_Author POV_
Alarm ponsel Brandon berbunyi nyaring yang menandakan dia harus segera bangun dari tidur indahnya hari itu. Mengerjapkan mata sejenak dan tersadar jika dirinya tidak sendiri, karena sesosok wanita yang masih terlelap memunggunginya. Brandon segera bangun dan mematikan alarm ponselnya sebelum mengganggu kenyamanan tidur Dea.
Setelah mendapatkan apa yang dicarinya, Brandon kembali duduk di ranjang sambil menyandarkan dirinya. Membetulkan sedikit letak selimut Dea dan mulai mengecek ponselnya yang dipenuhi dengan deretan pesan serta notofikasi. Satu persatu pesan itu dibukanya dan Brandon mendapati nomor asing dengan kode +49. Brandon bukan orang yang memiliki kecerdasan tinggi yang bisa menghafal kode telepon dari berbagai negara. Mencoba untuk membukanya dan dia langsung tahu dari siapa dan kode negara mana yang terpampang di ponselnya.
Pemilik nomor itu adalah Bianca dan kemungkinan besar kode itu adalah kode nomor Jerman. Wanita yang masih menempati hati Brandon itu berbasa-basi menanyakan kabarnya dan mengatakan jika menonton pertandingannya melalui live streaming. Bianca juga menyampaikan kalimat dukungan atas kekalahan pertama yang di dapat Brandon kemarin. Lelaki itu terdiam dan bingung untuk menjawab, padahal kalimat sederhana seperti terima kasih saja rasanya sudah cukup.
Ketermanguan Brandon teralihkan saat merasakan tubuh wanita yang menghangatkan ranjangnya semalam menggeliat. Dea berbalik menghadap Brandon dan mengerjapkan matanya kemudian mengusap wajahnya dan tersenyum kea rah lelaki yang memandangnya intens itu.
"Pagiii," sapa Dea dengan suara khas bangun tidur.
"Masih gelap, kamu tidur lagi aja nggak apa-apa. Aku siap-siap jogging dulu ya," ucap Brandon sambil mengecup bibir Dea.
Wanita itu kembali bergelung nyaman dan menaikkan selimutnya hingga sebatas leher. Kembali memejamkan matanya meninggalkan Brandon yang kini masih setia menatap ponselnya tanpa berani mengetikkan apapun. Memberanikan diri, Brandon menarik nafas panjang dan menuliskan kalimat singkat.
Brandon Mills: Hai Bi. Thanks ya..
Brandon Mills: Aku baik. Kamu apa kabar di sana?
Hanya dua kalimat itu dan Brandon langsung mengunci layar ponselnya kemudian bergegas ke kamar mandi untuk bersiap diri. Sebelum meninggalkan kamarnya dan bergabung dengan rekan-rekannyan untuk latihan pagi, Brandon menyempatkan untuk mengecup kening Dea.
Mendapat kecupan itu Dea makin menyamankan posisi tidurnya, entah dia sadar atau tidak namun sudut bibirnya tertarik membuat Brandon mau tidak mau ikut tersenyum. Lelaki itu pun melangkahkan kakinya dengan ringan dan menyambut paginya dengan siulan bahagia.
***
"Pagi. Hm, wangi banget kamu," ujar Brandon saat baru saja masuk kamarnya dan mendapati Dea yang duduk di ranjang masih menggunakan bajunya dengan wajah yang lebih segar.
"Modus ya. Kamu masih keringetan beraninya pakai nempel begini," cela Dea membuat Brandon terkikik.
Brandon semakin mengeratkan pelukan dan mengecupi bagian leher Dea membuat wanita itu mendesah pasrah.
"Brandon, lepas ih," ucapnya mencoba menjauhkan tubuh lelaki yang masih menempel padanya itu.
"Biar sekalian mandinya. Kamu kemarin kan bilang gitu," Brandon makin gencar memberikan kecupan pada Dea dan kini malah membaringkan tubuh wanita itu.
Saat Dea akan mengatakan sesuatu, Brandon langsung membungkam mulut Dea dengan bibirnya dan terjadilah pergulatan panas seperti semalam. Setelah mendapat pelepasannya, Brandon telentang di ranjangnya dan terkikik melihat Dea yang mengerucut sebal sambil memandangnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buzzer Beater [END]
ChickLit[SINOPSIS] - Terbiasa bersama sejak kecil membuat rasa sayang antara Brandon dan Bianca tumbuh menjadi benih-benih cinta. Sayangnya kebersamaan itu tidak bisa begitu saja terjalin akibat banyaknya perbedaan pemikiran dan sebuah trauma. Hampir setiap...