah aku belum cerita, selama kuliah aku menempati rumah kecil dengan dua kamar tidur dan garasi yang cukup untuk memuat 2 motor besar. Tapi sayang sekali hanya satu buah motor CBR dan sepeda kayuh saja yang mengisinya.
Rumah ini dan juga mobil adalah hadiah dari papa karena aku berhasil masuk Fakultas Ekonomi sesuai keinginannya. Padahal keinginan terbesarku bisa masuk Fakultas Teknik, sedikit melenceng memang aku yang notabene anak IPA malah dianjurkan untuk masuk fakultas berbasis sosial. Tujuannya jelas untuk melanjutkan usaha papa dibidang percetakan dan Tuhan pun membantu dengan jalan yang tidak kusangka sebelumnya.
Universitas ini cukup terkenal dengan bakat mahasiswanya di bidang olahraga basket, nama-nama besar penghuni tim papan atas Indonesia banyak yang berasal dari sini. Fakultas Ekonomi setiap tahunnya selalu mengadakan seleksi penerimaan siswa baru dari jalur undangan khusus bagi mereka yang memiliki bakat di bidang basket.
Dilema memang, aku ingin melanjutkan olahraga yang sudah ku tekuni semenjak kelas 5 SD ini, namun aku juga ingin menjadi bagian dari Fakultas Tekniknya yang cukup punya nama bagus di Indonesia. Sekali lagi karena campur tangan Tuhan demi membahagiakan keluargaku, aku memilih Ekonomi untuk membuat bangga papa sekaligus melanjutkan karir basketku.
Namun semakin kesini papa seperti memberi perlawanan atas prestasi basket yang kuraih, dengan menyuruhku berhenti. Padahal jelas tertulis dalam kontrak saat aku masuk FE, basketku harus terus berjalan setidaknya sampai pada semester 6. Itu artinya masih ada waktu 6 bulan tersisa atau satu semester untuk menyelesaikan kontrak menjadi pemain basket di FE dan tim universitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buzzer Beater [END]
ChickLit[SINOPSIS] - Terbiasa bersama sejak kecil membuat rasa sayang antara Brandon dan Bianca tumbuh menjadi benih-benih cinta. Sayangnya kebersamaan itu tidak bisa begitu saja terjalin akibat banyaknya perbedaan pemikiran dan sebuah trauma. Hampir setiap...