_Author POV_
Lima seri Liga Basket Indonesia telah usai dan kini fase knockout telah mencapai babak semifinal. Sesuai prediksi banyak pihak, empat tim yang mendapat julukan Big Four berhasil menyingkirkan lawannya dan saling bunuh disini. Jakarta Heroes keluar sebagai juara series disusul runner upnya Mahardika Jaya. Sedangkan Galaxy Knight mengalami penurunan performa dan menjadi tim paling akhir yang masuk semifinal setelah Garuda Muda.
Sebagai tim pertama yang masuk semifinal, Jakarta Heroes mendapat keistimewaan dengan jatah libur istirahat lebih panjang serta menghadapi tim paling lemah yaitu Galaxy Knight. Sekalipun Galaxy tidak bisa dikatakan lemah dengan materi pemain yang cukup bagus. Hanya karena performa buruk di akhir series maka julukan tersebut disematkan pada Galaxy. Sedangkan Mahardika Jaya dan Garuda Muda yang memiliki "keakraban" dalam proses jual beli pemain harus saling bunuh demi merebut tiket final.
Persiapan semifinal dimanfaatkan betul oleh staf dan para pemain untuk menyegarkan badan dan pikiran agar saat kembali dengan rutinitas bisa lebih segar. Seperti yang dilakukan oleh Jakarta Heroes. Setelah seri terakhir di Bali, mereka memundurkan jadwal kepulangan mereka ke Jakarta dan menambah sekitar 3-4 hari untuk menikmati pulau Bali.
Istimewanya mereka diperbolehkan untuk mengundang keluarga bagi yang sudah menikah termasuk anak-anaknya. Istri dan 2 anak menjadi tanggung jawab manajemen Heroes selebihnya menjadi tanggungan pribadi, hal ini sebagai penghargaan kepada pemain dan staff karena mendapatkan rekor bagus tahun ini berhasil menjadi juara series tanpa kekalahan. Sedangkan untuk mereka yang masih lajang diperbolehkan untuk mengundang kekasihnya dengan catatan tidak diperkenankan menginap dalam satu kamar. Meskipun begitu masih saja ada yang melanggar, namun mereka siap dengan hukuman denda berupa uang sebesar tiga juta per hari nya.
Brandon yang masuk kategori lajang memanfaatkan betul kesempatan ini dengan mengundang teman dekat wanitanya, yah Dea Atmaja. Setelah perbincangan ringan atau yang dinamakan oleh Dea privat interview pertama mereka, keduanya semakin akrab. Beberapa kali mereka terlihat jalan bersama selepas Brandon latihan. Pemberitaan mengenai keduanya semakin santer terdengar. Namun Brandon dan juga Dea tidak sedikitpun menghiraukan dan tetap menjalankan hubungan mereka seperti sekarang.
Tok tok tok
Ketukan terdengar pada pintu nomor 115, namun si pemilik kamar belum juga menampakkan batang hidungnya untuk menyambut wanita cantik yang menanti di depan pintu. Dea merogoh tasnya untuk mencari handphone demi menghubungi si pemilik kamar, belum sempat menghidupkan layar smartphone nya sebuah kalimat hangat terdengar menyapa kupingnya.
"Dea..."
Perhatian Dea sepenuhnya teralihkan pada suara pria tersebut, dengan senyum terukir Dea menyambut sapaan tersebut tak lupa sebuah pelukan hangat untuk keduanya.
"Leoooon, hey...!!"
"Target baru, huh?" tanya Leon dengan satu kedipan mata yang mengundang tawa geli dari Dea.
"Oh, shut up!" hardik Dea dengan melotot namun tetap tak bisa menyembunyikan senyumnya.
"Hey, aku masih lebih tampan darinya," bisik Leon yang tentu saja langsung mendapat pukulan keras di lengannya oleh Dea
"Daddy.."
"Ehm.." suara panggilan dan nada sela yang hampir bersamaan ini sedikit menghancurkan momen antara Dea dan juga Leon.
"Christine..." sapa Dea yang langsung menghambur ke pelukan wanita berperawakan mungil tanpa menghiraukan kembali keberadaan Leon.
Kedua wanita tersebut langsung terlibat perbincangan seru, sedangkan Leon mengangkat gadis kecil bertubuh sedikit gembul yang tadi memanggilnya Daddy dan menghampiri kedua wanita tersebut. Christine segera menolehkan kepalanya kearah Leon, menatapnya tajam yang membuat Leon hanya bisa tersenyum salah tingkah. Sedangkan Dea hanya bisa menjulurkan lidahnya melihat interaksi keluarga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buzzer Beater [END]
ChickLit[SINOPSIS] - Terbiasa bersama sejak kecil membuat rasa sayang antara Brandon dan Bianca tumbuh menjadi benih-benih cinta. Sayangnya kebersamaan itu tidak bisa begitu saja terjalin akibat banyaknya perbedaan pemikiran dan sebuah trauma. Hampir setiap...