_Author POV_
Hampir satu tahun semenjak kejadian Bianca dan Brandon kehilangan Angel. Keluarga mereka terlihat makin solid dan untuk mengalihkan kesedihan, Brandon kerap mengajak Bianca liburan. Biasanya setelah melaksanakan pertandingan di sekitaran Asia, sejoli ini selalu menambah satu atau dua hari untuk liburan mereka sendiri.
Kebetulan pertandingan Brandon digelar pada hari Jumat, sehingga mereka bisa menikmati liburan di Singapura satu hari di hari Sabtu. Brandon tidak ingin mengambil resiko sehingga membuat Bianca kelelahan, jadi mereka sepakat untuk pulang Minggu agar memiliki waktu istirahat sebelum bekerja pada hari Senin.
Banyak yang mencibir saat Brandon tidak bertindak tegas untuk meminta Bianca berhenti dari pekerjaannya. Padahal secara materi lelaki itu lebih dari mampu menghidupi Bianca dari gajinya sebagai pemain, bintang iklan dan perusahaannya sendiri. Sedari awal memang Brandon berjanji untuk tidak memaksakan kehendaknya pada Bianca, terlebih wanita itu sejak kecil memang tidak bisa berdiam diri.
Namun kesabaran Brandon itu rupanya membuahkan hasil. Tanpa diminta, Bianca memiliki inisiatif untuk berhenti dari pekerjaannya. Wanita itu ingin lebih fokus untuk masa penyembuhan dan kembali merencanakan program kehamilan.
"Sayang, sini deh," panggil Bianca saat Brandon selesai membersihkan diri untuk mendekat padanya yang bersandar di kepala ranjang.
Keduanya baru saja tiba dari Singapura dank arena gerah, mereka langsung membersihkan diri bersama. Bianca yang selesai terlebih dahulu menunggu Brandon di ranjang karena ingin menyampaikan sesuatu.
"Apa...? Kamu wangi banget sih yang," jawab Brandon sambil mendekap erat istrinya dan mengendusi bagian leher Bianca yang menjadi favoritnya.
Bianca jelas tidak akan pernah menolak dengan tindakan Brandon yang satu ini karena dia juga menikmatinya. Jadi, wanita itu hanya bisa tergelak dengan sesekali menghindar karena merasa geli.
"Lepas dulu yang, aku mau ngomong," ucap Bianca sembari mencoba lepas dari dekapan Brandon.
"Bibir kamu kan yang ngomong, jadi nggak masalah kalau aku gini," Brandon masih mengendusi leher Bianca dan makin mengeratkan pelukan.
"Oke... oke. Yaampun geli, yang," Bianca masih terkikik karena ciuman Brandon makin intens.
Wanita itu tahu apa yang diinginkan suaminya dan sebenarnya dia tidak ingin menolak. Namun Bianca memiliki kabar yang harus segera disampaikan.
"Bentar, aku ngomong dulu baru kita lanjutin," ucapnya membuat Brandon tersenyum nakal dan mencuri kecupan pda bibir Bianca.
"Yaudah sini. Mau ngomong apa?" Brandon menarik Bianca untuk bersandar di dadanya.
"Rencananya akhir tahun ini aku bakal ajuin resign. Sekalian nunggu bonusnya cair dulu yang," tutur Bianca sambil menoleh untuk melihat reaksi Brandon.
"Yakin? Udah dipikirin mateng kalau mau resign?" tanya Brandon dan Bianca mengangguk antusias.
"Kok kamu kayak biasa aja nggak ngerasa surprise?" heran Bianca.
"Juju, aku seneng kamu punya pemikiran mau resign. Tapi aku nggak mau kamu ngerasa terpaksa dan takutnya nanti kamu malah bosen kalau di rumah nggak ada kerjaan," terang Brandon.
"Aku masih ambil job freelance kok yang nggak terlalu nyita waktu dan harus stand by di kantor. Aku nggak mau kamu sakit kayak dulu lagi," ucapan Bianca membuat Brandon mengernyit.
"Bukan salah kamu juga kali yang aku drop. Emang pas lagi kecapaian aja itu," Brandon mengalihkan supaya Bianca tidak lagi merasa bersalah.
"Karena aku yang nggak perhatian sama pola makan kamu juga. Lagipula, kalau aku udah resign juga enak kalau ikut kamu ke luar, bebasss," kata Bianca dengan nada girang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buzzer Beater [END]
ChickLit[SINOPSIS] - Terbiasa bersama sejak kecil membuat rasa sayang antara Brandon dan Bianca tumbuh menjadi benih-benih cinta. Sayangnya kebersamaan itu tidak bisa begitu saja terjalin akibat banyaknya perbedaan pemikiran dan sebuah trauma. Hampir setiap...